selesai bersiap Daehwi mengeluarkan sepedanya. sambil bersenandung dia menuntun sepedanya keluar gerbang, setelah mengunci gerbang dia mengayuh sepeda menuju Kafe milik Kakaknya.
...
Kling!
bunyi pintu yang menyentuh lonceng menarik perhatian pelayan Kafe untuk menyambut pelanggan. tapi ketika yang dilihat Daehwi, mereka kembali sibuk dengan urusan masing-masing terkesan mengacuhkan kehadiran si remaja 16 tahun.
"Kak Rose, Kakak gue dimana?" panggil Daehwi pada salah satu pelayan yang ada.
"didapur, sedang sibuk. jangan ngerusuh lagi lo!" balas Rose.
"hm." menarik kursi dan duduk tenang dibelakang meja kasir yang dijaga Jinny Daehwi membaca katalog menu baru di Kafe Kakaknya.
"naik apa lo kemari?" tanya seseorang dari belakang, membuat Daehwi dan Jinny kompak menoleh ke asal suara. Chenle berdiri dibelakangnya masih dengan apron penuh tepung ditubuhnya.
"sepeda." jawab Daehwi, kembali melanjutkan kegiatan membaca katalognya.
"gak capek?"
"capeklah! minta minum dong? masa baru dateng, gak dikasih apa-apa." sungutnya, jarak dari rumah ke Kafe Kakaknya tidak terlalu jauh. tapi kalo naik sepeda ya kerasa capek juga.
"mau apa?"
"air putih."
Chenle balik ke dapur, mengambilkan adiknya segelas air minum lalu kembali lagi.
"kakak balik ke belakang, ya?"
"hm." balas Daehwi, lalu Chenle balik ke dapur lagi untuk membuat beberapa kue yang habis. sedangkan Daehwi masih membaca buku katalog yang tadi.
"Chenle ada, kan?"
"ada, dibelakang."
"dibelakang mana? dapur atau dibelakang lo? yang dibelakang lo bocil, yang gue cari pacar gue."
"Bang Ji!" teriak Daehwi. sadar yang dikatain bocil adalah dirinya.
"berisik lo. Abang mau ke belakang dulu." Jisung masuk ke bagian dapur. ditemuinya kekasih hati yang sedang sibuk mengaduk adonan kue.
"eh?! ngapain, Ji?!" kaget Chenle menemukan Jisung yang berdiri di pintu dapur.
"kaget banget, kayak orang takut ketauan selingkuh lo."
"serah. ngapain kesini, Ji?"
"makan, gue laper."
"yaudah sana pesen. ngapain ke dapur segala?!"
"hanya memastikan bahwa masa depanku masih baik-baik saja, azekkkkk!"
"bacot."
"gue ke depan ya. jangan lupa disamperin."
"buat apa? buang-buang waktu aja."
"ngasih tau mata-mata genit kalo gue udah ada yang punya."
"hm." keliatan aja kalem, padahal hatinya udah bising didalem. jedag-jedug kayak DJ.
Tak!
sebuah gelas berisi air putih diletakkan diatas meja. menarik perhatian Jisung yang sedang memakan roti bakar porsi kuli miliknya.
"makan, honey." Jisung menawari Chenle roti bakar.
"hm."
"si bocil ngikut lo kemari?"
"nggak, dateng sendiri naek sepedanya." jawab Chenle, matanya memperhatikan objek yang dibahas alias Daehwi.
"kalo ntar malem tuh bocil ngeluh minta di pijet, jangan mau ya."
"hm, ya panggil tukang pijet lah."
"Kak! buat cheesecake sendiri, ya?!" teriakan Daehwi menarik perhatian seluruh pelanggan di Kafe, kalo pelayan, Chenle beserta Jisung udah gak terkejut lagi dengernya.
"jangan! ambil aja yang udah jadi, gausah rusuh." larangan Chenle menghasilkan wajah lesu Daehwi. tapi daripada terjadi hal tak terduga, lebih baik dicegah. payungan sebelum hujan gak dilarang kan?
"gausah nyari masalah lagi lo, bocil!" Jisung ikut-ikutan.
"berisik lo, Bang!" saling teriak didalam Kafe yang saat ini lumayan ramai membuat Chenle pusing seketika. membanting gelasnya dengan tiba-tiba ternyata bisa mengembalikan suasana nyaman bagi pelanggan, Jisung melanjutkan makan rotinya dan Daehwi yang memotong cheesecake di etalase Kafe.
"cek sana toko roti lo, jangan terlalu santai. kalo rugi bisa abis lo sama Bunda. pencucian motor lo juga tuh." Chenle buka suara lagi.
"iya, ntar gue cek."
"kapan?!"
"ya nanti dong. ngegas banget, kaget gue." Jisung sambil mengusap dadanya.
"halah, gitu doang kaget. tempur lawan lo bawa golok juga lo samperin."
"yaiyalah, yakali gue mundur. kalo gue gabisa lindungi diri gue sendiri, lo dipersilahkan ragu untuk hidup bareng gue nanti."
"gue ragu, Ji. gimana dong nih?" ucapan Chenle barusan bagai jarum menusuk jari, perih!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance Of Chenji
FanfictionBaca aja. Yang homophobic ya gausah:) ......... Start: 25 March 2021 End. : ⏩