"kak! bang Ji dateng tuh." teriak Daehwi -adik dari Zhong Chenle.
"haduh! mau ngapain sih tuh orang?!" kesal Chenle, namun tetap mendatangi si tamu tak diharapkan.
di kursi teras rumah Jisung duduk dengan santainya seolah-olah berada dirumah sendiri.
"mau ngapain lo?! ganggu aja."
"gaboleh galak-galak. ntar mukanya makin manis. bisa bahaya."
"ha?!"
"iya, bahaya buat kesehatan gue. diabetes lihat kemanisan lo."
"ngardus mulu ah! pergi sono! lo bilang mau nge-futsal."
"emang iya?!"
"lah?! kan lo sendiri yang bilang, gimana sih!"
"bo'ong lo. gue barusan liat agenda hari ini. isinya semua tertulis bertemu dengan masa depan bernama Zhong Chenle."
Chenle hanya menatap malas pada laki-laki didepannya ini sambil geleng-geleng kepala. tak menyangka bisa berpacaran dengan makhluk tidak jelas kelakuannya.
"ikut gue, yuk. temenin." akhirnya keluar juga alasan kenapa Jisung datang kerumahnya.
"ogah!"
"ya ampun, gue ditolak. sakit banget rasanya." lagi-lagi drama. lama-lama Chenle buang juga si Jisung ini ke sungai mahakam.
"gue mau pergi nemenin Daehwi jalan-jalan ke Bosscha." jelas Chenle.
"kalo gitu gue ikut! Kuy lah berangkat!" antusias Jisung, padahal gak diajak sama sekali oleh Chenle.
"Daehwi gamau gue ngajak lo."
"emang bocah kampret! mana dia?!" Amuk Jisung, jalan masuk ke dalam rumah mencari remaja yang baru kelas 1 SMA yang sedang rebahan di karpet depan TV.
"berisik, Bang! ada apaan sih?!" sahut Daehwi, kesel dia acara rebahannya keganggu suara milik pacar Kakaknya.
"lo minta temenin Kakak lo ke Bosscha tapi gak ngajak gue apaan maksudnya?!"
"ya gadak maksud apa-apa. kan yang Wi ajak Kakak Wi sendiri."
"ya ajak Abang juga dong! lo kalo bedua doang yang nyetir siapa?!" masih emosi aja si Jisung tuh.
"ada angkutan kota tuh banyak."
"gabisa! gue ikutan pokoknya. kapan perginya?"
"gajadi! kalo lo ikutan, kita bedua setuju gajadi pergi!" kali ini Chenle yang membalas Jisung.
"loh?! kok gitu!"
"udah sana lo pergi. temen lo pada nungguin tuh di lapangan. gue mau tidur." usir Chenle.
"nggak. gue disini aja nonton TV sama si bocil. ntar kalo gue pergi futsal, lo bedua pasti pergi." jisung duduk lesehan dikarpet yang sama dengan Daehwi bersandar pada sofa.
"serah!" Chenle berlalu masuk kekamarnya, meninggalkan pacar dan adiknya.
Jisung terduduk makin lesu. didepannya Daehwi menahan ketawa yang sejak tadi siap keluar dari mulutnya. Jisung memandang Daehwi memohon.
"Wi, Abang ikut napa sih. jahat banget ah. ntar Abang bantuin deh deket sama si Jinyoung."
mendengar ucapan Jisung yang menjanjikan hubungannya dengan Jinyoung, jelas saja seketika membuat Daehwi tergoda.
"Wi mah oke aja, Bang. Kak Chenle yang ogah." dengan mulut sok manisnya itu. padahal wajahnya memang manis.
"hah? masa sih? dia bilang lo yang gamau Abang ikutan."
"apaan?! tadi malem Kak Lele yang bilang jangan sampe Bang Ji ikutan ya, Wi." dusta Daehwi, tanpa menyadari Kakaknya susah berdiri dibelakangnya bersiap memukulinya dengan bantal.
"ah, masa iya Lele gamau Abang ikutan sih?" pancing Jisung.
"iya, beneran. katanya kalo ada Bang Ji, Kakak gabisa ajak Bang Sung- ADUHHH!!!" tamat sudah kepalanya dihantam Chenle dengan bantal.
"ngomong lagi! ayo terusin! enak banget mulutmu itu ngomong, ya?!" amuk Chenle.
"nggak, Kak. ga lagi, maap." mohon Daehwi. sedangkan Jisung sudah tertawa sampai sakit perutnya. tapi ternyata, kebahagiaan Jisung tak bertahan lama. Chenle menatap Jisung tak kalah sinisnya.
"lo mau nyogok si bocil pake si Jinyoung?! jangan menyalahgunakan jabatan, ya! mentang-mentang lo ketuanya, nyuruh Jinyoung terima Daehwi seenaknya aja."
"bukannya gitu, Le. gue cuma mau bantuin si bocil deket aja. gadak maksud maksa salah satunya."
"halah, gak mungkin! gue gapercaya lo mau bantuin, palingan juga maksa Jinyoung nerima Daehwi."
"kalo gue paksa juga gapapa. Jinyoung nya juga suka tuh."
"HAH?!" teriak Kakak adik itu, kompak.
"berisik."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance Of Chenji
أدب الهواةBaca aja. Yang homophobic ya gausah:) ......... Start: 25 March 2021 End. : ⏩