Tak sekuat itu

225 27 3
                                    

Jangan lupa vote & commentnya yaa😘

Maafkan ku baru kembali.

**

"Siang om" Sapa Kai, yang saat ini masih berada di depan pagar kediaman keluarga Adnan.

Adnan yang melihat Kai, langsung tersenyum sumringah "Kai, masuk sini"

Kai segera membuka gerbang, lalu memasukan mobilnya ke garasi.

"Om apa kabar?" Tanya Kai ketika menghampiri Adnan.

"Om sehat" jawabnya "tapi hati anak om sakit" bisik Adnan pada Kai.

Kai tersenyum pilu mendengarnya. Saat Kai menyadari bahwa mobil Shabira ada disini, dirinya bertanya "Om, Shabira ga bawa mobil kerjanya?"

"Shabira resign, dia baru pulang tuh dari kantornya" jawab Adnan

"Resign? Kenapa om?" Kai begitu terkejut dengan penuturan Adnan, karena seingatnya Shabira sangat mencintai pekerjaannya. Suasana dikantornya pun nyaman, sehingga seharusnya tidak ada alasan untuk Shabira resign.

"Kepingin mantan tunangannya. Eh tapi malah batal nikah" ucap Adnan, dipenuhi kecewa.

"Sabar ya om, saya turut sedih buat itu" ucap Kai, tulus. Sahdan ternyata tak main-main dengan ucapannya, ia benar-benar melepaskan Shabira.

"Loh kamu ga kaget? Udah tau?"

"Hmm Sebenernya—"

"Eh duduk dulu aja sini Kai, mau cerita panjang kan? Nanti pegel" ucap Adnan, yang sebelumnya lupa meminta Kai untuk duduk terlebih dahulu.

Kai menuruti permintaan Adnan, ia duduk di bangku teras rumah itu.

"Jadi gimana kamu udah tau?" Tanya Adnan lagi.

"Jadi sebenernya beberapa minggu lalu Sahdan berkunjung ke rumah saya om. Dia bilang akan melepaskan Shabira, saya hanya tau sebatas itu aja" tutur Kai.

Adnan mengangguk-ngangguk mendengar cerita Kai.

"Saya sebetulnya kecewa sekali akan keputusannya. Jika memang sejak awal ia gak yakin, kenapa harus sampai ke tahap ini. Akhirnya Shabira lagi yang sakit hati, setelah sebelumnya kamu yang nyakitin dia Kai" ucap Adnan.

Ucapan Adnan berhasil menyentil Kai, merasa tidak enak padanya. "Maaf om, saya sadar betul selama ini saya banyak nyakitin Shabira"

"Saya maafkan kalau kamu bisa ngobatin luka hatinya Shabira. Bikin dia bahagia Kai, om tau dia masih sangat cinta sama kamu"

"Om masih mau kasih saya kesempatan?" Tanya Kai sumringah.

Adnan mengangguk "dengan satu catatan, kalau kamu nyakitin dia lagi. Saya penggal kepala kamu" Ancamnya dengan wajah so galak. Padahal wajahnya sama sekali tak menunjukan itu.

"Siap om" jawab Kai, sembari membuat gerakan hormat.

Kemudian Kai dan Adnan bersama-sama menata tanaman di halaman keluarga Adnan. Mengisi pot yang kosong dengan tanah dan tanaman hias yang baru saja dibeli Adnan pagi tadi. Aktivitas itu begitu menyenangkan bagi keduanya, hingga mereka tak sadar bahwa jam sudah menunjukan pukul 5 sore.

"Pa mama mana?" Shabira keluar dari rumah sembari mengucek-ngucek matanya. Dirinya masih mengenakan pakaian yang siang tadi ia kenakan.

"Mama lagi ketemu temennya De" jawab Adnan.

"Eh" Shabira baru sadar bahwa ada Kai yang kini duduk di samping papanya.

"Hai Sha" Sapa Kai, diiringi senyuman yang mampu menyihir Shabira.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang