Bertengkar

322 44 1
                                    

Jangan lupa vote dan comentnya ya biar aku makin semangat nulis:)

———————-

Hari itu, Kai hanya ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sehingga ia bisa pulang lebih awal. Tepat pukul 16.30 WIB Kai sudah turun menuju  basement agar bisa menjemput Shabira tepat waktu. Kai menyempatkan untuk melihat Whats Appnya, namun belum ada balasan dari Shabira sejak semalam ia mengiriminya pesan, mungkin shabira sibuk, pikirnya.

Diperjalanan, Kai melihat toko bunga yang memiliki banyak bunga-bunga cantik. Kai segera menepi untuk membeli bunga lily, kesukaan wanitanya.

Sesampainya Kai di kantor Shabira, ia melihat pemandangam yang membuatnya naik darah. Bagaimana tidak, ia sudah merelakan waktunya bekerja untuk menjemput Shabira. Sesampainya disana, ia disuguhkan dengan pemandangan yang sungguh akan membuat orang lain akan mengira yang dipandangnya adalah "pasangan sempurna abad ini".

Shabira begitu intens mendengarkan pria itu berbicara, sesekali tertawa dengan sangat cantiknya yang Kai yakini bisa membuat pria itu jatuh hati pada Shabiranya.

Kai segera menghampiri Shabira dan pria yang tidak dikenalnya itu.
"Shabira"
Panggil kai, yang membuat Shabira otomatis menoleh ke sumber suara dan sedikit kaget saat melihat siapa yang memanggilnya.
"Kai, kamu ko bisa jemput aku jam segini?"
Tanya Shabira yang langsung berdiri dari duduknya.
"Iya, aku hari ini pulang cepet biar bisa jemput kamu tepat waktu"
Jawab Kai dengan menahan amarahnya, ia sungguh ingin segera mengintrogasi Shabira. Siapa pria itu, dan mengapa harus berdua di coffee shop sementara masih di jam kerja, meskipun hanya tinggal beberapa menit lagi Shabira sudah bisa pulang.

Shabira melirik jam tangannya kemudian pandangan Shabira beralih ke Pria yang membuat Kai kesal.
"Oh yaudah kalau gitu, Pak Sahdan saya kembali ke kantor ya. Ternyata ga kerasa, udah hampir jam pulang kantor."
Pamit Shabira yang ditanggapi dengan perkataan yang membuat Kai semakin dongkol.
"Bareng Sha, saya juga masih ada keperluan sedikit di kantor kamu"
Lelaki itu langsung berdiri, dan menjulurkan tangannya ke arah kai.
"Kenalkan saya Sahdan, sepertinya kamu kekasih Shabira, betul bukan?"
Sahdan memperkenalkan diri, sekaligus memberikan pertanyaan yang langsung dijawab oleh Kai.
"Razeka, ya Shabira calon istri saya"
Jawab Kai yang membalas juluran tangan Sahdan, dan juga menekankan kata calon istri agar Sahdan tidak mendekati Shabiranya.
Sahdan tersenyum dan beralih menatap Shabira.
"Sha, ayo ke kantormu"
Ajak Sahdan. Belum sempat Shabira menjawab, Sahdan mengalihkan fokusnya kembali ke Kai dan berkata.
"Saya pamit, semoga bisa mengobrol lebih banyak lain kali ya Razeka"
Sahdan pamit dan langsung berjalan ke arah lift.

"Bi, aku ke kantor dulu ya mau absen dan ambil barang-barangku. Kamu mau tunggu disini?"
Tanya Shabira pada Kai, yang ditanya hanya merespons dengan anggukan tanpa melirik Shabira sedikitpun.

Melihat respons Kai, Shabira segera pergi menyusul Sahdan ke arah lift. Sementara Kai, merasa sangat kesal saat ini, hatinya seperti terbakar melihat Shabira dan lelaki yang bernama Sahdan itu kembali mengobrol sembari menunggu lift.

20 menit berlalu, Kai masih menunggu Shabira yang masih belum keluar dari kantornya. Kai menunggu dengan gelisah dan bertanya-tanya dalam hatinya, apakah Shabira meneruskan obrolannya dengan lelaki tersebut dikantornya?

Tepat setelah 30 menit Kai menunggu, Shabira keluar dari lift dan langsung menghampiri Kai.

"Yuk bi kita pulang"
Ajak Shabira pada Kai. Kai bangkit dari duduknya, dan berjalan tanpa menjawab ajakan Shabira, ia semakin kesal pada Shabira.

Sesampainya di Basement, Kai segera memasuki mobilnya tanpa menghiraukan Shabira yang memanggilnya karena Kai berjalan begitu cepat, sehingga Shabira tidak bisa mengimbangi.

Sesampainya di mobil kai, Shabira mengatur napas karena ia berlari kecil untuk mengejar Kai.
"Kamu ko ninggalin aku, kamu kenapa sih bi?
Tanya Shabira heran atas sikap Kai saat ini.
"Kamu tanya aku kenapa?"
Kai yang ditanya malah balik bertanya pada Shabira.
"Kamu tuh aneh, malah ninggalin aku. Udah gitu tadi juga kamu jutek banget ga jawabin aku ngomong dan langsung nyelonong aja"
Shabira menjawab dengan ekspresi sebalnya.
"Ya kamu pikirlah, aku udah rela ninggalin kerjaan aku dan pulang lebih awal hanya untuk jemput kamu. Aku nunggu pesan balasan dari kamu sejak semalam, tapi apa? Kamu ternyata lagi berduaan sama cowo yang bernama Sahdan sialan itu, dan lagi kenapa kamu harus sampai selama itu untuk membereskan barang-barang kamu?! Aku menunggu kamu selama setengah jam dibawah!"
Kai menjawab dengan bentakan dan nada yang tinggi, jika ia sedang berada diluar ia yakin suaranya akan terdengar kemana-mana.
Jawaban dari Kai berhasil membuat mata Shabira panas, air matanya akan tumpah.
"Bisa-bisanya kamu bilang hanya? Hanya untuk jemput aku? Sengga pentingnya aku dimata kamu?"
Shabira sudah tidak bisa membendung air matanya, ia sungguh kecewa dengan jawaban yang Kai lontarkan.
"Kamu nunggu aku selama setengah jam? Kamu cape nunggu? Aku bahkan kemarin nunggu kamu hampir 5 jam lamanya! Aku ga balas pesan kamu karena tadi pagi aku kesiangan akibat kelelahan dan tidur larut malam, sementara hari ini adalah hari penting karena aku ditugaskan untuk menemani tamu yang akan menjadi investor di perusahaanku. Dan investor tersebut adalah lelaki yang tadi kamu bilang sialan"
Lanjut Shabira, sudah tidak bisa menahan tangisannya, ia menjawab semua itu sembari sesenggukan.

"Kalau memang pekerjaan lebih penting, dan aku sebagai hanya untuk kamu. Silakan pergi, aku bisa pulang sendiri"
Shabira keluar dari mobil hitam milik Kai, dan berjalan ke arah lift agar ia bisa kembali naik ke lobi dan pulang menggunakan kendaraan umun.

Sementara Kai baru menyadari bahwa ia salah bicara, ia hanya cemburu, tak bermaksud seperti itu.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang