two

17.9K 1.3K 27
                                    

Irene menepuk tangannya. Dia sudah menyelesaikan tugas dari neneknya. Sekarang dua bisa beristirahat di kursi goyang, Irene mengayunkan kursi itu dan memejamkan mata. Namun baru sebentar dia menikmati waktunya, Eliza—Neneknya berjalan dan duduk di kursi biasa di samping Irene.

"Irene." panggilnya lembut.

"Ya?" Irene membuka matanya, menatap mata Eliza.

"Kapan kau mau mengunjungi Baskara? Dia bilang merindukan putrinya."

"Aku tidak merindukannya."

"Irene. No matter how badly your father treats you. He's still your father."

"I don't give a shit about him, Grandma."

"Irene,"

"Bisa kita hentikan pembicaraan ini? Aku mulai muak saat membahas ayah."

Eliza mengangguk. Dia tahu cucunya memang keras, apalagi kesalahan menantunya yang menoreh luka dalam di hati gadis itu. Eliza mengelus sayang rambut cucunya.

"Maaf menyinggung tentang ayahmu."

Irene tersenyum ke arah neneknya. "Tak apa. Asal Nenek tak mengulanginya lagi."

"Aku harus ke perpustakaan desa, mengembalikan buku yang aku pinjam." Irene beranjak dari kursi goyang neneknya, dia pergi ke kamarnya untuk berganti baju. Lagi-lagi neneknya sudah menyiapkan baju rancangan wanita itu sendiri khusus di pakai cucunya.

Irene berpamitan kepada orang rumah dan pelayan yang membersihkan halaman rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene berpamitan kepada orang rumah dan pelayan yang membersihkan halaman rumahnya. Gadis itu mengendarai sepedanya agar dia cepat sampai ke perpustakaan kecil yang terletak di tengah desa Bibury.

Irene memarkirkan sepedanya di samping perpustakaan kecil yang berisi surga untuknya. Perpustakaan desa Bibury tidak sebesar perpustakaan pinggir kota yang besar, hanya ada beberapa buku di tempat ini.

Sedikitnya minat warga Bibury membaca membuat petugas jarang memperbarui buku-buku di sana. Bisa dihitung menggunakan jari setiap bulan siapa yang mengunjungi perpustakaan tersebut.

"Hallo Tuan Lukas. Aku datang lagi ke sini." sapa Irene di susul kekehan kecil dari gadis itu.

"Selalu kau yang mengunjungi perpustakaan kecil desa." sahut Lukas, dia juga membaca buku tentang sejarah kerajaan kuno.

"Perpustakaanmu adalah surga untukku Tuan Lukas."

Lukas membenarkan kacamata yang bertengger di matanya. "What book do you want to read again, Iren?"

"Pride and Prejudice." Irene berjongkok di depan rak kecil, jarinya dengan terampil mencari novel kegemarannya namun dia tak menemukan apa yang dia cari. "Dimana buku Pride and Prejudice?"

Hari ini jadwal Irene meminjam buku Pride and Prejudice. Dia selalu menjadwal setiap minggu, buku apa saja yang harus dia baca untuk mengisi kebosanan. Biasanya buku di list bacaannya selalu tersedia, namun kali ini berbeda.

When Michael Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang