Hurt.

151 26 2
                                    

Kalian mengira Seulgi akan merasakan lega setelah mengatakan itu, oh tentu tidak, ia sudah jauh dari Jisoo dan langsung terduduk lemas di suatu tempat, badannya condong kedepan dan punggungnya bersandar lemah didinding.

Sakit, sakit dan hanya sakit yg dia rasakan, sakit mengetahui Jisoo ada hubungan dengan Jinyoung, sakit disaat dirinya terkena masalah yg membuat kepercayaan kepala sekolah memudar, dan sakit disaat.. disaat melihat Irene memeluk seseorang yg selama ini tidak dianggapnya.

Dia lemah sekarang, tidak ada Seulgi yg dingin, kutu buku dan cuek, yg ada hanya Seulgi yg lemah, pengecut dan menyedihkan.

"Hiks." Tangan kanannya terangkat memukul kuat dada kirinya.

Bugh!

Sangat kuat sehingga ia menangis dengan kepala yg tertunduk dalam.

Siapapun, datang dan peluklah dirinya, tolong dirinya untuk bangkit melalui hari seperti biasa, buat Seulgi yg dulu datang, siapapun itu lakukan buatnya.

Ia meremat kuat dadanya dan menangis sesenggukan karena rasa sakit itu tidak hilang sedikit pun, malah makin bertambah dan membuat dadanya sesak sekarang.

Bibirnya bergetar hebat dan tangisan yg cukup keras menggema di tempat itu, beruntung tidak ada orang yg melihat sisi lemahnya.

"Huwaa eomma." Tangisannya makin menjadi dan ia meraung-raung sekarang, kepalanya bergerak menatap langit yg mendung, cuaca seakan mengejek dirinya sekarang.

"Eomma hiks eomma." Kata "eomma" selalu dilontarkannya, ia memejamkan mata kuat dan kembali menunduk, kedua tangannya beralih kepala dan mengacak kasar surai coklatnya, kakinya bergerak brutal menendang udara.

Kacau, Seulgi sangat kelihatan kacau sekarang, hancur.. ya hidupnya terasa hancur sekarang, tidak ada lagi Jisoo yg bakal menenangi dirinya.

Perlahan tubuh itu merosot kesamping dan berakhir menyentuh lembut lantai, kakinya menekuk dan menariknya mendekati perut, kedua tangan beralih memeluk lutut itu.

Seulgi berhenti mengeluarkan suara tangisan, hanya diam membiarkan air mata mengalir dari pelupuk matanya, tatapannya kosong menatap tanaman liar dihadapannya.

Tap..

Tap..

Sehingga langkah kaki seseorang terdengar, namun ia tetap diam tidak bergerak sama sekali pun, derap langkah kaki itu berhenti didekat kepalanya. Orang itu bersimpuh lutut dan mengelus lembut surai acak-acakkan Seulgi.

"Seulgi."

Air mata mengalir deras, bibirnya bergetar dan isakan kecil terdengar sekarang disaat mendengar suara itu.

"Hiks."

___♪___

Irene hanya diam menunduk didepan wastafel, ia kini didalam toilet sekarang, ditemani oleh 2 orang yg menolongnya tadi.

2 orang itu juga diam menatap Irene, mereka bersidekap dada dan memasukkan kedua tangan kedalam saku.

"Telur sudah, tepung juga sudah, heumm apa ya yg kurang?" Celetuk seseorang yg kini berfikir sembari tersenyum mengejek ke Irene.

"Hoi!" Orang disebelahnya menatap kesal orang itu, dia dengan santai mengangkat kedua tangan tanda menyerah dan tertawa.

"Sorry, sorry wkwkwkw."

"Minyak." Lirih Irene, membuat mereka terdiam namun tawaan dari orang yg mengejek itu terdengar seketika.

"Bwuahahahaha kau benar, mi-

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang