Pagi hari menyambut, silauan mentari menembus sela-sela jendela kamar atau rumah pohon seseorang yg tengah membuka mata perlahan dan menatap datar awan yg sangat cerah, beberapa burung beterbangan serta kicauan dan gesekan daun terdengar gara-gara angin.
Seulgi dengan malas merubah posisinya menjadi duduk, ia tertidur di rumah pohon ini. Dan disaat ia sudah duduk kepalanya tiba-tiba berdenyut perih dan tangan kanannya langsung terangkat menyentuh kepala, sedangkan tangan kiri memegang selimut berwarna biru dongker dengan motif bintang.
"Shh sial sakitnya." Ia bergumam dan memejamkan mata kuat, mungkin ini efek karena ia tidur dalam keadaan menangis, tangan kirinya menyibak selimut dan ia perlahan berdiri, mulai melangkah mendekati jendela, namun hanya selangkah ia tiba-tiba berhenti dan menoleh kebelakang.
"Tunggu, sejak kapan selimut itu ada disini?" Ia mengernyit bingung dan memiringkan kepala, tangan kanannya beralih menggaruk kepala yg tidak gatal sama sekali, ia hanya sedikit bingung karena selimut tersebut tiba-tiba ada dirumah pohonnya, padahal sebelumnya tidak ada sama sekali.
"Sudah bangun?" Ucap seseorang dari bawah, Seulgi dengan cepat menuju jendela dan melihat kebawah, wajahnya datar seketika dan matanya menajam.
"Ternyata sudah, turunlah dan kita sarapan bersama." Sarapan katanya? Seulgi memutar malas bola mata, ia melangkah ketengah rumah pohon, mengabaikan orang itu yg tadinya senyum hangat namun terganti dengan senyuman pedih melihat sikap Seulgi.
"Kapan kamu menganggapku kakak Seulgi?"
"Jangan-jangan anak haram itu?"
Drttt.. drtt.. drtt..
Hp seseorang bergetar dimeja sebelah kamar, sebuah tangan terulur meraih hp itu, sosok itu bangun dan menyibak kasar selimut.
Ia dengan wajah mengantuk mengangkat telpon dari seseorang dan mengarahkan ke telinga.
"Hmm?"
"Sudah bangun, keluar temanin gua sarapan."
"Aelah beruang! Tidak bisakah lu sarapan dirumah aja hah!"
"Malas, tidak mau? Yasudah, padahal gua mau ngajak lu sarapan ditempat si doi."
Mendengar kata "Doi" matanya langsung terbuka lebar dan ia berdiri dengan senyuman cerah serta ekspresi senang.
"Serius! Okay okay gua temanin."
"Good."
Dan telpon pun mati, ia dengan langkah seribu mulai mendekati kamar mandi, hp dilempar ke kasur dan tangan kanan meraih handuk. Senyuman cerahnya masih terbit, namun disaat tangan kiri memegang kenop pintu kamar mandi, ia terhenti dan senyumannya pudar seketika.
"Aku.. kenapa semangat sekali?"
___♪___
"Beruang sialan, beruang kampret, beruang anjing." Setidaknya itulah umpatan yg terlontar di dalam hati oleh Minji. Bagaimana tidak, didepannya sudah ada Seulgi yg digandeng mesra oleh Jisoo, dia dibelakang sendirian menjadi nyamuk.
Dengan wajah yg tertekuk masam ia melangkah cepat menerobos ke tengah-tengah mereka, sontak Jisoo dan Seulgi tersentak kaget, lalu menatap bingung punggung Minji.
"Dia kenapa?" Itu Jisoo yg bertanya sambil menunjuk punggung Minji, Seulgi disebelahnya menggeleng tanda tidak tau, namun dalam sekejap ia mengingat sesuatu dan menepuk kuat keningnya.
Plak!
"Apa yg kamu lakuin!" Tentu saja Jisoo panik dan mengusap lembut kening Seulgi.
"Aku lupa, seharusnya kami sarapan sekarang."
"YAISH BANGKE!" Minji berteriak kesal, masa bodoh ia berada ditaman, masa bodoh ia dilihatan orang sekarang, dia sangat kesal, terlebih perutnya berbunyi.
"Anak dajjal." Tidak henti-hentinya ia mengumpati Seulgi, dengan langkah kaki yg dihentak ia lanjut menelusuri taman, tangannya sesekali mengusap perut dan pandangannya bergulir melihat sekeliling.
Tap..
Langkahnya terhenti, jantungnya berdetak cepat dan pandangannya fokus ke satu titik dibawah pohon, disana sudah ada sosok gadis tinggi yg tengah duduk sambil memangku Gitar.
"Cantik." Batinnya dengan senyum malu-malu dan menunduk sambil menggaruk tengkuknya. Ditaman ini ia melihat betapa cantiknya orang yg selama ini membuat jantungnya berdetak cepat.
Ingin menyangkal? Bagaimana caranya? Ya katakan bagaimana caranya kepada Minji. Ia selalu saja merasakan perasaan aneh, jantungnya berdetak cepat dan pipinya merona setiap melihat betapa cantiknya Yoohyeon.
Ya Kim Yoohyeon.
"Nanti, disaat aku ada keberanian, akan kuungkapkan perasaanku kepadanya." Sumpahnya dalam hati, ia mendongak sedikit menatap wajah Yoohyeon yg sangat fokus dengan gitar, menunduk kembali dan kakinya mulai bergerak meninggalkan taman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whistle (✅)
AcakTerinpirasi dari salah satu lagu kpop. Yg suka monggo dibaca Yg gak suka ya monggo di baca jugaa😂😂