Jatuh Sakit

237 36 6
                                    

Hi All,

Makasi ya sudah terus baca cerita ini. Aku sangat terharu cerita ini sudah dibaca hingga 1000x, bahkan sudah 1.7k. Padahal awalnya cuma iseng2 untuk menuangkan kebucinanku sama Kaistal.

Hehe harap maklum ya dengan kenorakan aku, maklum penulis amatir dan juga newbie.

Minta vote & commentnya ya biar aku tambah semangat😘

Part ini sedikit 17+ jadi yang masih dibawahnya skip aja dulu hehe

Fyi, mulmed:  instagram elascityy 

————-

Seperti diselamatkan, Shabira bernafas lega ketika Zara memanggil ketiganya. Entah mengapa, ia khawatir akan ada kesalahpahaman, jika ia menjawab pertanyaan Sahdan.

Shabira mengenal betul watak Kai, yang seringkali terlalu cepat menyimpulkan tanpa tau lebih dalam kenyataan yang sesungguhnya. Hingga kadang, membuat Shabira semakin ingin membuatnya salah paham. Seperti semalam, ketika Kai mengirimkan pesan itu padanya.

"Shabira Selamat ulang tahun. Semoga bahagia selalu menyertai hidup kamu, mungkin dengan lelaki itu. Aku tunggu undangan pernikahan kamu sama dia"

Pesan itu berhasil membuatnya merasa kesal, namun juga membuatnya ingin menambah kesalahpahaman yang ada. Hingga akhirnya, Shabira membalas dengan pesan yang memacu kesalahpahaman lebih besar.

"Terima kasih banyak Kai, undangannya akan kukirim 2 minggu sebelum hari pernikahan. Ditunggu ya"

Shabira berjalan lebih dulu ke arah Zara yang memanggilnya, berusaha mengabaikan pertanyaan dari Sahdan. Sementara dibelakangnya, Kai mengikuti Shabira sembari terus melirik ke arah Sahdan dengan sinis.

Sahdan yang ditatap, cuek saja berjalan menyejajarkan langkahnya dengan Shabira, sembari merangkul pundaknya.

"Cih, benar-benar memuakan" Kai bergumam, tidak didengar oleh kedua sejoli yang berjalan didepannya.

Di meja makan keluarga adnan, sudah tersaji berbagai menu sarapan. Shabira menatap antusias makanan yang tersaji. Matanya berbinar-binar seperti kucing yang sedang kelaparan. Shabira memang memiliki badan langsing, namun porsi makannya berkali-kali lipat dari porsi makan orang-orang yang memiliki badan sepertinya.

Shabira duduk di kursi kosong di samping Resha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shabira duduk di kursi kosong di samping Resha. Tersisa 4 kursi kosong lainnya, namun seperti tidak ada kursi yang lain, Kai dan Sahdan menarik kursi yang sama. Keduanya seperti sedang berperang dalam tatapan tajam. Membuat semua yang berada di ruang makan, menatap heran.

"Tegang amat? Masih banyak kursi yang lain, coba salah satunya ngalah" Adnan, membuka suara dari keheningan yang cukup lama akibat aksi saling menatap sinis itu.

Kai akhirnya mengalah setelah interupsi dari Adnan didengarnya. Sahdan tersenyum meledek ke arah Kai. Kai duduk di samping Zafran, tepat didepan Shabira. Setidaknya walaupun tidak bersebelahan, ia tetap bisa berhadapan.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang