Gagal

123 27 0
                                    

Cklek..

Perlahan salah satu pintu bilik toilet terbuka, sepasang sepatu hitam keluar dari bilik toilet itu, disusul sepasang sepatu putih yg sudah ternodai oleh makanan.

Brugh!

Salah satu dari mereka langsung terduduk lemas, kedua lutut ditekut dan kedua tangan berada dimasing-masing lutut, orang itu menunduk dan menatap kosong lantai toilet.

"Ciuman itu? kau menikmatinya kan?"

"KiM MINJI!"

"Hiks." Ia mengigit dalam bibir bawahnya, memejamkan mata erat dan makin menunduk dalam menumpahkan tangisannya, dadanya berdenyut perih sekarang, terlebih percakapan yg didengar tadi terus terngiang-ngiang dibenaknya.

"Hiks, eomma~"

Orang itu menarik tangan kanannya dan beralih menepuk kuat dadanya, masa bodoh kalau dirinya terlihat kacau sekarang, lagian orang yg bersamanya tengah terdiam sambil menunduk dalam dan bersender lemah di tembok toilet, orang itu juga masih shock dengan kejadian ditimpanya barusan.

Dan ucapan yg didengarnya bersama orang yg menangis sekarang membuat matanya berkaca-kaca dan perlahan menoleh ke orang itu, lebih tepatnya ke tangan kiri yg tengah menggenggam sesuatu.

"Kau mendengarnya kan? Jadi siapa duluan yg memulai ini?"

"Seulgi dan Irene juga berciuman di foto itu, jadi katakan! Siapa yg salah disini Kim Minji!"

Orang itu mengantuk kuat kepalanya ketembok dibelakang, ia memejamkan mata dan mengigit kuat bibirnya.

Tidak..foto itu tidak benar sama sekali, dirinya dengan orang itu tidak pernah melakukan ciuman, terlebih ia tidak dekat dengan orang itu.

"Itu salah hiks." Orang yg terduduk lemas perlahan mendongak dan menatap orang itu dengan mata berairnya, hanya sebentar karena ia kembali menunduk dan mengepalkan kedua tangannya secara perlahan.

Kenapa? Kenapa harus dirinya yg mengalami ini semua, apa dia mempunyai musuh? Tidak.. dia tidak mempunyainya. Tapi kenapa.. cobaan apa yg dia hadapi sekarang.

"Kang Seulgi dan Bae Joohyun-

Pemanggilan untuk kedua kalinya terdengar, orang yg duduk perlahan berdiri dan mendekati lesu wastafel didepannya, ia membuka kran air, menampung air yg mengalir dengan kedua tangan lalu membasuh wajahnya, dilakukan berulang kali sampai rasa sakit hilang perlahan didadanya.

Ia sudah selesai, beralih menarik lembut orang yg masih mengantukkan kepala, ia dengan lembut menyentuh kepala bagian belakang orang itu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan membasuh hati-hati wajah orang itu.

Dirasa cukup, ia menarik tangannya dan melangkah mendekati pintu toilet.

"Ayok." Ia membukanya dan menoleh ke orang itu yg hanya diam dan menggeleng ketakutan.

"A-aku takut hiks." Ia tersenyum pedih, mendekati orang itu perlahan dan menyentuh lembut tangan kiri orang itu.

"Jangan takut, aku bersamamu heum."

___♪___

Brak!

Gebrakan meja yg cukup kuat terdengar oleh mereka semua, kepala sekolah mengigit geram bibir bawahnya dan wajahnya memerah menatap bengis Seulgi yg tengah menunduk sekarang.

Lalu netranya beralih melihat Irene yg berada dipelukan Sunmi, badan anak itu bergetar hebat dan makin menempelkan tubuh ke badan Sunmi.

Kepala sekolah kembali menoleh ke Seulgi.

"Bisa kau jelaskan Kang Seulgi!" Tidak ada jawaban dari Seulgi, kepala sekolah menghela nafas kasar dan berkacak pinggang sekarang, ia menjilati bibir bawahnya dan bergerak meraih hp di dalam laci.

Prak!

Hp dilempar begitu saja tepat mengenai lengan Seulgi, Seulgi segera membungkuk mengambil hp itu dan melihat sesuatu didalamnya.

Tatapannya kosong seketika dan tubuhnya mulai melemas kembali, hp yg berada ditangan perlahan terlepas dan akhirnya jatuh lagi kelantai.

Badannya linglung kebelakang seketika, namun seseorang tiba-tiba menyentuh punggungnya, Seulgi menoleh perlahan kebelakang dan ternyata Sunmi yg menahan tubuhnya, Irene tidak berada dipelukannya sekarang, anak itu kini berdiri disamping Seulgi walaupun masih gemetaran.

Ia menatap takut-takut kepala sekolah.

"Kalian tidak mau berbicara hah! Jelaskan kepada saya!"

"I-itu tidak benar." Seulgi menoleh ke Irene yg barusan berucap.

"Tidak benar? Apa kau bisa membuktikan foto itu tidak benar BAE JOOHYUN!" Kepalanya tersentak kecil dan ia menunduk dalam sambil memegangi tangan yg gemetaran sekarang.

"APA YG KALIAN PERBUAT MEMBUAT NAMA SEKOLAH JELEK! KAU KANG SEULGI!" Tunjuknya ke Seulgi yg menatapnya sekarang.

"Murid berprestasi sepertimu malah senang membuat masalah hah! Kemana urat malumu! Apa sudah putus disaat eommamu pergi hah!"

Brak!

Seulgi mengatup kuat rahangnya, tangan yg menggebrak kuat meja kini terkepal kuat dan matanya memerah menatap marah kepala sekolah itu yg tengah tertawa mengejek dirinya.

"Eommamu pasti sangat menderita melihat anaknya seperti ini."

"TUTUP MULUTMU BAJINGAN!" Seulgi bergerak menaiki meja kepala sekolah dengan cepat.

Ting!

Ting!

Ting!

Gerakannya terhenti, tangan yg ingin melayang memukul kepala sekolah juga terhenti diudara, ia menoleh cepat kesekeliling ruangan dan melihat semua guru yg menonton sedari tadi tengah mengecek hp sekarang.

Ting!

Ting!

Termasuk Sunmi dan hp kepala sekolah yg masih berada dilantai. Seulgi bersimpuh lutut diatas meja dan menatap bingung mereka semua.

Ting!

Ting!

Hp semua murid juga berbunyi, mereka sontak memeriksa dan terkejut sendiri apa yg mereka lihat sekarang.

Ting!

Disusul hp cowok yg memeluk Irene tadi, sontak tangan yg memegang hp terkepal kuat, dan ia memilih pergi dari sekolah.






























Laptopnya berbunyi menandakan seseorang tengah membajak dirinya, orang yg berada digedung sebelah langsung saja mengecek dan mengatasinya.

Namun terlambat karena sebuah foto sudah terpampang di laptopnya, foto asli dan foto palsu yg digabungkan lalu tertulis sebuah pesan dibawahnya.

"Stupid."

Hanya itu tapi cukup membuatnya menggeram marah dan mencengkram kuat laptopnya.

"Yaish!"

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang