"D-dimana ini!?" Seulgi melihat kesekeliling dengan rasa takut, dan ia lihat hanya lorong sepi, gelap dan dingin.
Badannya gemetaran seketika dan ia menoleh ke lorong diujung sana saat ada pancaran cahaya.
Ia mengerakkan kakinya untuk berlari cepat ke ujung lorong, semakin dekat cahaya itu makin menyilaukan matanya, Seulgi memejamkan mata dan..
Tap!
Bugh!
Suara tinjuan lah yg ia dengar disaat memijakkan kaki diujung lorong, badannya menegang dan ia membuka perlahan matanya.
Deg!
Hal yg pertama kali dia lihat adalah, 3 sosok gadis remaja yg tengah membully seseorang.
1 diantara mereka tengah tertawa sambil duduk diatas pembatas, ia tertawa puas dengan telunjuk kiri mengarah kedepan.
Memperlihatkan 2 orang tengah membully seseorang yg hanya bisa berjongkok dan menangis.
"Bwuahahaha anjir! Cepat rampas uangnya."
Deg!
"S-suara itu?" Seulgi melotot tidak percaya mendengar suara orang yg duduk diatas pembatas.
"Ck, Berisik! Kau kira mudah hah! Dia sedari tadi memberontak." Rasa terkejutnya makin bertambah di kala mendengar suara orang yg tengah berteriak marah ke gadis itu.
Tungkainya lemas seketika dan ia langsung bertekuk lutut disaat tidak sengaja membaca nametag di baju orang itu.
Lee Siyeon.
"Aku mendapatkannya." Ucap gadis disebelah Siyeon sambil mengangkat segenggam uang, ia tertawa dan mendekati gadis yg masih duduk.
Lagi, Seulgi melihat nametag gadis itu.
Kim Minji.
"Kerja bagus Minji! Setelah itu terserah kalian mau diapakan gadis itu." Ucap gadis diatas pembatas dan tertawa lebar sambil menerima uang dari Minji.
"Diantar pulang?"
"No, no, lu terlalu baik Minji." Siyeon berucap sambil mendekati gadis itu dan berjongkok didepannya. Tangan kanannya terangkat seketika untuk mengangkat dagu gadis itu.
"Eoh, dia menangis! Bwuahahaha." Gadis itu menangis dan Siyeon malah menertawainya, wajahnya mendekat sedikit miring untuk melihat intens wajah gadis itu.
"Hoi Siyeon! Ayok pulang!" Ternyata gadis yg duduk diatas tadi sudah turun dan melangkah duluan pergi dari sana, ia terpaksa berhenti karena Siyeon tetap diam didepan gadis itu.
"Duluan saja, Seulgi. Aku akan mengantarnya pulang." Ucap Siyeon sembari menyeringai kecil, dan Gadis bernama Seulgi itu tersenyum misterius dan mengangguk.
"Baiklah! Ayok kita pulang Minji."
"Ya!" Seulgi yg sedari diam tidak menyangka apa yg dilihat dan didengarnya, kesadarannya datang seketika disaat gadis didepan Siyeon itu berteriak.
Matanya melotot dan jangtungnya serasa berhenti berdetak sekarang.
Ia melihatnya.
Melihat jelas apa yg dilakukan Siyeon kepada gadis itu.
Dia..
"H-hentikan akhhhh!"
Merebut mahkota gadis itu.
"Aku melakukannya."
"Tangan ini, akan kuhancurkan!"
"A-apa yg barusan ku lihat."
"Apa ini?" Seulgi menunduk tak percaya, matanya masih melotot dan mulutnya terbuka dengan bibir gemetaran.
"S-siyeon kumohon arghhh, sakit hiks." Suara itu terus terdengar ditelinga Seulgi, suara tawa, suara kesakitan serta suara desahan membuat Seulgi melotot marah dan bergerak mendekati mereka berdua.
"HENTIKAN!"
___♪___
Tap!
Badannya tersentak kuat, matanya melotot lebar dan langsung terduduk membuat orang yg menepuk bahunya tadi terkejut seketika.
Nafas yg terdengar memburu dan peluh keringat membasahi tubuh, Seulgi menoleh ke orang itu yg tengah mengusap dada karena masih terkejut.
"I-irene?" Namanya di panggil dan Irene mengangguk kecil lalu menunduk takut kalau Seulgi bakal marah karena tidurnya diganggu.
Ya Seulgi tertidur dirumah Irene, dia akan membawa Sunmi pulang kembali kerumah.
"Kak Sunmi sudah selesai?" Seulgi bertanya sambil menyentuh kepala bagian kanan dan meringis kesakitan, mendengar itu, Irene mendongak perlahan dan langsung menunduk kembali disaat mata Seulgi bergerak menatapnya.
"Aku bertanya Irene."
"B-belum, dia belum selesai." Seulgi mengangguk mengerti, ia bergerak untuk berdiri namun rasa sakit dikepala membuatnya kembali duduk dan menunduk sambil meremat kuat kepalanya.
"Shh sakitnya." Gumamnya dan Irene mendengar jelas gumaman itu.
"Ada apa?" Irene bertanya dan Seulgi menoleh pelan menatap Irene.
"Tidak ada apa-apa." Ucapnya bertepatan dengan derap langkah kaki yg terdengar, Seulgi langsung berdiri mengabaikan rasa sakit dikepalanya, ia mendekati Sunmi dan mengambil alih barang bawaannya.
Lalu melangkah keluar duluan, meninggalkan Sunmi yg menatap bingung punggung anak itu lalu menoleh ke Irene.
"Kenapa dengannya?" Ia bertanya sambil berjalan keluar.
"Dia tadi tertidur dan sepertinya mengalami mimpi buruk." Ucap Irene dan mereka telah berada diluar.
"Mimpi buruk?" Sunmi mengernyit bingung dan menoleh ke Seulgi, terlihat anak itu tengah memasuki tas kecil ke kursi penumpang sambil menyentuh kepala depannya.
"Ya, dia juga mengingau menyebutkan nama Siyeon dan Minji."
"Benarkah?" Irene mengangguk cepat dan tersenyum tipis, ia berkata benar dan tidak mungkin untuk berbohong.
"Separah itukan mimpinya." Gumam Sunmi sambil meletakkan jari telunjuk ke bibir bawah dan menunduk sedikit. Irene disebelahnya hanya tersenyum tipis dan menatap Seulgi yg tengah melihat sekeliling.
Netra Irene terus bergerak mengikuti pergerakan kepala Seulgi. Dan terhenti disaat anak itu tengah menatap intens sebuah pohon disebrang sana.
"Irene! Ikutlah bersama kami." Teriak Seulgi tiba-tiba membuat Sunmi melotot terkejut dan Irene terdiam dengan bibir terbuka sedikit.
"Apa!"
Yo!
Aku akan meminta pendapat kalian hehehehe.Kalian yg sudah membaca ini dari awal, bagaimana dengan ceritanya? Nyambung kah dengan judul? Seru kah atau membosankan?
Terus terlalu bertele-tele kah? Kkk maafkan oghey jadi silahkan kalian komen saja keluarkan semua apa yg ingin kalian sampaikan ke author abal-abal ini.
Dan btw..
Spoiler chap selanjutnya.. hehehehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whistle (✅)
AléatoireTerinpirasi dari salah satu lagu kpop. Yg suka monggo dibaca Yg gak suka ya monggo di baca jugaa😂😂