BAGIAN TIGA PULUH ENAM

7.2K 474 49
                                    

HAPPY READING




"Salam hangat untuk cintamu, aku yang kandas dan patah hati, biarlah orang memandang lemah. Aku tak mau mencinta lagi"





Daniel baru saja memarkirkan motor nya di ikuti oleh ke tiga sahabat nya siapa lagi kalo bukan Wahyu, arjuna dan Farid. Baru saja mau melepaskan helm yang di kenakannya dia melihat Naya turun dari motor bersama Gibran, murid baru di sekolah nya. Dia tersenyum miring.

Murahan

"Bos lo liat tuh mantan lo" Celetuk Arjuna menunjuk Naya dengan dagu nya. Daniel hanya diam saja.

"Gue rasa mereka berdua pacaran deh" Ucap Farid melihat bagaimana perlakuan Gibran saat membantu Naya turun dari motornya.

Daniel hanya diam saja tapi dia membenarkan ucapan Farid. Apa mereka berdua berpacaran. Fikirnya.

"Kalian liat kan? See dia Murahan" Setelah mengatakan itu Daniel meninggalkan ketiga sahabatnya yang melongo mendengar ucapan nya.

"Hah? Beo mereka bertiga kemudian tersadar dan mengejar Daniel yang sudah di koridor sekolah.

"Gila gue rasa Daniel masih cinta sama Naya" Kekeh Arjuna.

"Benar tuh" Tambah Farid.

"Cemburu kali" Celetuk Wahyu.

"Lo juga bisa ngomong?" Tanya Arjuna lebay. Wahyu hanya mendegus kemudian berjalan.

"Gila tadi Wahyu kan?" Tanya Arjuna pada Farid, kenapa mereka terkejut? Wahyu 11/12 dengan Daniel dingin tak tersentuh bahkan kepada Sahabat nya.

"Yakali hantu" Kekeh Farid dan menoyor kepala Arjuna.

"Gila" Pekik Arjuna menepuk nepuk tangannya.

SKIP

Gibran dan Naya berjalan berdampingan memasuki sekolah. Banyak siswa siswi menggosipi mereka berdua.

"Naya pacaran sama anak baru itu?"

"Naya murahan ga sih? Baru putus dari Daniel langsung pacaran sama anak baru itu"

"Kalo kata Karen masih kalah jauh"

"Naya cocok banget sih sama Gibran"

"Gibran ganteng banget sih"

"Kenapa Gibran mau sama Naya yah?"

Dll

Gibran menggengam tangan Naya membuat Naya mematung. Dia menundukan kepalanya menatap tangannya yang di genggam Gibran.

"Gausah di dengar apa yang mereka omongin" Ucap Gibran lembut.

Naya hanya mengangguk saja. Dia masih tidak percaya Gibran berani memegang tangannya.

"Kenapa?" Tanya Gibran saat menyadari Naya hanya menunduk saja.

"Malu" Lirih Naya.

KANAYA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang