Saat ini Michael sedang mengadakan rapat klien dari Dubai. Irene membuka lembaran buku di tangannya, dia tengah berada di kamar yang disiapkan Michael, laki-laki itu mengubah gudang file lama menjadi sebuah kamar yang sangat cocok dengan selera Irene.
Menjadi pemimpin perusahaan besar tidaklah mudah ternyata, Irene tadi sempat melihat jam terbang Michael untuk beberapa hari ke depan. Sangat padat, tak heran mengapa saat ada waktu istirahat Michael akan memeluk Irene untuk tidur bersama di kamar ini.
Bahkan hasil produk dari perusahaan Michael ada yang dikirim ke negaranya. Michael menjelaskan cukup detail hingga Irene mengerti yang dimaksud laki-laki itu.
Pintu terbuka, menampakkan Michael yang terlihat lelah, ia melonggarkan dasi yang mencekik lehernya kemudian melepas sepatu pantofel hitam dari kakinya. Lalu Michael segera merebahkan tubuhnya di samping Irene, memeluk gadis itu dari samping.
"Aku lelah sekali Sweety."
"Aku tahu. Istirahatlah."
Michael mengubah posisinya, memutar sedikit tubuhnya dan meletakkan kepalanya di paha Irene. "Hari ini ada pengiriman produk dari negaramu."
"Indonesia?"
"Ya."
"Kamu membeli produk dari negaraku juga?"
Michael bergumam, memikirkan bagaimana kalimat yang pas untuk menjelaskan kepada gadisnya. "Ada beberapa produk di perusahan yang dibuat di negaramu Sweety, namun produk itu tidak bisa langsung beredar lantaran harus ada persetujuan dan pengecekan di sini. Maka dari itu setelah produk tersebut telah selesai diproduksi harus dikirim ke New York lalu dikirimkan kembali ke Indonesia."
"Terdengar rumit." Irene membalikkan halaman novel di tangannya. "Mengapa kamu memilih menjadi CEO seperti ini? Maksudku, hidup sepertimu melelahkan Tuan. Kata Alena jam tidurmu sebelumnya bisa kurang dari 5 jam dalam satu hari."
"Aku hanya melanjutkan apa yang sudah Kakekku bangun. Perjuangan Kakekku tidak main-main Sweety, hingga produknya bisa dikenal seluruh dunia."
"Ya. Tapi jika boleh jujur, produk yang dikeluarkan perusahaanmu tergolong mahal untuk orang-orang biasa di negeriku."
"Kau tahu kan Sweety, ada kualitas ada harga." Michael menguap beberapa kali sembari menjawab pertanyaan Irene, gadis itu cukup peka. Dia tidak lagi mengajukan pertanyaan, tangannya mengusap lembut kepala Michael agar pria itu nyaman dan tak butuh waktu lama, ia pun tertidur.
Irene menutup novel di tangannya. Ketika tangannya berada di atas dada Michael, tangan pria itu reflek menggenggam tangannya. Beberapa kali Irene sempat melihat Michael mengigau, bergumam tak jelas namun itu tak berangsur lama lantaran Irene mengusap kepala pria itu kemudian berbisik. "Jangan khawatir, aku ada disini."
Lingkaran hitam di mata Michael pun sedikit memudar, selain karena jam tidurnya yang sudah benar, Irene juga memberikan produk skincare yang menghilangkan warna hitam pada bawah mata.
Awalnya Michael menolak memakai produk skincare dari Irene. Tapi setelah Irene mengatakan Michael akan sepuluh kali lebih tampan dimatanya setelah memakai produk ini, pria itu langsung rutin memakai skincare yang Irene berikan.
Padahal, produk skincare itu juga merupakan salah satu dari hasil buatan perusahaan Michael.
Catat, Irene bukanlah perempuan cantik natural tanpa skincare. Dia cantik, akan tetapi dia tetap merawat tubuh dan badannya agar tetap terlihat cantik dan tidak kucel.
********
Dua jam berlalu. Posisi Michael sudah berpindah, tubuh besarnya memeluk Irene dalam tidurnya. Dia terbangun lebih dulu, mendapati Irene yang tertidur pulas dalam pelukannya.
Michael mencium kening Irene setelah itu memakai kembali sepatunya. Keluar ruangan dan berkutat kembali dengan pekerjaannya. Selang tiga jam suara ketukan pintu mengalihkan fokus pria itu.
Sekretarisnya masuk dengan wajah pias. "Tuan, ada yang ingin bertemu."
"Siapa?"
"Aku." suara manja wanita di belakang sekretarisnya membuat alis Michael terangkat satu.
Kyle, jajaran mantan teman tidur Michael berdiri sombong dan menantang di depan pria itu. Dia seorang model sekaligus artis pendatang baru, wanita itu menggunakan nama Michael untuk mendongkrak popularitasnya di dunia entertainment. Namanya sempat melejit selama satu bulan karena diketahui berkencan dengan Michael. Namun semua itu tidak bertahan lama lantaran nasibnya sama dengan teman tidur Michael yang lain.
"Aku merindukanmu Honey." suara manja dari Kyle jujur mengganggu pendengaran Michael.
Kala Michael mengangguk pada sekretarisnya, Ruby keluar dari ruangan bernuansa monokrom itu. "Ada perlu apa?"
Kyle merengut kesal, Michael sama sekali terlihat tak tertarik lagi dengan tubuhnya. Kedua payudaranya yang menonjol karena pakaian yang dikenakannya pun tak membuat Michael melihatnya penuh ketertarikan.
"Apa kau tidak merindukanku?"
Michael memutar bola matanya jengah. "Mengingat namamu saja tidak."
"Bagaimana—"
Suara Kyle terhenti, matanya membulat sempurna melihat seorang gadis manis keluar dari ruangan yang bahkan dirinya tidak tahu tempat itu adalah kamar.
Rambutnya tidak rapi tetapi sialnya justru membuat gadis itu nampak seksi, seandainya Kyle ini laki-laki, dia pasti menganggap Irene ini gadis cantik, manis dan seksi secara keseluruhan walau Irene hanya menggunakan kemeja kebesaran dari tubuhnya dan celana pendek setengah paha.
Gadis itu juga kaget mendapati keberadaan Kyle di ruangan Michael. Pasalnya pria itu bilang tidak akan ada tamu lagi selain klien dari Dubai.
"Siapa dia?" belum ada 5 menit ekspresi kaget di wajah Kyle, dirinya lagi-lagi dikejutkan oleh aksi Michael yang tersenyum lalu menghampiri Irene.
Dari informasi yang Kyle dapat dari mantan teman tidur Michael, tidak ada satupun yang diperlakukan manis seperti gadis kecil itu.
"Bukan orang penting Sweety." Michael memeluk tubuh Irene yang jauh lebih kecil darinya, menutup akses irene untuk melihat Kyle. "Keluarlah, aku ingin menghabiskan waktu bersama kekasihku." lanjut laki-laki itu tajam.
Michael menekan satu tombol di dekat mejanya. Menunggu orang yang dia panggil mengusir Kyle dari hadapannya. Sebelum wanita itu benar-benar pergi, Irene mengintip dari balik tubuh jangkung di depannya.
"Dia siapa?" tanya Irene lagi.
Michael mengangkat bahu tak acuh. Dia menggendong tubuh Irene, melingkarkan kaki gadis itu di pinggangnya. "Kau butuh sesuatu?"
"Aku haus. Air mineral dalam kamarmu habis."
Michael mendudukkan tubuhnya di sofa. "Tiga jam lagi pekerjaanku selesai. Kau ingin kemana, Sweety?"
Irene mengetuk-ngetuk jarinya di dagu. Biasanya jika hari sabtu seperti ini maka mereka akan pergi ke gereja dilanjutkan menuju tempat yang Irene inginkan. "Bagaimana kalau kita menonton film? Aku dengar ada film dari negaraku yang tayang di sini."
"Baiklah." Michael mengelus surai hitam di pangkuannya. "Ada lagi?"
"Membeli donat?" pertanyaan Irene mendapat anggukan dari Michael.
Irene berdiri dari pangkuan Michael, mengambil gelas dan minuman sachet yang ada di sebelah gelas yang di tata rapi. Gadis itu membuat coklat hangat sembari menunggu Michael selesai dengan semua pekerjaannya.
********
KAMU SEDANG MEMBACA
When Michael Falling In Love
Romance[Sebelum membaca, follow akun ini dulu untuk info lebih lengkap seputar update cerita WMFIL] Semua bisa Michael dapatkan di dunia ini. Dari benda hingga wanita. Tidak ada wanita bodoh yang menolah pesona dan uang seorang Michael Johnson. Tingkahnya...