Penghianatan?

241 28 8
                                    

Hi All, 

Jangan Lupa vote & Commentnya yaa :*

"Kadang, yang terlihat bukanlah kenyataan yang sesungguhnya"

-----------------------------


Seminggu berlalu setelah pertemuannya dengan Sahdan, dan Ibu Kai dirumahnya.

Setelah mengetahui banyak fakta tentang Sahdan yang tidak Shabira sadari dan ketahui. Keduanya semakin sering saling menghubungi meski belum bertemu kembali.

Kebenaran yang terungkap, menjelaskan bahwa Sahdan memang tidak terlalu terburu-buru menawarkan keseriusan pada Shabira. Faktanya Sahdan sudah cukup lama mengenal Shabira, meskipun juga belasan tahun mereka tidak bertemu.

Shabira kadang menyesali masalalu itu. Mengapa dirinya tidak menyadari bahwa yang mengirimkan Sarapan padanya adalah anak berkacamata cukup tebal, yang sering melewati kelasnya dan selalu menyapa Shabira. Nyatanya mereka cukup sering bertemu.

Shabira akui, Sahdan sedikit mengalihkan perhatiannya dari kesakitan akibat ketidakpastian Kai. Dan juga, akibat berakhirnya hubungan yang 8 tahun lamanya telah dipertahankan.

Shabira memandangi kembali foto yang terpajang di dinding kamarnya, foto kebersamaannya dengan Kai sejak masa SMP hingga terakhir kali ia bertemu. Shabira mulai mencopot foto-foto itu dari dinding kamarnya. Berusaha menata kembali kamarnya, sekaligus hatinya. Berusaha mengikhlaskan yang bukan ditakdirkan untuknya.

Bulir air mata jatuh tanpa permisi. Sakit yang dirasa, ternyata masih mampu menghasilkan airmata. Yang Shabira kira sudah habis tak bersisa.

"Kenapa sih gue" Shabira bergumam sembari memghapus air matanya.

Beralih dari mencopot seluruh foto kebersamaan mereka, Shabira sudah menyiapkan box yang cukup besar untuk memindahkan seluruh barang pemberian dari Kai. Ini adalah salah satu usahanya untuk bisa lupa pada lelaki yang sudah menjadi sandaran hatinya selama 8 tahun terakhir.

Satu persatu pemberian lelaki itu dimasukkan ke box tersebut. Mulai dari boneka, hingga bunga-bunga kering yang masih setia Shabira simpan meski sebenarnya tak penting juga.

Aktivitas Shabira terhenti ketika suara ketukan pintu kamarnya terdengar.

Shabira menoleh "masuk aja, ga dikunci" kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.

Sang mama memasuki kamarnya, dengan membawakan jus mangga kesukaan Shabira.

"Kamu lagi apa dek?" menaruh jus sembari melirik ke arah box yang dipenuhi barang-barang pemberian Kai. "Se gamaunya kamu naro barang- barang dari Razeka?" Sang mama bertanya sembari berjalan ke arah Shabira.

Shabira menggenggam sebelah lengan sang mama yang kosong, mendongkak memandang sang mama yang sedang berdiri. Sementara Shabira sedang duduk di kursi kerjanya "ini sebagai usahaku, untuk bisa lupakan orang yang sudah bersama aku hampir setengah hidupku ma"

Sang mama mengelus sayang surai Shabira, sedikit ragu namun akhirnya sang mama bertanya "sebenarnya apa Sha yang buat hubungan kalian berakhir? Mungkin kamu bisa cerita sama mama, untuk meringankan beban kamu"

Shabira diam selama beberapa detik, kemudian tersenyum. Bergeser, sudah tidak memandang sang mama. Namun memandangi barang-barang yang sudah dimasukkan ke box besar itu.

"Alasannya sederhana mah, Razeka terus menerus ga siap untuk lebih serius sama aku. Dia juga mengingkari janjinya untuk melamar aku sepulang dari jepang. Aku kecewa. Bagiku mengingkari janji sama dengan menghianati"

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang