sore-sore Jisung duduk manis diatas motornya depan halaman rumah Chenle.
ngebujuk Chenle yang tiba-tiba aja diemin dia dua hari ini sejak pulang dari toko rotinya."Le, gue kangen nih!" panggil Jisung, teriak untuk yang kelima kalinya.
"berisik, Bang. dari tadi teriak mulu." tegur Kai, untuk yang kelima kalinya juga.
"makanya biarin gue masuk."
"gaboleh. pesen Kak Chenle, Bang Ji gaboleh masuk."
"nah, yaudah gue teriak aja."
"berisik! teriak sana lo di hutan! biar para binatang ada temen mainnya!" sahut Chenle dari dalam.
"keluar lo, Le! jangan berani didalem aja lo, nih gue disini!" balas Jisung, menatap tajam Chenle yang ada dibalik jendela kamar.
"ogah! gue males punya pacar pelit kayak lo!"
"bukan pelit, tapi perhitungan! gue kan jualan."
"gue juga jualan setiap lo dateng ke Kafe minta masakin nasi goreng lah, mie goreng lah, spaghetti lah, minta buatin kopi lah! tapi gak pernah tuh lo bayar! makan dirumah gue juga sering, gapernah tuh gue bilang ini harganya segini!" kesal Chenle.
"loh, kok jadi perhitungan sih?!"
"lo juga!"
hening sebentar sebelum Jisung membuka suara lagi,
"Le, gue mau ngelamar lo. tapi dananya belom cukup. Ayah sama Bunda gamau bantu. katanya gue harus lebih sabar, sungguh-sungguh buat ngelola usaha yang udah dibangun. ntar kalo udah cukup baru ngelamar lo pake uang hasil kerja keras gue sendiri." jelas Jisung dengan kepala tertunduk. Chenle yang mendengarnya langsung jalan keluar rumah, menghampiri Jisung yang tampak dengan wajah seriusnya. Kai sudah pergi dari awal adegan teriak-teriakan tadi."makanya toko roti gue gadak potongan harga lagi. semua yang beli juga pada terkejut, tapi karena enak ya mereka tetep beli. tabungannya banyak, tapi belom cukup. tunggu bentar lagi, ya?" lanjut Jisung.
"suka ya Ji nanggung semuanya sendiri tanpa cerita ke gue?" tanya Chenle, Jisung reflek mendongak.
"maksudnya?" bingungnya.
"gimana gue paham kalo gak nerima penjelasan?! tentang kebahagiaan gue bukan cuma tugas lo. tentang kebahagiaan lo bukan cuma tugas gue. tapi tugas kita untuk menghasilkan kebahagiaan bersama." jawab Chenle.
"contohnya kayak punya anak, ya?" tanya Jisung, tidak dihiraukan sama sekali oleh Chenle. yang ada makin gila Jisung nanti bahas anak-anakan.
"jangan berjuang sendirian, Ji. ajak gue juga."
"lo dibesarin dengan baik oleh keluarga. masa iya gue ajakin susah. bisa digampar Ayah ntar kalo tau tabungan ngelamar lo ada uang lo juga."
"kalo gitu jangan sampe Ayah ta-"
"nggak! pokoknya sabar ya, Le. uangnya dikit lagi cukup kok." tolak Jisung cepat.
"serah deh, tapi gue masih sakit hati ya yang tadi malem. masa iya gue disuruh beli sendiri. pelit lo emang!" ternyata Chenle masih sakit hati walaupun tadi sempat luluh sama alasan Jisung yang mau ngelamarnya.
"kan lo masih jadi pembeli, ya bayar lah. besok kalo udah nikah sama gue jadi Nyonya pemilik. ntar serah deh mau ngambil apa aja." gombal Jisung.
"hm."
"gamau kawin sama gue, lo?" tanya Jisung saat Chenle hanya membalas dengan gumaman.
"nikah, Ji."
"kawin aja dulu, nikahnya ntar pas uangnya udah kekumpul. kawin mah gapake dana kan, ya? tapi katanya lebih enak sih, mau gak, honey?" goda Jisung, mengerlingkan kedua matanya. lain emang si Jisung, bikin Chenle geli aja.
"bangsat lo! pergi sana!"
![](https://img.wattpad.com/cover/263254604-288-k802401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Romance Of Chenji
Hayran KurguBaca aja. Yang homophobic ya gausah:) ......... Start: 25 March 2021 End. : ⏩