twenty three

7.5K 651 20
                                    

"Tuan, kau tau tidak? Alena mengajarkan aku cara membuat makanan kesukaanmu. Katanya aku harus bisa memasak makanan kesukaanmu saat kau pergi berbisnis dan membawaku juga."

"Tadi Alena...."

"Alena sudah aku anggap seperti Kakak perempuanku Tuan. Aku anak pertama dan ternyata...."

"Aku tidak terlalu kesepian karena Alena, Barsha dan Clara selalu menghiburku...."

"Tadi Alena memberitahu aku sebuah lelucon hingga aku hampir buang angin karena ucapannya. Kau ingin mendengarnya tidak?"

"Semarah apapun kau kepada teman-temanku. Jangan menyakitinya ya, atau aku akan marah."

Samar-samar ingatan tentang Irene yang berbicara antusias mulai berputar-putar putar di kepala Michael. Wajah lucu itu meminta kepadanya jangan pernah menyakiti orang yang membuat kesalahan kecil.

Michael melepas pistol di tangannya. Dia langsung pergi begitu saja dari ruangan tersebut. Dia pergi ke taman yang sering menjadi tempat Irene menunggu kedatangannya.

Dean yang paham kondisi, dia meminta para pelayan tidak menganggu Michael untuk sementara waktu. Ia mengusir para pelayan menjauhi tempat Michael menghabiskan waktu.

Michael melepas jas yang melekat di tubuhnya. Dia menundukkan kepala dan menutup wajah dengan tangannya. "Kau meninggalkanku."

"Sama seperti Ibu dan Ayahku." tubuhnya naik turun mengatur napas. "Aku kira perasaanku mulai berbalas."

Michael masih berdiam di tempat yang sama. "Kemana lagi aku harus pulang, Sweety?"

Perasaan yang lama dia pendam keluar begitu saja. Tetes demi tetes air mulai membanjiri wajah tampan itu, tangisnya kian keras menyadari bahwa dia kembali sendirian di kehidupannya, dia merasa rumahnya menghilang.

Baru sebentar rasa sunyi di hidupnya hilang, apa sekarang kini dia harus merasakan hal itu lagi?

"Sebegitu layaknya aku ditinggalkan?"

Dari kecil dirinya dituntut sempurna dalam segala hal, tidak boleh menangis, tidak boleh dikalahkan siapapun apalagi mudah dihancurkan. Tidak ada perhatian, tidak ada telinga untuk mendengar keluh kesahnya dan tidak ada senyum manis yang menyambut keberhasilannya. Tidak ada yang membuatnya semangat menyambut hari esok.

Tak sekalipun dia pernah mendengar kalimat "Kau hebat sudah menjalani hari ini dengan baik." atau "Kau tau betapa kerennya kau mendapatkan proyek ini? Sangaaaattt kereennnn." tapi Irene melakukannya. Hanya apresiasi kecil bagi orang lain, namun menjadi sangat berarti untuk Michael.

************

Sepi.

Satu kata mewakili keadaan kediaman Michael. Semua pelayan berkumpul di satu titik yang sama, menghadap Dean yang tengah berbicara serius.

Irene berlari mendekati kumpulan yang diketuai Dean. "Hai semua." suara lembut itu mengagetkan semua orang di sana. Gadis itu sendiri juga heran, mendengar suaranya kenapa se-mengejutkan itu?

"Alena, Barsha dan Clara." panggil Irene. Mereka keluar dari barisan dan menghampiri sang Nona. Alena terlebih dahulu dibawa Irene menjauh dari kerumunan. "Ada apa?"

Alena menjelaskan yang terjadi setelah kepergian Irene. Gadis itu tidak mengira Michael sampai menodongkan pistol kepada Alena, walaupun pria itu tak menarik pelatuk pada Alena.

"Dimana dia sekarang?"

"Taman belakang Nona." jawab Clara dari belakang tubuh Alena. Irene segera menghampiri tempat yang diberitahu Clara.

When Michael Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang