02

1.7K 182 1
                                        

Chenle menatap malas pada Daehwi yang sekarang bertanya penuh antusias pada Jisung. apa lagi kalau bukan perihal Jinyoung nya itu.

"jadi Bang Jinyoung suka sama Wi juga, Bang?!" pertanyaan yang sama kembali dilontarkan Daehwi.

"hm." anggukan malas dari Jisung.

"beneran?! Bang Jinyoung suka sama- ADUH!" kepalanya jadi korban pukulan lagi.
"kenapa sih, Kak?! sakit tau, dipukul mulu."

"yang lo tanya itu mulu, ya. besok ikut Jisung ke tongkrongan! biar puas lo tanyain langsung ke orangnya." kesal Chenle.

"hm, ide bagus. sekarang ayo kita ke basecamp nya Bang Ji!!!" ajak Daehwi, antusias sekali emang.

"besok woyyy, bukan sekarang."

"sekarang aja, Kak. yok Bang ke basecamp."

"hm, yok."

...

mereka bertiga berangkat ke basecamp biasa tempat Jisung dan genk motornya nongkrong.

"duduknya didepan dong, Le. Si bocil biar aja duduk sendirian di belakang." mohon Jisung untuk yang ke seratus kalinya. dan masih mendapat jawaban yang sama, gelengan kepala.

"ayolah, Le. gue kayak supir kalo gini mah."

"repot ya, Bang. duduk dimana pun sama aja, yang penting duduk. daripada berdiri kan pegel." kali ini Daehwi yang menyahut, berisik sekali dari tadi pacar Kakaknya itu.

"hm, bener tuh. pinter adek gue." setuju Chenle.

akhirnya Jisung hanya pasrah duduk sendiri sambil menyetir dengan dua laki-laki cantik yang duduk dibelakangnya. sungguh miris.

...

"woyyyy, ketua!" teriak Sungchan yang duduk di bangku luar.

"hm. si Jinyoung ada?" tanya Jisung.

"wah, barusan pamit. mau nganterin Ryujin katanya."
mendengar ucapan Sungchan, Jisung langsung melihat ke belakangnya. melihat adik pacarnya yang sekarang memeluk lengan Kakaknya untuk menutupi rasa kecewa dan malunya. kasihan, tapi ya lucu juga.
tanpa bicara apa-apa, Jisung masuk ke dalam diikuti Chenle yang menyeret Daehwi karena masih erat memeluk lengannya.

"sabar, Wi. ntar juga dihajar sama Bang Jisung si Jinyoung mah." ucap Sungchan saat mereka jalan masuk ke dalam basecamp. tapi Daehwi masih enggan menunjukkan wajahnya. jadi Chenle balas senyum aja pada Sungchan.

"masuk yuk." ucap Chenle.

"iya, Kak. saya disini aja, nunggu si Taro." balas Sungchan.

"oh oke deh." Chenle lanjut jalan ke dalam. membanting tubuh ke sofa yang ada, membuat Daehwi yang masih menempel padanya mengaduh kesakitan.

"pelan dong, Kak. sakit nih badan Wi." rengek Daehwi yang tak ditanggapi oleh Kakaknya.

"sunyi, anak-anak pada kemana?" tanya Chenle, melihat tak nampak satu orang pun disini kecuali Sungchan yang duduk didepan tadi.

"ngapain nyari yang lain sih, honey. gue kan udah cukup. jangan serakah ah." ucap Jisung, dibalas tatapan malas dari Chenle.

"Wi, lepas dulu ah. minum dulu nih biar lega." suruh Chenle. Daehwi menunjukkan wajahnya tanpa melepas pelukan pada lengan Kakaknya. matanya basah, Daehwi menangis. Chenle sebenarnya sudah tau, sebab lengannya sudah basah sejak awal Daehwi menyembunyikan wajahnya disana.
Chenle hapus air mata adiknya dengan lembut. manatap kedalam mata berair adiknya itu sambil berkata,
"jangan nangis, sayangku. kan belum tentu perempuan itu pacarnya Jinyoung. minum dulu nih."

"mau pulang aja. gamau lagi dateng kesini. bagusan kita ke Bosscha aja tadi. Bang Ji ikutan juga gapapa."

"besok kita ke Bosscha, ya. pulangnya nanti dong. baru juga nyampe. mau Abang tinju dulu si Jinyoung, baru kita pulang." Jisung menyahut.

"jangan lah."

"kenapa?" tanya dua pasang kekasih itu berbarengan.

"kasian."

"idih, lebay! pukul aja Ji si Jinyoung." hasut Chenle.

"gaboleh, Le. kan lo yang bilang jangan menyalahgunakan jabatan." Jisung mengingatkan, sedikit menyindir juga.

"ini bukan menyalahgunakan, Ji. tapi memanfaatkan."

"idih, ada aja jawabannya."

"KENAPA NIH SI BOCIL NANGIS?! LO ANIAYA, YA?! JAHAT LO PADA. GAK NYANGKA GUE!" teriakan manusia lebay menginterupsi obrolan. siapa lagi kalau bukan Hyunjin. tapi satu yang buat Daehwi terkejut, orang yang sedang mengobrol bersama Sungchan diluar. Itu Jinyoung nya tapi menggandeng seorang laki-laki cantik pake banget. mau nangis aja rasanya, tapi malu.

The Romance Of ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang