34🌷 Hari ke enam di Rumah sakit.

14 3 1
                                    

Setelah pulang dari kampus, Lukas dan Geri memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. mereka berdua saat ini tengah berada di perjalanan menuju rumah sakit. ini hari ke enam dimana Dewi masih belum sadarkan diri. dan Lukas berharap hari ke enam ini bisa melihat ibu nya kembali sadar seperti semula.

Setelah tiba di rumah sakit, mereka berdua segera turun dari dalam mobil. Lukas dan Geri segera masuk kedalam rumah sakit. mereka berdua saat ini tengah berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan ICU.

Tatapan Lukas dan Geri tertuju pada beberapa perawat yang sedang berdiri di depan pintu ruangan ICU. tempat dimana Dewi di rawat.

Lukas dan Geri saling tatap, kemudian mereka berdua berlari secepat mungkin menuju ruangan ICU.

Setelah tiba di ruangan ICU. Lukas dan Geri melihat Dewi sudah sadar dari koma nya. yang Lukas lihat saat ini, ibu nya terlihat sedang mengamuk. semua alat selang yang menempel di sekitaran mulut dan hidung nya, juga infus di tanganya semua serba di lepas. Lukas dan Geri sontak kaget melihat itu semua.

Di sisi lain, Dewi seakan ingin berteriak, tapi suara dari dalam mulut nya susah buat berbicara. berkali kali Dewi memukuli kedua kaki nya. seolah olah tidak terima jika kedua kaki nya tidak bisa di gerakan.

Wanita dewas itu terus memberontak, bahkan mendorong perawat beserta dokter Andi. Lukas yang melihat itu langsung berlari cepat memeluk ibu nya.

Yang tadi terus berteriak, kini Dewi terdiam setelah mendapatkan pelukan dari putranya itu." Mamah tenang mah, ini Lukas, Lukas akan selalu di sini buat jagain mamah. mamah tenang ya."

Dewi menangis sejadi jadi nya, meski suara tangisan nya cukup tidak terdengar. sebelah tangan Dewi mengelus puncak kepala Lukas. sebagai tanda bahwa kasih sayang ibu tiada ada henti nya.

Lukas melepaskan pelukan nya. Dia menatap perawat beserta dokter Andi." Makasih ya dok, makasih udah jagain mamah saya."

"Sama sama, yaudah saya permisi." Dokter Andi beserta perawat yang lain nya segera keluar ruangan. sementara Lukas, cowok itu menatap ibu nya sendu. seolah olah tidak tega jika harus melihat ibu nya dengan kondisi seperti itu.

"Mamah udah makan?" Dewi menggelengkan kepalanya." Lukas suapin ya." Lukas mengambil mangkuk berisi bubur di atas meja. akan tetapi, respon Dewi lagi dan lagi menggelengkan kepalanya, seolah olah dia tidak mah makan sama sekali.

Lukas menghela napas pasrah, kemudian cowok itu menaro kembali mangkuk di tangan nya ke atas meja.

Di sisi lain, Geri mengeluarkan sebuah buku beserta pena di dalam tas nya. kemudian cowok itu menyerah kan nya pada Lukas." Kas, kayak nya mbak Dewi pengen ngomong sesuatu deh, nih pake buku Geri aja, siapa tau mbak Dewi pengen nulis sesuatu."

Lukas meraih buku dan pena itu dari tangan Geri. lalu Lukas menyerahkan Buku dan pena itu kepada ibu nya." kalau mamah pengen sesuatu, mamah langsung tulis aja di buku ini."

Dewi mengambil buku dan pena itu, wanita dewasa itu terlihat sedang menuliskan sesuatu." Papah kamu mana?" kata Dewi dalam isi tulisannya.

Lukas menghela napas." Ngapain sih mamah cari orang itu! Di udah bikin celaka mamah!" Lukas terlihat marah.

Kemudian Dewi menuliskan sesuatu lagi." Papah kamu gak salah nak. kamu jangan salahin papah kamu kaya gitu." wanita itu menyerahkan kembali buku itu pada Lukas.

Lukas membaca nya." Gak salah gimana? mau gimana pun papah tetep salah mah. kalau papah ngelarang mamah gak bawa mobil sendiri. mungkin mamah gak bakalan kaya gini."

"Bener kas kata Mbak Dewi, ini bukan kesalahan mas Firman. mas Firman gak tau apa apa tentang ini. dan seharusnya maneh itu nyalahin orang yang nabrak mbak Dewi, bukan mas Firman yang maneh salahin." Suasana hening seketika, ucapan Geri berhasil membuat Lukas terdiam. jujur, ucapan Geri ada bener nya juga, tapi Lukas tidak terima jika dia harus melihat kondisi ibu nya seperti itu.

                                        •••

Setelah pulang dari kampus, Gina memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. menjenguk ibu nya Lukas. karena tadi siang dia sudah berjanji bahwa dia akan ke rumah sakit setelah kepulangan nya dari kampus.

Saat ini Gina terlihat sedang berjalan di koridor menuju ruang ICU. cewek itu terlihat sedang membawa beberapa buah buahan yang nanti nya bakalan di berikan kepada ibu nya Lukas.

"ka Gina." langkah Gina terhenti ketika mendapatkan suara panggilan dari belakang tubuh nya. cewek itu berbalik badan dan mendapati Clara yang tengah berjalan menghampirinya.

"Clara."

"Soal kemarin, Clara minta maaf ya, ka, seharusnya kemarin Clara gak marah- marah sama kaka. Clara emang kaya gini kak orang nya, kalau udah marah sama orang, mulut nya suka gak di jaga, jadi maaf ya."

"Kaka ngerti kok, siapa sih yang gak cemburu kalau lihat pasangan kita sama orang lain, iya kan? cuman kamu nya aja yang kemarin salah paham."

"Hehe." Clara menggaruk kepalanya yang tak gatal." yaudah, kita jenguk ibu nya ka Lukas sekarang yu kak."

Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan nya yang tadi sempet tertunda. setelah melewati beberapa lorong. mereka berdua pun akhir nya sampe di depan pintu ruangan ICU.

Mereka berdua pun segera masuk kedalam nya. Clara dan Gina mendapati Lukas, Geri , dan Dewi yang tengah berada di dalam sana." Sore tante." sapa Clara, setelah itu Gina menyapa nya bergantian.

Di sisi lain, Dewi tersenyum manis setelah kedatangan dua perempuan cantik di depan nya. setelah itu, Dewi menuliskan sesuatu." Mereka berdua pacar kamu?"  setelah menuliskan itu, Dewi menyerahkan buku yang dia tulis itu pada Lukas.

Lukas terkekeh pelan setelah membaca tulisan dari ibu nya." Mamah ada ada aja, masa iya Lukas punya pacar dua, enggak lah mas, pacar Lukas itu ini, nama nya Clara, dan sebelah nya Gina, temen Lukas di kampus."

"Oh ya Tante, ini Gina bawain buah buahan buat Tante, Tante cepat sembuh ya, Gina taro di sini ya Tante." Gina meletakan buah-buahan yang dia bawa di atas meja.

Clara menggaruk kepala nya yang tak gatal. merasa malu karena dia lupa tidak membawa apa apa." Maaf ya Tante, Clara gak bawa apa apa." ucap Clara membuat Dewi tersenyum tipis ke arah nya.

Tidak lama kemudian, Firman datang dari balik pintu, laki laki dewasa itu sengaja pulang cepat, karena Geri tadi ngasih kabar bahwa Dewi sudah sadar dari koma nya, maka dari itu, Firman memutuskan untuk segera menemuinya ke rumah sakit.

"Dewi."guman Firman pelan, laki laki dewasa itu berlari kecil menghampiri Istri nya, lalu setelah itu, memeluk nya erat." Akhir nya kamu sadar juga, saya khawatir sama kamu." Firman melepaskan pelukan nya perlahan.

Di sisi lain, Lukas menatap tajam ke arah Geri, seolah olah tau jika Geri yang memberi tau semuanya kepada Firman. Geri yang mendapatkan tatapan tajam itu, langsung menundukan kepala.

Firman bertanya tanya. bingung, kenapa istri nya itu tidak bicara-bicara sedikit pun. dan sejak itu juga, Firman langsung menatap Lukas seolah olah dia ingin bertanya, ada apa dengan ibu nya Lukas.

Lukas yang mendapatkan tatapan itu langsung mengerti bahwa Firman sangat butuh penjelasan dari nya." kata dokter Andi, Mamah udah gak bisa jalan sama bicara lagi. dan itu, semua gara gara papah." Lukas menatap dingin ke arah nya.

"Papah bingung sama kamu. papah salah apa sih sama kamu sampe segitu benci nya kamu sama papah."

Lukas tersenyum miring."Papah yang udah buat mamah kaya gini dan papah masih tanya salah papah apa?"

"Kalian berdua ngapain sih berdebat terus! gak lihat apa kondisi mbak Dewi sekarang kaya gimana?" suasana hening seketika, ucapan Geri, berhasil membuat Lukas dan Firman terdiam.

di sisi lain, Dewi terlihat sedang menuliskan sesuatu. lalu menyerahkan nya pada Lukas." Ini bukan kesalahan papah nak, udah ya kamu jangan marah lagi sama papah, mamah sedih lihat nya." Lukas yang membaca tulisan itu langsung menghela napas pasrah, berusaha untuk menenangkan emosi nya.

                                        •••

Luka Untuk Lukas. [Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang