JiSeul : Putus.

147 28 4
                                    

Seulgi menarik pelan tubuhnya, ia menarik nafas dalam dan tersenyum lebar kepada Jisoo, senyuman seolah-olah dirinya baik-baik saja setelah mengucapkan kata putus. Sulgi menggaruk pipinya dan ia bergerak berbalik, melangkah pelan diiringi senyuman yg luntur dan matanya kembali berkaca-kaca.

"S-seulgi." Jisoo hanya bisa diam membeku, kedua kaki rasanya berat untuk mengejar Seulgi, ia mengigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya.

"Tidak, tidak, tidak! Kang Seulgi! Hiks." Seulgi mengangkat tangan kanannya mendekati mata, ia menutupnya dan mengigit bibir bawah kuat untuk menahan isakan tangis yg bakal didengar Jisoo nantinya.

"Seulgi ya~ kau akan meninggalkanku hah! Kang Seulgi! Aku mohon hiks.. a-aku mohon tarik ucapanmu."

Brugh!

Sehingga kedua kakinya melemas dan ia langsung bertekuk lutut, air mata mengalir deras membasahi pipi, pandangannya buram menatap Seulgi yg sama sekali tidak berhenti dan berbalik menatapnya.

"Seulgi ya~ hiks, kumohon hiks." Seulgi menghentikan langkah kakinya, ia menunduk dalam, menarik nafas dalam lalu dihembuskan perlahan, perlahan kepalanya bergerak keatas dan ia mengusap lembut bekas air mata di pipi.

Sekali lagi, ia menarik nafas dalam dan dihembuskan lagi secara perlahan. Badannya berbalik perlahan dan hatinya berdenyut perih seketika melihat keadaan Jisoo sekarang.

Ia memilih melangkah mendekati Jisoo dan setibanya didekat anak itu, Seulgi berjongkok dan menatap intens pucuk kepala Jisoo.

"Jisoo." Jisoo dengan cepat mendongak dan Seulgi terenyuh melihat mata sembab Jisoo, tangannya gemetaran dan bergerak pelan menangkup pipi kanan Jisoo.

"Jangan menangis, kau terlihat jelek."

"Seulgi hiks." Jisoo mengangkat tangannya untuk menyentuh tangan Seulgi yg berada dipipi.

"Maafkan aku." Ucapnya sembari menyatukan kening, Seulgi tersenyum hangat dan mengelus lembut pipi Jisoo dengan jempolnya.

"Kau tau? Aku sangat mencintaimu." Ucapnya lagi dengan nafas tercekat, Seulgi berdehem sejenak untuk mengatur nafas, ia masih mengusap pipi Jisoo dengan jempolnya.

"Tapi maaf, aku sangat minta maaf kepadamu Jisoo." Jisoo menggeleng keras, kedua tangannya beralih memeluk leher Seulgi dan menarik erat tubuh anak itu, air mata kembali menupuk di kelopak mata, Seulgi membalas pelukan itu, tangan kirinya mengelus lembut punggung Jisoo sedangkan tangan kanan mengelus lembut surainya.

"Ma-

"DIAM! Hiks.. kumohon diam Seulgi." Jisoo menyuruhnya diam, namun Seulgi tetaplah Seulgi, ia akan terus berbicara mengeluarkan semua kata yg tersimpan didalam hati.

"Aku minta maaf."

"KANG SEULGI!"

"Mari kita akhiri."

"Tidak hiks tidak!" Jisoo memberontak disaat Seulgi menyingkirkan lembut kedua tangannya yg berada dileher, ia sebisa mungkin menahan anak itu. Seulgi yg mulai lelah menghadapi Jisoo dengan terpaksa menyingkirkan kasar tangan itu, sehingga Jisoo langsung terduduk lagi ke lantai.

"Maafkan aku." Ucapnya lagi dan berdiri perlahan, langkah kakinya bergerak meninggalkan Jisoo yg sudah berhenti menangis dan menatap kosong lantai dibawahnya.

"Kenapa?" Langkah Seulgi terhenti mendengar pertanyaan lirih dari Jisoo. Jisoo perlahan menoleh menatap punggung Seulgi.

___♪___

"Kenapa! Kenapa! Kenapa hah!" Matanya memejam kuat, nafasnya mulai memburu perlahan dan rahangnya terkatup keras.

"Tidak mau menjawab? Setidaknya beri alasan kenapa kamu mengakhiri ini, mengakhiri hubungan kita!" Marah dan kecewa menjadi satu seketika, Jisoo dengan cepat berdiri dengan kedua tangan yg terkepal, matanya melotot bergetar dan dadanya naik turun menandakan betapa marahnya anak itu.

"KATAKAN KEPADAKU! KENAPA KANG SEULGI!"

"Karena aku mengetahui sesuatu." Ucap Seulgi berbalik dan menatap Jisoo. Senyuman tipis dengan tatapan tajam diberikannya kepada Jisoo yg masih marah.

"Apa!?"

"Hubunganmu, hubunganmu dengan Jinyoung apa?"

Deg!

Okay Jisoo terkejut dengan pertanyaan Seulgi, badannya melemas seketika dan nafasnya terasa tercekat sekarang.

"Katakan Jisoo, apa hubunganmu dengan Jinyoung!" Jisoo melangkah mundur disaat Seulgi mendekatinya dengan langkah lebar.

Brugh!

Sehingga punggung yg terhalang oleh tembok, dan dirinya terkurung oleh kedua tangan Seulgi yg berada di kedua sisi tubuh.

"A-aku tidak mengerti." Alis kanan Seulgi menukik seketika, ia tertawa remeh dan menjilat bibir bawahnya. Kekehan kecik terdengar karena tidak tahan dengan kepura-puraan Jisoo sekarang.

"BERHENTI BERPURA-PURA!" Akhirnya ia berteriak tepat didepan wajah Jisoo, badannya langsung menegang dan kepalanya tersentak kebelakang.

"Berhenti berpura-pura Kim Jisoo."

"Aku tidak berpura-pura, aku tidak ada hubungan apapun dengan Jinyoung, Minji? Kamu mendengarnya dari Minji kan? Dia bisa saja berbohong."

Bugh!

Matanya terpejam dan kepalanya langsung menoleh kesamping disaat tangan Seulgi meninju kuat dinding, salah sedikit saja mungkin Seulgi sudah mengenai wajahnya.

"Berani-beraninya kau! Asal kamu tau.. ia sengaja menjeda ucapannya, wajahnya maju mendekati telinga Jisoo, bibirnya terbuka untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku mendengarnya sendiri Kim Jisoo, perdebatanmu dengan Minji."

Seulgi menarik wajahnya, ia menyeringai kecil melihat wajah Jisoo yg memucat seketika disertai mata bergetar.

"Karena itu, mari kita akhiri ini, Kim Jisoo."

Kali ini Seulgi benar-benar pergi, masa bodoh dengan Jisoo yg langsung merosot kebawah dan menangis sembari memeluk lututnya.

Berakhir sudah, berakhir sudah hubungan mereka berdua.

"Hiks Seulgi, maafkan aku."

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang