Si pengirim Sarapan

178 29 5
                                    

Hi All, 

Jangan lupa vote  & commentnya ya:*

Selamat membaca:)

---------------------------------------------------------


Setelah selesai makan malam bersama, Ibu Kai dan Resha berpamitan pulang.

"Shabi, Ibu dan Resha pulang ya. Nanti kamu main dong ke rumah kalau ada waktu"
Ibu Kai memeluk sayang Shabira.

Setelah pelukan dilepas, Shabira menjawab "Iya bu, insyaAllah. Ibu sehat-sehat ya"

Shabira beralih ke Kakak Kai "Mba Resha, bawa mobilnya hati-hati ya"

Ibu kai juga pamit kepada Zara, mama Shabira dan seluruh keluarganya tak terkecuali Sahdan yang memang belum berniat pulang.

Setelah Ibu Kai pulang, Shabira berbalik dan melangkah ke arah kamarnya. Namun belum sempat Kaki Shabira menyentuh anak tangga, Sang kaka memanggil Shabira.

"Sha, mau kemana?"
Sembari menggendong Aznia, Zara berjalan ke arah sang suami dan juga Sahdan yang memang masih mengobrol.

"Mau ke kamar"
Jawab Shabira, terlihat salah tingkah karena Sahdan.

Sahdan yang melihat Shabira seperti salah tingkah, tersenyum kecil. Shabira seperti memiliki magnet sehingga mata Sahdan tak bisa lepas memperhatikannya. Beberapa kali Sahdan berusaha melupakan bayang Shabira, namun kenyataannya tidak bisa. Ditambah, dukungan Zafran yang mengalir deras padanya. Zafran cukup banyak menceritakan kisah Shabira dengan Razeka, bagaimana Zafran beberapa kali melihat Razeka pergi dengan wanita lain. Dan juga, Razeka yang sulit memberikan kepastian pada Shabira.

Bagi Sahdan, selama janur kuning belum melengkung artinya Shabira masih bisa ditikung.

Tanpa Sadar, Sahdan tersenyum mengangguk-angguk sendiri. Membuat Shabira yang akan melanjutkan langkahnya ke kamar terhenti, dan tertawa melihat tingkah aneh lelaki itu.

"Dan, kenapa sih lo?"
Zafran keheranan melihat tingkah temannya tersebut, tersenyum-senyum tidak jelas sambil mengangguk-ngangguk. Sementara Zara ikut menertawakan Sahdan.

Ketika Sahdan tersadar dari lamunannya, Sahdan menyadari bahwa Zara dan Shabira menertawakan dirinya.

Sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "duh maaf ngelamun gw mas"

"Ngelamunin apa sih dan?"
Tanya Zara yang kemudian duduk di samping Sahdan.

Belum sempat Sahdan menjawab, Zara melanjutkan bicaranya "Sha, sini dulu aja sih kita ngobrol-ngobrol dulu"

Mendengar ajakan sang Kaka, Shabira mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar. Kemudian duduk di sebelah sang kaka, dan mengusap-ngusap pipi keponakannya.

Mereka mengobrol-ngobrol ringan, seputar proses persalinan Zara hingga pekerjaan Sahdan dan Zafran.

Namun obrolan itu terhenti ketika Aznia menangis meminta susu. Zara masuk ke kamarnya dan menyusui sang anak. Tidak lama kemudian Zafran menyusul Zara ke kamar karena istrinya terus memanggil dirinya, hanya tersisa Sahdan dan Shabira di ruangan itu.

Mereka saling diam cukup lama, karena keduanya merasakan detak jantung yang tak beraturan.

"Sha"
Suara Sahdan membuat Shabira mengalihkan fokusnya pada lelaki itu.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang