pagi tadi masih mesra-mesraan saling semangatin untuk kerja dan kegiatan masing-masing. dan malem ini kemesraannya tidak menghilang sama sekali. Jisung sedang memenuhi keinginan Chenle untuk makan di toko rotinya.
"makasih ya, Ji."
"ngapain makasih, gue kan pelit." Jisung mengingatkan Chenle pada perkataannya di Kafe kemarin.
"itu becanda doang, Ji. gausah masukin hati ah, masukin lambung aja biar di olah enzim pepsin terus dibuang deh karena gak ada protein yang bisa diserap." Chenle ngajak becanda atau belajar nih, Jisung kan bolos mulu pas sekolah jadi ya mana ngerti zat-zat dalam tubuh begitu.
"hm."
"gue boleh bungkus satu, kan? kasian si Daehwi gak dibawain apa-apa." si Chenle dikasih satu minta semua.
"beli lah. lo yang mau bawain, gue yang rugi." balas Jisung.
"lo mah gadak romantis-romantisnya. dimana-mana tuh ya pasti selalu di beliin apa yang diminta. ini malah disuruh beli sendiri." sungut Chenle.
"gue gadak dimana-mana, cuma disini, didepan lo, dan buat lo. yang lain gabakal punya sama kayak yang lo punya. gue ogah jadi pacar yang nurutin apa mau pacarnya. tapi kalo lo jadi istri gue ya beda lagi ceritanya." jelas Jisung sampe kering tenggorokannya, jarang-jarang dia ngomong banyak begini. minum terus natap Chenle lagi yang sekarang jadi terdiam.
"yaudah deh, gue beli ntar buat si Daehwi." putus Chenle, malu dia berharap dibungkusin buat dibawa pulang. padahal minta ke pacar sendiri, bukan pacar orang lain. ish! amit-amit jadi perebut-perebut begitu mah.
"hm, bagus. kan gue gak rugi banyak." Jisung emang pelitnya kebangetan. salah Chenle ngira bakal romantis malem ini, ternyata malah buat dia malu sama Jisung yang nampak lebih mikir keuntungan daripada kebahagiaan dirinya. selama ini jarang banget Chenle minta traktir makan di toko rotinya, tapi lumayan sering kalo diluar dari usaha milik Jisung.
"gue udah puas nih. rotinya enak kayak biasa, selalu bikin nagih." Chenle menutupi rasa kecewanya. pura-pura menikmati rasa enak khas toko roti milik Jisung.
"mau pulang?" tanya Jisung saat melihat Chenle berdiri dari duduknya. Chenle hanya balas anggukan kepala.
...
"jadi dia nraktir gue cuma sepuluh donat, dua potong cheesecake, sepotong black forest, dua gelas milkshake tuh rugi?!" teriak chenle, histeris. Daehwi menatap malas Kakaknya, Kai ingin menendang Chenle hingga keluar dari radar jagat raya seperti pluto.
"gila! gue bayar sendiri juga bisa! buat sendiri dirumah juga bisa! kalo emang gak ikhlas ya gausah! malu gue jadinya minta dibayarin begitu!" masih berlanjut juga kekesalan Chenle. Daehwi dan Kai sedari tadi memakan roti dan berbagai kue serta macaroni yang dibawa Chenle sepulang pergi bersama Jisung dari toko roti.
"jadi ini semua Kakak beli?" tanya Daehwi, menunjuk tumpukan jenis kue dan roti dihadapannya.
"iyalah! masa ngutang?! tambah malu ntar yang ada!"
"makasih deh ya, Kak." sahut Kai.
"iya, dik. gue yang rugi jadinya sekarang. tapi karena gue baek hati, gagapa lah sekali-kali bayarin bocil pengangguran." Chenle memuji diri sendiri tapi menjatuhkan orang lain.
"bangke." ucap Kai dan Daehwi berbarengan.
"udah ah, gue mau tidur. jangan dimakan semua!"
"kenapa?"
"pipi lo bedua bisa bengkak ntar. kalo gak sakit gigi ya lemak." jawab Chenle.
"gak peduli gue. bahagiain diri sendiri dulu baru mikirin kebahagiaan yang lain." Daehwi masih lanjut mengunyah satu potong cheesecake ketiganya.
"serah sih, Jinyoung sama si Felix cocok kok, imut anaknya body nya juga mantep." goda Chenle, berhasil buat Daehwi menghentikan kunyahannya.
"kita simpen yok, Kai. besok lagi buat sarapan, enak tuh pake susu." ajak Daehwi, membereskan semua kue untuk disimpan dalam kulkas dan beberapa roti ke dalam lemari makan didapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance Of Chenji
FanfictionBaca aja. Yang homophobic ya gausah:) ......... Start: 25 March 2021 End. : ⏩