20

779 88 2
                                        

Jisung kesal setengah mati. niat hati hanya mengajak kekasihnya untuk makan di restoran milik temannya tapi malah  diikuti satu makhluk tak kasat mata yang duduk di bangku belakang sambil bermain game online, siapa lagi kalau bukan adiknya—Jaehyuk.

"ini memang di undang atau lo yang inisiatif dateng sendiri?" tanya Chenle, membuka suara setelah cukup lama hening.

"ya diundang lah, honey. Malu banget dateng gak diundang, dikira jailangkung ntar." jawab Jisung.

Chenle mengangguk paham. Meskipun Jisung rada sengklek, setidaknya untuk hal seperti ini bisa di percaya.

Melihat Jaehyuk hanya fokus pada hpnya, Chenle mengajak ngobrol adik dari pacarnya itu.
"kamu tumbenan ngikutin si Abang, Hyuk."

"bosen, Kak." balas Jaehyuk, seadanya.

"lo ternyata pelarian, Ji!" ejek Chenle, menepuk pelan bahu pacarnya.

"hm, turun. udah sampek." suruh Jisung, turun lebih dulu disusul Chenle dan Jaehyuk. tak peduli pada ejekan pacarnya.

Mereka jalan bersama masuk ke dalam restoran. Jisung dan Chenle yang jalan berdampingan dengan Jaehyuk di belakang mereka. Kelihatan seperti sebuah keluarga dengan Jaehyuk sebagai anaknya.

"gue pendek banget woylah." protes Chenle, sadar diri tinggi badannya beda jauh dari Jisung dan Jaehyuk yang bahkan lebih muda darinya.

"gapapa, Kak. makin keliatan imutnya." sahut Jaehyuk, berbisik diantara telinga Jisung dan Chenle.

Plak!
Jisung memukul keras kepala adiknya. enak saja memuji-muji pacarnya.

"sakit! gila banget punya Abang!" keluh Jaehyuk, setengah berteriak.

"udah ah, malu." lerai Chenle.

mereka mendatangi teman Jisung yang berdiri menyambut tamu-tamunya.

"woy! selamat, ye." Jisung bertos ria bersama temannya. Chenle dan Jaehyuk senyum aja, gak kenal soalnya.

"makasih, bre!"

"sama-sama. gue duduk, ye."

"iya, silahkan. selamat menikmati, ya."

"pasti!" ucap Jisung, berjalan menuntun Chenle dan Jaehyuk duduk.

setelah duduk, mereka didatengi seorang pelayan yang membawa beberapa makanan terbaik di restoran.

"makasih, Mbak." ucap Chenle, dengan senyum manisnya yang dibalas anggukan oleh pelayannya. Jisung yang liat udah terpana sama senyumnya.

seperginya pelayan, mereka mulai makan dengan tenang diselingi percakapan ringan.

"enak banget kan, ya?" ucap Chenle setelah mencoba cumi tumisnya.

"nih coba, deh." Chenle menyuapkan ke Jisung dan Jaehyuk.

"hmm, enak!" setuju Jaehyuk.

"bener, kan?" tanya Chenle, dengan mata berbinar pada adik pacarnya.

Jaehyuk mengangguk setuju dan Jisung yang memandang jengah pacar serta adiknya yang keliatan udik banget.

...

Chenle memandang Jisung kagum. pacarnya itu ternyata kelewat tampan saat sedang menyetir dengan satu tangan dan satu tangan lainnya digunakan untuk mengangkat telepon dari Bunda. baru sadar aja si Chenle pacarnya tampan banget.

"ada apa, Le?" tanya Jisung setelah mengakhiri panggilan.

"gapapa, lo ganteng banget nyetir pake satu tangan. Coba nyetir gosah pake tangan, mungkin lebih keren pasti." ucap Chenle.

"keren bapakmu itu! keren kagak, nabrak iye!" balas Jisung, kesal. pacar cantiknya itu selalu memuji dengan bahasa yang konyol. awalnya senang malah akhirannya jadi kesal.

"gak bakal nabrak, Ji." balas Chenle.

"nabrak lah, honey." jengah meladeni kerandoman Chenle. padahal dirinya sendiri lebih random, gak sadar diri si Jisung emang.

"gak lah, Ji. mobilnya aja gak nyala." jawab Chenle, santai.

"huft ......" Jisung menghembuskan nafas lelah. Jaehyuk yang sedari tadi mendengarkan sudah tertawa keras. inilah yang dia suka dari pacar Abangnya. Chenle selalu santai dan bisa diajak bercanda, apalagi mengejek Abangnya.

"ketawanya puas banget, Hyuk." Chenle melihat Jaehyuk yang tertawa saja dari tadi.

"nanti mampir ke grobak sate dulu ya, Le." ucap Jisung.

"Bunda pengen sate?"

"hm." gumam Jisung.

"Hyuk beli martabak, ya?" pinta Jaehyuk.

"iyaaaaa." balas Chenle, tersenyum lembut.

The Romance Of ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang