Siapa?

127 22 2
                                    

"Tadi itu.. sebuah ingatan atau mimpi?" Tanyanya didalam benak, kedua tangan yg berada di setir mobil terkepal kuat dan netranya fokus menatap kedepan. Dibelakangnya ada Irene yg terlihat berpikir lalu disebelahnya ada Sunmi yg tengah tersenyum-senyum sendiri.

"Kalau Mimpi, kenapa terasa nyata sekali, dan kalau itu ingatan, kenapa? Kenapa aku baru mengingatnya sekarang."

Prak!

"Ada apa?" Terkejut itu yg dirasakan Sunmi disaat Seulgi tiba-tiba memukul stir mobil.

"Hah, i-itu tadi nyamuk heheheh." Ucapnya cengengesan sambil garuk-garuk pipi bagian kiri.

"Hah?"

"Pffftt ada-ada saja kamu." Seulgi terpaksa menahan malu dengan ucapan konyolnya, mana ada nyamuk yg bisa masuk kedalam mobil.

"Heheheh." Dia terkekeh masam dan melirik kaca tengah, memperlihatkan Irene yg menahan tawa sekarang. Seulgi menghela nafas dan melirik ke depan, ia kembali memikirkan apa yg terjadi dengannya barusan.

"Itu ingatan, ya aku mengingat semua yg dimaksud Siyeon. Gadis itu."

"Bagaimana dengan keadaannya sekarang?"

Brak!

"Ada apa?" Tanya seorang gadis yg berada di lantai 2 dan memakan santai eskrim, dibawahnya atau lebih tepatnya di ruang tengah ada sosok cowok tinggi yg barusan membanting hp ke meja.

Cowok tinggi itu menoleh keatas dan menunjuknya marah, membuat ia tersedak dan memundurkan kepala lalu menunjuk diri sendiri.

"Ada yg salah denganku?"

"Ya! Rencana yg kita buat gagal." Ucap cowok itu geram dengan kedua tangan terkepal.

"Oh." Dan hanya itu jawaban yg diberikan gadis itu, dia membuang asal stik eskrim lalu melangkah kebawah sambil bersiul, mengabaikan tatapan tajam dari cowok itu.

Dia mendekati suatu dinding yg sudah tertancap beberapa layar, ia menarik kursi kebelakang lalu duduk dan mendorong sedikit kedepan dengan kakinya.

Kedua tangannya mulai terangkat dan bermain manis di keyboard.

"Aku sudah menduga kalau itu bakal gagal." Ucapnya tanpa menoleh ke Cowok itu yg ternyata sudah ada dibelakangnya.

"Jadi apa yg harus kita lakukan?" Tanya cowok itu dan membuat jarinya berhenti bermain di keyboard, ia mengangkat kepalanya untuk menoleh kebelakang.

"Tidak ada." Jawabnya dan tersenyum manis, ia kembali menunduk mengabaikan wajah cowok itu yg memerah karena menahan marah.

"Cih, kau tidak bisa diandalkan." Cowok itu berbalik dan melangkah mendekati meja bundar. Mendengar kata itu. Ia memutar kursinya dan menyilangkan kaki kanan ke kaki kiri lalu bersidekap dada.

"Memang, lagian lu yg tiba-tiba datang dan meminta bantuan ku bukan? Lagian itu resikomu sendiri Kim Taehyung." Ucapnya sengaja menekan nama Taehyung, membuat anak itu menoleh cepat dan menatapnya geram yg menyeringai kecil sekarang.

"Kau tampan tapi bodoh, dalam mendapatkannya gunakan hatimu bukan dengan rencana-rencana yg tidak masuk akal dan btw." Ia menggantung ucapannya, memutar kursi menghadap layar dan memperlihatkan sesuatu.

"Kau kalah cepat dengannya bwuahahahahah." Ucapnya menunjuk layar yg memperlihatkan Seulgi yg membawa Irene pergi bersamanya.

Cklek!

Blam!

Pintu dibuka kasar dan dibanting kuat, mendengar itu dia tertawa puas dan memainkan jarinya lagi di keyboard.

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang