15🌷Merasa bersalah.

32 6 0
                                    

Malam ini Firman, Dewi terlihat sedang berada di ruang makan. menunggu Lukas yang masih belum keluar kamar juga. Geri mulai jengah, perut nya sudah mulai lapar, tapi Lukas tak kunjung datang juga. tatapan Dewi dan Firman tertuju pada Geri yang terlihat memegangi perut nya lapar. cowok itu berusaha untuk menahanya, Sayang nya itu tidak bisa.

"Kamu udah lapar Ger?" Geri menganggukan kepala nya" yaudah suruh Lukas buat kesini gih, bilangin kata mbak turun." Geri menganggukan kepalanya kembali dengan lesu. cowok itu segera branjak dari kursi. Geri terus berjalan menaiki tangga hingga tiba di lantai atas. tanpa mengetuk pintu. cowok itu langsung menyelonong masuk begitu aja.

Di sana sudah ada Lukas yang terlihat sedang melamun sambil menatap ke arah pantulan cermin, Geri menaikan sebelah alis nya ketika Lukas belum menyadari keberadaannya."Kas." panggil Geri dengan suara pelan. cowok itu sangat begitu lapar hingga berbicara pun sudah tidak kuat lagi.

Geri menghela napas kasar, cowok itu sangat kesal ketika Lukas tidak menanggapi ucapan nya." Bro, kata mbak Dewi maneh di suruh ke bawah, buruan bangun." Lagi dan lagi ucapanya sama sekali tidak di dengar oleh Lukas, Geri menarik napas nya pelan, berusaha untuk sabar kembali.

"Kas, plies aing lapar, buruan turun, mbak Dewi sama mas Firman udah nunggu di bawah, mereka gak akan makan kalau maneh Oge can makan buru ah tong Lila." ucap Geri sedikit nada tinggi. dan kesekian kali nya Lukas tidak menanggapinya.

Lukas membenarkan posisi nya menjadi duduk, cowok itu menatap Geri dengan datar" Nanya ka aing?" dengan polos nya Lukas berkata seperti itu. sedangkan Geri, cowok itu memutar bola mata nya malas. merasa kesal pada Lukas karena sedari tadi tidak menanggapi nya berbicara.

"Heeh ka sia, Saha deui atuh monyet!" Lukas terkekeh pelan setelah melihat ekspresi Geri yang terlihat emosi pada nya. cowok itu sengaja mengerjain Geri sekali-kali. cowok itu sangat tau betul jika Geri sedang lapar, pasti dia selalu emosi dan tidak tenang.

"Hahaha maaf-maaf, tadi gua sengaja ngerjain lo supaya lo kelaparan haha." Lukas segera berlari menuju keluar kamar, meninggalkan Geri sendirian di dalam kamar nya.

"Di bacok siah ku aing." teriak Geri di dalam kamar. Geri menghela napas kasar, berusaha untuk menurunkan emosinya. cowok itu segera menyusul Lukas yang sudah tertelan jarak.

Di sisi lain, Lukas terlihat sedang menuruni tangga. cowok itu segera menghampiri kedua orang tuanya, dan duduk di kursi di ruang makan." Maaf pah/mah, Lukas tadi ketiduran." ucap Lukas berbohong. padahal aslinya cowok itu tadi sedang memikirkan sesuatu yang mengganjal pikiranya. entah apa, Lukas pun tidak tau.

"Iya gapapa."

"Geri mana kas?"

"Geri masih di atas pah."

"Yaudah, mendingan sekarang kita makan aja oke." Firman dan Lukas menganggukan kepalanya, mereka bertiga pun segera menuangkan nasi putih nya kedalam piring serta beberapa hidangan yang tertera di atas meja.

"Lukas yang tadi masih di atas malah di tungguin. sekarang, Geri yang masih di atas enggak ada tuh yang nungguin Geri buat makan." sindir Geri membuat Lukas, Firman, dan Dewi terkekeh pelan mendengarnya. Geri segera duduk di samping nya Lukas, sesekali Geri menatap Lukas tajam. Lukas yang dapat tatapan itu hanya tertawa pelan, seakan-akan itu lucu.

"Buruan makan, gak usah ngedumel terus, kaya bocah TK aja." ucap Firman di sela- sela dia makan. Geri yang mendengar itu langsung segera menuangkan nasi nya ke piring. setelah itu mengambil beberapa lauk pauk yang sudah tertera di atas meja.

"Oh ya kas, kok mamah gak pernah lihat Cinta datang ke rumah ya? Dia kemana?" ucapan itu berhasil membuat aktivitas Lukas terhenti. semua orang menatap ke arah nya. tiba-tiba mood Lukas hancur seketika. cowok itu tidak selera lagi untuk makan. Lukas membanting sendok nya pelan hingga menimbulkan suara treng.

Luka Untuk Lukas. [Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang