Sepulangnya Sahdan dari rumah Shabira, Shabira bergegas untuk kembali ke kamarnya. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya.
Shabira mengintip dari ruang tamu, ternyata suara mobil Zara dan Zafranlah berhenti didepan rumah. Shabira membukakan pintu, untuk keduanya dan bertanya
"Darimana mba, mas? Ko malem banget?"
Tanya Shabira sembari membawakan barang bawaan yang dibawa oleh Kakanya tersebut.
"Abis belanja kebutuhan bayi nanti Sha, tuh liat aja apa yang mba bawa itu. Terus tadi makan seafood dulu di tempat langganan kita, ngidam nih mba"
Jawab Zara yang sembari mengelus perutnya dan tersenyum. Shabira yang melihat itu ikut tersenyum bahagia.
"Duh, aku jadi ga sabar pengen cepet-cepet ketemu dede bayi"
Shabira ikut memegang perut Kakanya yang sudah sangat membuncit.
"Oh ya, bentar lagi 7 bulanan ya?"
Tanya Shabira kembali. Belum sempat Zara menjawab, terdengar salam dari suara lelaki yang sangat Shabira kenal.
"Assalamualaikum"
Shabira otomatis menjawab sembari menoleh ke sumber suara.
"Waalaikumsalam"
Shabira dan Zara menjawab berbarengan.
"Eh Razeka, tumben malem-malem begini kesini? Ayo masuk"
Zara mempersilakan Kai masuk. Kai masuk ke ruang tamu dengan Shabira yang masih diam mematung karena ia masih kesal.
"Maap ya mba, mau ada yang diomongin sama Shabira soalnya dan ga bisa ditunda besok"
Kai menjelaskan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yaudah mba ke atas dulu ya"
Pamit Zara.
"Mas zafran, bisa ga ambilin barangnya? Yuk kita ke atas, istirahat"
Lanjut Zara mengajak suaminya yang masih sibuk mengeluarkan belanjaan dari bagasi mobilnya.
"Iya, bentar aku keluarin dan bawa belanjaannya dulu ya""Nih minumnya"
Shabira memberikan teh hangat untuk Kai yang masih duduk menunggunya di ruang tamu.
"Kamu tadi pulang sama siapa?"
Tanya Kai tanpa basa-basi.
"Yang jelas ga sama kamu"
Jawab Shabira dengan nada yang tidak bersahabat.
"Ya jelas ga sama aku, kamu jawab aja kamu pulang sama siapa?"
Tanya Kai sedikit membentak, bertepatan pada saat Zafran melewati mereka berdua menuju kamarnya dan Zara.
"Bisa ga sih kamu ga pake emosi? Aku pulang sama Sahdan. Puas?"
Terdapat penekanan dari setiap kata yang Shabira ucapkan, ia kecewa Kai kembali ingkar janji.
"Kamu tuh bisa ga sih ga tebar pesona sana-sini, bisa-bisanya kamu pulang sama dia ketika aku ga bisa jemput kamu?"
"Kamu bilang aku tebar pesona sana-sini? Dan kamu kesini malah untuk marah-marah sama aku tanpa menyesali perbuatan kamu?"
Tanya Shabira tidak percaya akan apa yang Kai ucapkan, ia pikir Kai kesini untuk meminta maaf namun ia salah. Ia semakin kecewa, Kai sungguh egois.
"Awalnya aku kesini mau minta maaf karena aku ga menepati janji, aku kesini untuk menebus salah aku karena selalu ingkar. Tapi yang aku dapetin, adalah melihat kamu diantar oleh lelaki lain yang bahkan ia masuk ke rumah ini"
Tutur Kai masih dengan emosinya.
"Aku capek Kai kita berantem terus. Aku sama Sahdan itu ga ada apa-apa, dia hanya memberi aku tumpangan pulang karena aku juga udah capek nunggu kamu lebih dari 2 jam"
Jelas Shabira.
"Aku capek, kamu boleh pulang sekarang. Kita ga usah ketemu sampai ego dan cemburumu mereda"
Lanjut Shabira yang secara tidak langsung mengusir Kai.
Kai yang mendengar Shabira mengusirnya dengan terang-terangan akhirnya berdiri dan berucap.
"Oke. Salam untuk mama dan papa kamu, night Shabira"
Kai berjalan keluar masih dengan emosi yang belum reda. Ia segera melajukan mobilnya menuju rumah.Kai sungguh lelah bekerja seharian, sore tadi ia dikagetkan dengan kedatangan clientnya kembali. Padahal, siangnya clientnya tersebut sudah pulang namun ia kembali untuk membahas pekerjaan tambahan dengan Kai. Kai merupakan Site enginner untuk proyek tersebut maka ia harus menerima dengan lapang dada bahwa ia harus kembali mengingkari janjinya karena Kai harus lembur. Sialnya, handphone yang sudah lama error itu mati total sehingga ia tak bisa mengabari Shabira.
Kai akhirnya mendatangi rumah Shabira dengan niat meminta maaf padanya dan akan mengajak Shabira untuk ke taman bermain esok hari. Namun yang ia lihat sungguh mengecewakan, Shabiranya diantar oleh pria yang jelas-jelas ia tak suka. Pria bernama Sahdan yang tempo hari ia lihat bersama Shabira.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance"Bukan jarak, tapi ego yang seringkali mengalahkan pertahanan cinta yang dibangun begitu lama" Shabira krystalia adnan, tak perlu banyak tebar pesona untuk memikat para pria. Dengan aura, paras cantik dan sifat ramahnya, ia sudah memenuhi kriteria...