"Jadi, kau akan membawa Michael ke Indonesia?" Addison duduk menemani Irene. Jam menunjukkan pukul lima pagi, kebiasaan seluruh keluarga Addison setiap hari. Mereka duduk di taman depan rumah sembari menikmati secangkir teh hijau hangat.
"Aku harus mengenalkan Michael kepada Paman dan Bibi."
"Apa alamat Bari dan Rumi masih di Jakarta?" Timpal Eliza, ia duduk di sebelah cucunya yang bersebrangan dengan Addison.
"Mereka sudah pindah 2 tahun silam."
"Kemana mereka?"
"Jawa, tepatnya di Solo."
Addison mengangguk. Selanjutnya yang mereka lakukan hanya bercengkrama tentang yang mereka lakukan selama Irene tidak berada di kediaman Addison, gadis itu sesekali tertawa ringan menanggapi lelucon kakeknya.
********
"Jangan bilang ada yang menyakitimu atau orang itu akan hilang." Irene membaca sederet kalimat novel di tangannya. "Dih, sape lo? Pak Tarno?"
"Ada apa Sweety?" Michael menumpukkan kepalanya di atas kepala Irene yang bersandar di dadanya.
Gadis manis itu menunjuk deret kata demi kata yang ia baca tadi, mata Michael pun ikut bergerak mengikuti gerakan tangan Irene.
"Bukankah itu kata-kata yang manis?" Michael memang tidak bisa sepenuhnya mengartikan paragraf yang Irene tunjuk namun ia bisa menangkap apa yang dimaksud paragraf tersebut.
Seperti orang Indonesia yang bisa berbahasa asing namun sulit mengucapkannya, Michael pun seperti itu.
Ia menghabiskan waktu selama 3 bulan untuk belajar bahasa Indonesia, dia sudah cukup pandai mengusai bahasa gadisnya.
"Tapi seingatku kau sudah membaca novel ini sebanyak tiga kali." Mata Michael bergeser memandang tumpukan buku di meja dekat kursi panjang yang mereka duduki. "Masih ada tiga novel yang masih harus kau selesaikan."
"Semua itu juga aku sudah membacanya." Jawab Irene enteng. "Milea hanya akan menjadi kepingan masa lalu untuk Dilan."
"Ya itu berlaku untuk mereka bukan kita."
"Kisah cinta di masa SMA memang terlalu muda untuk bisa disebut cinta sejati. Tapi itu semua juga tergantung takdir,"
Irene menutup buka bersampul biru di tangannya. "Saat pemikiranku mulai terbuka menyadari bahwa cinta bukanlah satu-satunya hal untuk dijadikan landasan pernikahan."
Dahi Michael mengerut bingung. "Maksudmu bagaimana Sweety?"
"Aku dulu pernah berkata, aku tidak ingin menikahi laki-laki kaya karena aku ingin dijadikan ratu," Irene menjeda ucapannya. "Aku berbicara seperti itu karena aku melihat ayahku, bagaimana cara dia memperlakukan ibuku disaat dia memikili harta berlimpah."
"Aku bisa paham dengan segala macam pikiranmu itu Sweety. Namun kau tidak bisa menyamaratakan kalau semua laki-laki kaya seburuk ayahmu."
"Maka dari itu Mas setelah segala macam hal yang aku dengar dan lalui, tidak semua lelaki kaya seperti ayahku. Aku mengaku pikiranku salah, tapi tidak sepenuhnya pemikiranku itu salah. Lihat bagaimana dulu kau sebelum bertemu denganku."
Michael tak mengelak. Ia akui memang dirinya dulu kerap beberapa kali berganti pasangan guna menghangatkan ranjangnya. Tetapi setelah ia mengenal apa arti cinta yang tulus, Michael menyadari jika semua tidak semata-mata tentang uang dan nafsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Michael Falling In Love
Romance[Sebelum membaca, follow akun ini dulu untuk info lebih lengkap seputar update cerita WMFIL] Semua bisa Michael dapatkan di dunia ini. Dari benda hingga wanita. Tidak ada wanita bodoh yang menolah pesona dan uang seorang Michael Johnson. Tingkahnya...