Chenle sudah bilang ke Mama Papa untuk tidak pulang malam ini. dia akan tidur di ruang kerjanya dalam Kafe miliknya. jadi Jisung mengantar Chenle ke Kafe bukan ke rumah.
"makasih dan maaf ya, Ji." ucap Chenle, mereka berdiri di depan Kafe.
"kembali kasih dan maaf kembali, honey." balas Jisung, mencium puncak kepala sang kekasih.
"gue masuk, ya. hati-hati dijalan semuanya!" pamit Chenle ke semua anak genk motor yang menyaksikan keromantisan mereka.
"yoi, Kak!"
"tidur ya, lo semua. jangan nongkrong lagi di basecamp." pesan Chenle.
"iyaaaaa, kita balik ya!"
Jisung masuk dan melajukan mobilnya yang otomatis diikuti yang lain, kan dia ketuanya.
semua balik ke basecamp, gak ada yang pulang ke rumah. mana ada orang tuanya yang mau bukain pintu di jam 2pagi. pilihan tidur di basecamp udah yang paling bener....
di minggu pagi yang cerah, Chenle udah masak di dapur Kafenya. menyeduh teh hangat, memanggang roti dan menggoreng seporsi nasi. lalu menyajikannya di meja, bersiap untuk menyantap sebelum karyawan Kafenya datang dan Kafe di buka.
tok...tok...nugu oepsoe??
telepon Chenle berdering tanda panggilan masuk, tertera nama 'Ji ರ╭╮ರ' sebagai pemanggil disana.Chenle mengangkat teleponnya,
"ada apaan??""gue laper."
"kalo laper mah tidur! bukan nelepon." ada-ada aja emang Chenle tuh.
"beneran, Le. gue laper."
"ya makanlah, anjir." kesel Chenle, sarapannya keganggu.
"makan pake apa? gak ada apa-apa disini."
"lu cemilin dah tuh remote TV, kipas angin, TV jugak boleh tuh. ato kursi??" tega bener Chenle nyuruh Jisung nyemilin kursi.
"itu bukan cemilan, tapi barang berat! tega banget lu, gue beneran laper loh...."
Chenle hela nafas lelah,
"buruan sini, gue cuma ma—"belum selesai Chenle bicara, sambungan dimatikan Jisung duluan. bikin Chenle ngumpat aja pagi-pagi.
Jisung menyantap nasi goreng buatan Chenle tadi. Chenle didepannya cuma natap datar sambil makan roti panggangnya, nasi gorengnya abis buat Jisung soalnya.
"lo kenyang cuma makan roti??" Jisung nanyanya gak tau diri banget. si Chenle rasanya pengen nampol deh.
"gak kenyang lah, tapi gue males masak lagi."
"jadi ini sebenernya sarapan lo??! aduh, maaf banget, honeyyyyy." ngerasa gaenak juga si Jisung kan.
"gapapa, Ji. calon istri lo sendiri nih." Chenle senyum manis, ditambah ucapannya barusan bikin Jisung mau terbang aja. calon istri woyyyyy katanya!!!
"makasih ya, honeyyyyy." sok malu-malu deh si Jisung.
Chenle ngangguk aja, lanjut makan rotinya lagi lalu minum tehnya sampe abis. mau buka Kafe dia, jadi biarin aja si Jisung sarapan sendiri.
"belom ada yang dateng, Le. ntar aja bukanya, temenin gue makan dulu lah." Jisung cuma liatin Chenle yang siap-siap buka Kafenya.
"gue bukan lo yang santuy aja sama usaha sendiri."
"hilih, gue santuy jugak usaha gue lebih maju dari lo." ejek Jisung.
"lebih maju dari gue?!! woyy! usaha lo udah punya cabang belom, bre??" nge-gas kan Chenle jadinya.
"belom." Jisung balas senyum manis aja.
"sombong kan gue jadinya. lo nyari gara-gara sih!"
"gapapa, Le. doain usaha suami lo ini buka cabang ya tahun ini."
"calon, anjir. belom nikah kita." ucap Chenle, datar.
"dua bulan lagi, Le."balas Jisung, lirik Chenle yang natapnya sinis.
"pagi, Kak, Bang!!!!" teriakan Dongpyo terdengar bersemangat, cocok di dengar telinga pagi-pagi begini.
"pagi, Pyo." balas Chenle, ramah. Jisung cuma berdeham aja lah.
"pagi-pagi udah di Kafe ngapain, Kak??" tanya Dongpyo, memakai apron berlogo planet saturnus khas Kafe Chenle.
"karaoke." Jisung datar banget ngomongnya, kayak punya dendam pribadi ke Dongpyo.
"gosah dengerin, Pyo. Kakak tidur disini tadi malem." jawab Chenle sambil ngaduk kopinya Jisung.
"owhhh, kenapa tidur disini, Kak?" Dongpyo mulai me-lap meja-meja.
"kepo." Jisung lagi-lagi balas datar.
"Bang Ji punya masalah apa sih sama Pyo??" kesel jugak kan kalo di jutekin terus.
"gak ada, lo aja yang baper." balas Jisung lagi, masih datar.
Chenle ngasih kode ke Dongpyo untuk sabar dan diem aja, Jisung emang rada sengklek kan orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance Of Chenji
FanfictionBaca aja. Yang homophobic ya gausah:) ......... Start: 25 March 2021 End. : ⏩