Abraham sang calon mertua.

178 27 3
                                    

Hiiii,

Akhirnya aku update juga.

Jangan lupa vote & comment ya😘

Happy reading.

——-

Mesin fotocopy itu terus bekerja, menyalin hasil kerja Shabira.

"Sha, lu fotocopy apaan banyak bener?" Tanya Kiara yang baru saja memasuki ruang fotocopy dan ATK.

Shabira menoleh ke sumber suara "Ah cuma 10 lembar"

Kiara kembali memperhatikan mesin fotocopy yang saat ini terus menerus mengeluarkan kertas.

"Lo ngaco kali?" Kiara memastikan.

Shabira segera melihat layar pengaturan mesin tersebut. Ia menepuk jidatnya otomatis, saat menyadari bahwa ia salah mengetikkan angka. Seharusnya 10 lembar, namun jadi mengetikkan 100 lembar.

Dengan panik, Shabira segera menghentikan mesin fotocopy tersebut dan segera membereskan kelebihan kertas hasil fotocopynya.

"Lu masih kepikiran Kai?" Tanya Kiara tanpa basa basi.

"Emang keliatan banget ya?" Shabira memelas, padahal dirinya sudah berusaha sangat keras agar tidak mengingat-ngingat Kai. Namun usahanya tidak banyak menghasilkan, yang ada ia makin terus kepikiran. Entahlah, mungkin  hanya waktu yang bisa membuatnya melupakan.

"Lu jadi sering bengong dan ceroboh Sha" Jawab Kiara jujur. Kiara amat sangat menyayangi Shabira. Melihatnya disakiti sedemikian kejam, membuatnya merasa marah. Kadang Kiara juga melampiaskan marahnya itu pada Chandra, karena Chandra adalah teman dekat Kai.

"Gw juga ngerasa gitu sih Ki, tapi gw gatau gimana caranya supaya ga kepikiran" Keluh Shabira, terlihat lesu dan bingung.

Kiara merangkul bahu Shabira kemudian menepuk-nepuknya "waktu akan membuat lo terbiasa tanpa Kai, lo akan baik-baik aja Sha" ucap Kiara yakin.

***
Kai mengetuk bolpointnya ke meja berulang kali. Terus memikirkan kelanjutan hidupnya yang belum tentu akan kemana.

Setelah semua fakta terbuka, dirinya sungguh tak sanggup lagi jika harus bertemu Leka. Namun, jika dirinya memutuskan pertunangan ini, ia khawatir akan nasibnya.

Bukan, bukan karena ia takut kehilangan pekerjaannya. Kai yakin, dengan kemampuanya ia bisa memulai kehidupan baru meskipun keluar dari perusahaan ini. Namun ia tau betul siapa Abraham, orang yang mampu melakukan segala cara demi mendapatkan keinginannya, dan nampaknya sifat itu menurun pada Leka.

Ancaman Abraham tempo hari terus menghantuinya. Abraham tentu tidak main-main, bahwa ia akan menjadikan Kai gelandangan jika berani menyakiti Leka.

Tempo hari Adnan menemuinya, Adnan khawatir pada Kai meskipun Kai sudah menyakiti anaknya. Adnan tau betul siapa Abraham, karena dulu Abraham pernah ingin menggunakan jasanya. Adnan mengingatkan Kai, untuk hati-hati pada Abraham, karena ia adalah sosok yang licik dan juga pintar. Kai sudah bisa menebak itu, terlihat dari betapa liciknya ia membuat Kai masuk ke perusahaan ini, hingga membuat Kai dikirim ke Jepang. Kai juga menceritakan itu semua pada Adnan, termasuk soal pertunangan yang tak pernah ia rencanakan.

Jika saja Kai bukanlah tulang punggung keluarga, mungkin ia akan dengan mudah memutuskan. Namun saat ini, ia adalah tulang punggung keluarganya. Kaka iparnya juga sudah tidak bekerja, kepulangannya kemarin karena kontraknya habis di perusahaan yang berbasis di Singapura.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang