02🌷 Cinta Aulia Putri.

44 7 0
                                    

"Oke anak- anak, karena waktunya sudah habis kalian sekarang boleh pulang." ucap Guru laki- laki yang baru saja beres mengajar di kelas XII IPA 1. Guru itu segera melangkahkan kaki nya menuju keluar kelas. sedangkan murid yang lainya segera membereskan Alat- alat sekolah nya kedalam tas. sebagian Murid terlihat sudah pada keluar. termasuk Cinta dan Sissy yang terlihat sedang berjalan bersampingan keluar kelas.

"Lo mau pulang bareng gue gak?" Sissy menawarkan diri mengajak Cinta untuk pulang bersama nya. cewek itu terlihat sedang berpikir sebelum dia menjawab pertanyaan dari sahabat nya itu.

"Emm kayak nya enggak deh sy. kan gue sekarang ada Lukas." Sissy menghela napas pasrah setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut sahabat nya.

"Yaudah gue pulang dulu ya." Sissy segera melangkah kan kaki nya menuju parkiran. langkah nya terhenti ketika Cinta memanggil nya kembali. dengan terpaksa Sissy harus berbalik badan menghadap sahabat nya itu.

"Sy tunggu."

"Apalagi sayang ku."

"Gak sekalian nungguin Vano juga?"

Sissy memutar bola mata nya malas. cewek itu sangat muak kalau misalkan sahabat nya itu selalu menyebut nama seseorang yang mungkin sudah menyakiti hati nya di masa dulu hingga membuat cewek keturunan Belanda Indonesia itu sangat benci kepada Vano Gibastian.

"Udah ah, gue mau cabut." cewek itu berbalik badan meninggalkan Cinta yang sedari tadi tengah menertawakannya.

Setelah Sissy pergi, Cinta segera berjalan menuju kelas Lukas. kebetulan kelas keduanya bersampingan. cewek itu tengah berdiri di depan kaca. menonton Lukas yang masih belajar di dalam sana. tidak lama kemudian, kelas itu bubar, guru yang tadi sedang mengajar kini sudah keluar kelas. Di dalam sana terlihat Lukas yang sedang berjalan menuju keluar kelas. dan di samping nya terdapat Vano Gibastian. Sahabat nya.

"Hai sayang." sapa Lukas setelah cowok itu sudah ada di depan pacarnya. cinta menatap geram ke arah Lukas. cewek itu menatap tajam ke arah pakaian Lukas yang terlihat berantakan dengan baju di keluarkan.

"Kebiasaan deh, Cepetan masukin baju nya! sama itu dasinya juga benerin. kamu itu mantan ketua OSIS Lukas. kamu itu harus jadi contoh buat Adik kelas kita. buruan masukin!" Lukas menyengir tanpa berdosa, Cowok itu segera memasukan baju nya kedalam celana dengan rapih.

"Mampus lo di marahi ibu negara." tukas Vano sambil terkekeh pelan. tatapan Cinta tertuju pada seragam Vano yang sama Seperti Lukas, berantakan.

"Lo juga sama! buruan masukin baju nya!"

"Kan gue bukan mantan anak OSIS cin."

"Masukin gak!"

"Iya- iya." Vano menghela napas pasrah. cowok itu segera merapihkan kembali seragam nya dengan memasukan baju nya kedalam celana dengan rapih. di sisi lain Lukas terus menertawakannya, merasa puas karena sahabat nya sendiri kena imbas juga.

"Mampus lo tai haha."

"Yaudah kita pulang."

"Tapi anter aku cukur rambut dulu ya Cin. gapapakan?" Cinta tersenyum manis ke arah Lukas sebelum dia menjawab pertanyaan nyah barusan.

"Iya gapapa, yaudah ayo."

"Gue cabut duluan bro. oh ya nanti malam lo jangan lupa nginep di rumah gua oke, gua tunggu kedatangan lo temen hahah." Lukas segera mengambil sebelah tangan Cinta. kedua sejoli itu segera berjalan menuju parkiran. keduanya segera masuk kedalam mobil. Lukas yang berada di kursi pengemudi langsung segera melajukan mobil nya menuju Barber shop.

Setelah tiba di Barber shop keduanya segera turun dari dalam mobil. setelah itu Lukas dan Cinta segera masuk kedalam Barber shop tersebut.

"Kamu tunggu di sini ya." Lukas menyuruh Cinta untuk menunggu di kursi yang sudah di sediakan di sana.

"Oke." Lukas tersenyum manis. cowok itu segera berjalan menghampiri tukang cukur untuk mencukuri rambut nya yang kini sudah sedikit Gondrong. Lukas segera duduk di kursi hitam yang di depanya terdapat cermin besar. Sedangkan Cinta, cewek itu sesekali tersenyum ke arah Lukas lewat pantulan cermin.

•••

Malam ini Lukas terlihat sedang membaca buku di ruang tamu. cowok itu kini sedang menunggu kedatangan sahabat nya yang nanti nya bakalan nginep di rumah nya. Suasana rumah sangat begitu sepi. kedua orang tua nya masih belum pulang dari Singapure. dan asih, mungkin wanita itu sudah terlelap tidur.

Lukas melirik jam di sebelah pergelangan tangan nya. jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam tapi sahabat nya itu belum kunjung datang.

Karena telah menunggu lama. Lukas memutuskan untuk masuk kedalam kamar nya. cowok itu segera beranjak dari kursi. langkah nya terhenti ketika mendengar suara dan ketukan dari seseorang. ia, Lukas sangat hapal dengan suara itu. cowok itu berbalik badan berjalan mendekat menuju ambang pintu. setelah itu membuka nya.

"Belum tidur lo?"

"Dari tadi gue nungguin lo bego"

"Cie nungguin ya."

"Buruan masuk." Vano segera masuk kedalam rumah. Sedangkan Lukas, cowok itu menutup pintu nya rapat- rapat. tatapan Vano tertuju pada beberapa cemilan yang sedari tadi tergeletak di atas meja. cowok itu segera berjalan mendekat mengambil salah satu cemilan di sana.

"Wadaw banyak banget nih cemilan."

"Makan aja semuanya."

Vano menoleh ke arah Lukas." Seriusan lo?" Lukas mengangguk. dengan cepat Vano segera membuka cemilan itu dan memasukan nya kedalam mulut.

"Mau di sini dulu apa langsung ke kamar?" ucapan Lukas berhasil membuat Vano tersentak kaget hingga makanan yang dia makan berhamburan kemana mana. Vano menatap Lukas tidak percaya.

"Lo mau apain gue anjir?" ucap Vano Dramatis, sedangkan Lukas yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas

Lukas segera berjalan menaiki tangga meninggalkan Vano sendirian di ruang tamu." Bawa semua cemilan itu ke atas." perintah Lukas sebelum dia menaiki tangga menuju kamar nya.

Vano langsung membawa semua cemilan itu kedalam pangkuanya. cowok itu segera menyusul Lukas ke lantai kedua. setelah tiba di kamar Lukas. Vano langsung membanting kan tubuh nya ke atas kasur. sedangkan Lukas hanya menghela napas pasrah melihat nya.

"Empuk banget kas tempat tidur lo."

"Jelas lah, orang mahal harganya."

"Buset, sombong amat lo sekarang."

"Haha bercanda." Vano geleng geleng mendengarnya. tatapan Vano tertuju pada sebuah bingkai Poto yang di dalam nya itu terdapat Poto Lukas bersama Cinta yang sedang berada di sebuah danau. cowok itu perlahan bangkit dari ranjang.

Vano segera mengambil bingkai Poto itu supaya dekat dengan wajah nya, setelah itu Vano menoleh ke arah Lukas yang tengah sibuk mengganti pakaianya." Pacar lo cantik ya kas."

Lukas menoleh ke arah suara mendapati Vano yang sedang memegangi Bingkai Poto milik nya." Cantik lah, kan dia pacar gue." Kata Lukas sambil tersenyum tipis manis.

•••

#PenulisAmatir.
Ingstagram: rizkiamaludin339.

Luka Untuk Lukas. [Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang