Hi, jangan lupa vote & comentnya yaaaa.
————
Di lain tempat, Kai memasang ban mobil milik clientnya itu dengan perasaan kesal, bukan kesal karena harus menolong wanita yang ada di belakangnya, namun kesal karena kebodohannya tidak mengabari Shabira bahwa ia tidak bisa menjemputnya dan kini baterai handphonenya lowbat.
Setelah hampir setengah jam, akhirnya Kai selesai mengganti ban mobil milik wanita tersebut. Kai berbalik, dan mendapati wanita itu sedang menatapnya sembari tersenyum.
"Mba, ini udah selesai, udah bisa pulang. InsyaAllah ga ada gangguan lagi"
Kata Kai kepada sang pemilik mobil.
"Oh ya, makasih ya Razeka sudah bantu saya"
Ucap wanita itu tulus, karena Kai telah membantunya. Wanita itu memberikan 1 pack tisu basah agar Kai membersihkan tangannya yang kotor akibat menjadi montir dadakan.
"Itu, buat bersihin tangan kamu"
Kai menerimanya, dan merespons dengan anggukan sekaligus senyum yang terukir di wajahnya, hanya sebagai bentuk sopan santun kepada wanita yang menjadi clientnya itu.
"Yaudah kalau gitu saya duluan ya Razeka, sampai jumpa di hari jumat"
Pamit wanita itu sembari bergegas masuk ke mobilnya.
"Iya Mba, hati-hati dijalan" Razeka menjawab sembari membersihkan tangannya menggunakan tisu basah yang diberikan wanita itu.Setelah wanita itu pergi, Razeka langsung memasuki mobilnya, mengisi baterai ponselnya di mobil. Ketika handphonenya berhasil diaktifkan, ada 21 panggilan tak terjawab dan 11 pesan Whats App dari Shabira. Kai sudah menduga, pasti Shabira akan menunggunya dan terus menghubunginya. Ia membuka pesan yang dikirimkan Shabira, betapa merasa bersalahnya ia yang membiarkan Shabira menunggunya hingga jam setengah sepuluh malam, jelas-jelas Shabira esok pagi masih harus bekerja.
Pukul 12 malam, Kai mengirimkan pesan pada Shabira.
"Bi, maafin aku, aku tadi bantuin orang dan aku gabisa tinggal. Aku juga lupa kabarin kamu kalau aku gabisa jemput kamu, handphoneku lowbat. Kamu istirahat ya, love you"Setelah pesan terkirim, Kai melajukan mobilnya untuk pulang kerumah. Ia sudah sangat lelah hari ini, butuh istirahat agar esok ia memiliki tenaga untuk kembali bekerja.
Pagi harinya, Shabira bangun pukul 7 pagi, jelas ia kesiangan. Saking lelahnya tidur Shabira begitu pulas , alarm yang dipasangnya tidak terdengar. Shabira segera mandi, yang biasanya membutuhkan waktu selama 25 menit, kali ini hanya 5 menit Shabira menyelesaikan ritual mandinya. Memilih baju pun dengan asal.
"Pagi ma"
Sapa Shabira kepada mamanya yang sedang menyiapkan sarapan.
"Sha kamu kesiangan ya? Apa sengaja memang masuk aga siangan? Razeka juga belum jemput."
Tanya mamanya, sembari mengoleskan selai coklat ke roti diatas meja yang tersaji.
"Iya ma kesiangan, oh Razeka belum jemput? Yaudah aku naik ojek aja biar cepet. Aku ngga sarapan juga, ga keburu. Bye ma!"
Pamit Shabira yang juga sedang memakai heelsnya, Shabira sudah memesan ojek online dan untungnya langsung datang menjemput. Shabira mencium pipi mamanya dan segera pergi.Sesampainya dikantor, penampilannya sungguh berantakan. Rambut yang belum disisir dengan rapih, wajah yang masih sangat pucat karena belum berdandan, dan ditambah dengan ekspresi ngos-ngosan akibat berlari dari lobi agar tidak ketinggalan lift.
"Pagi Sha, kesiangan ya?"
Sapa salah satu karyawan yang Shabira kenal.
"Pagi, hehe tau aja deh"
Sapa Shabira dengan cengiran lebarnya, meskipun ia kesiangan Shabira berusaha agar moodnya tidak rusak hari ini, walau ia yakin ia akan mendapatkan teguran dari atasannya karena telat di hari yang penting seperti ini.Sesampainya diruangan, Shabira sudah mendapat sambutan pelototan Kiara, yang dipelototi cengar cengir memasang wajah tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance"Bukan jarak, tapi ego yang seringkali mengalahkan pertahanan cinta yang dibangun begitu lama" Shabira krystalia adnan, tak perlu banyak tebar pesona untuk memikat para pria. Dengan aura, paras cantik dan sifat ramahnya, ia sudah memenuhi kriteria...