Tinggallah bersamaku.

187 32 0
                                    

Test..

Test..

"Eoh." Ditempat yg sangat gelap, hanya diterangi rembulan dari sela-sela ventilasi, Minji berjongkok dan menatap intens setiap tetesan air yg jatuh dari atas.

Test..

Terus berulang kali, tatapan kosong dan tangan yg terulur begitu saja membiarkan tetesan air jatuh ketelapak tangannya.

Test..

Basah dan lembab serta bau, bukan air sekarang melainkan darah kental berwarna merah pekat, perlahan mata Minji melotot dan ia gemetar ketakutan sekarang.

Test...

Lagi dan kali ini lebih banyak, Minji menelan ludah gusar karena tetesan darah itu berada tepat diatas kepalanya, dengan perlahan ia menengadah dan..

Test..

Badannya kaku seketika, matanya melotot lebar dan bibirnya bergetat hebat melihat sesuatu, perlahan apa yg dilihatnya mendekat dan netranya bergerak mengikuti pergerakannya.

Lalu berhenti tepat didepan wajahnya dan tengah tersenyum lebar dengan darah yg mengalir hebat dari mulut, matanya memancarkan kesedihan yg membuat wajah Minji menegang dan memucat seketika.

"Kim Minji, ingat denganku heum?"

"Minji!" Suasana yg gelap itu seketika berubah, suara keramaian kelas mulai terdengar ditelinganya, Minji membuka mata lebar dan ia langsung membangungkan kepala dari meja lalu menyentuh dada kirinya yg mana jantungnya tengah berdetak kencang.

Nafasnya memburu dan ia langsung saja memeriksa telapak tangan kanannya, lalu beralih mengusap pipi kiri dan tidak menemukan apapun.

Orang yg menyentuh bahunya menatap bingung dirinya, ia kembali menyentuh bahu itu dan Minji tersentak kaget bahkan ia langsung berdiri dan menjaga jarak dari orang itu.

Sret!

Bunyi gesekan kursi yg cukup keras, membuat mereka semua beralih ke Minji dan orang itu yg tengah memiringkan kepala serta kernyitan dahi.

Minji mengatur nafasnya sambil menyibak surainya kebelakang dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri berada dipinggulnya sekarang.

Mimpi ya, dia baru saja bermimpi dan itu sangat menyeramkan, ditambah ucapannya yg membuat Minji kepikiran sekarang.

"Kim Minji, ingat denganku heum?"

"Denganku, denganku siapa! Siapa dia?"

___♪___

Bel istirahat berbunyi, Minji dengan malas berdiri dari kursinya dan melangkah ke pintu kelas tanpa membereskan alat-alatnya.

Melangkah malas sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan masuk kedalam saku dan memegang sesuatu.

Benda persegi berlogo apel tergigit berada ditangannya sekarang, memencet nomor cepat dan langsung tersambung oleh nomor yg dituju, ia menggerakkan tangannya ketelinga dan menempelkannya.

Ia melewati beberapa murid yg menyapa dirinya, hanya dibalas dengan senyuman tipis dan anggukan kecil karena sejujurnya ia merasakan pusing sekarang.

"Apa?"

Nada yg terdengar ketus dan malas, Minji mendecih yg tentu didengar oleh orang disebrang sana, ia mengeluarkan tangan kanannya dari dalam saku dan bergerak memijat pelipisnya sekarang.

"Lu baik-baik saja kan?"

"Heum tidak, btw gimana hari pertama tidak sekolah?"

Pasti kalian bisa menebak dengan siapa Minji bertelponan.

"Membosankan, btw hati-hati dengan langkahmu."

Sontak mendengar ucapan itu Minji langsung menghentikan langkah kaki, disamping kirinya ada sebuah tangga yg menuju kebawah dan dari sana datang 2 cewek yg terkejut dengan kehadirannya, Minji menggaruk tengkuk dan ia menyampingkan tubuh untuk memberi 2 cewek itu jalan.

"Hampir saja."

"Hampir? Darimana lu tau heum?"

Ia berucap sambil melangkah kebawah, tangan kanannya udh luruh disamping tubuh, tidak nyaman dengan rasa kosong ditangan, ia kembali memasukkannya kedalam saku celana dan menyentuh sesuatu didalamnya.

"Karena gua melihatlu."

"Ck, berhenti bercanda."

"Gua serius, lu sedang jalan menuju kelas Jisoo sekarang kan?"

Okay Minji mulai merasa merinding ketakutan sekarang, padahal para murid banyak nongkrong disepanjang lorong, tapi kenapa Minji malah merasa sendirian sekarang.

"Kenapa berhenti?"

"Wtf! Seul, katakan lu dimana sekarang?"

Tidak ada jawaban dan Minji mengernyit bingung, ia menurunkan hpnya dan melihat kelayar.

"Menghubungkan? Apa maksudnya ini?" Dia bergumam sendiri dan tanpa sadar murid-murid yg berada dilorong perlahan menghilang, cuaca yg tadi terang benderang malah digantikan senja yg kelihatan sangat suram, lorong kelas yg tadinya berwarna putih indah didinding, sekarang malah digantikan dengan dinding kusam serta cat yg sudah terkelupas.

"Seulgi?"

"Halo seulgi?"

Tap..

Tap..

Derap langkah kaki mulai terdengar, Minji tiba-tiba merasakan kaku ditubuhnya, ia merasakan hawa yg sangat dingin dan..

Tap..

Derap langkah kaki berhenti tepat dibelakang dirinya, dengan gerakan kaku ia perlahan menoleh kebelakang.

Deg!

Didepannya sudah ada sosok makhluk yg sangat menyeramkan, mata yg melotot lebar dengan pancaran kesedihan dan mulut yg mengeluarkan banyak darah, perlahan tubuh Minji melemas dan pandangannya mulai buram sekarang.

"Tinggallah bersamaku."

Brugh!

"WOI KIM MINJI PINGSAN!"

"Minji woi minji!"

Disebrang sana, Seulgi mengerutkan dahi mendengar teriakan para murid.

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang