Ingatan.

149 27 4
                                    

Brak!

Yoohyeon dan Minji sontak tersentak kaget dan menoleh cepat kearah pintu, disana sudah ada Seulgi yg berwajah santai dan melangkah masuk begitu saja kearah Minji.

Yoohyeon menatap kesal anak itu, ia kembali bergerak menutupi pintu dan memberikan tatapan datar ke mereka yg masih berada didepan uks.

"Untung gak mati gua."

"Mati lebih bagus sih." Seulgi naik ke ranjang Minji, ia duduk disamping anak itu dan memilih sibuk bermain hp, ia sadar kalau Minji tengah menatap kesal dirinya karena ucapannya tadi.

"Ck." Minji memilih menatap punggung Yoohyeon yg kembali sibuk mencari obat, keadaan uks hening seketika, hanya ada suara krasak krusuk disaat Yoohyeon mencari obat, lalu terdengar sedikit suara dari luar uks.

Seulgi selesai bermain hp, ia mendongak menatap Yoohyeon lalu melirik kearah Minji yg masih menatap punggung ketua pmr tersebut.

Bahunya dicolek dan Minji langsung menoleh ke Seulgi, alis kanannya naik disaat melihat tangan anak itu bergerak menyuruh mendekati wajahnya, sontak dengan ragu ia mendekati wajah dan Seulgi juga mendekati wajahnya.

Ia mengarah ketelinga dan membisikkan sesuatu.

"Tumben-tumbenan lu pingsan, ada apa?" Ah ternyata itu, Minji menjauhkan wajahnya sambil memegang kepala belakang, ia nampak menunduk sedikit dan ragu untuk berbicara penyebabnya pingsan.

"Heum itu.." Minji menggaruk tengkuknya dan melirik Yoohyeon yg sudah berhasil mendapatkan obat dan tengah berjalan menuju mejanya. Seulgi mengangguk kecil, sadar kalau Minji ragu untuk berbicara, ia mengerti dan memilih untuk bermain hp lagi.

Saling berbalas chat dengan seseorang dan tersenyum disaat orang itu mengirimkan foto.

Ia menutup ikon chatnya dan meletakkan hp kedalam saku, lalu turun dari ranjang.

"Kemana?"

"Kantin, nemui Jisoo."

"Yakin, lu nanti ketahuan sama kepala sekolah yg ada hukuman lu malah nambah." Minji berucap dan ikut turun dari ranjang, tangan kanan terulur menerima obat yg diberikan Yoohyeon, ia mengucapi terimakasih, memasuki obat kemulut lalu meneguk air dengan rakus karena ia tidak mau merasakan pahit dari obat.

"Santai, kalaupun nambah gua tinggal bilang batal ikut olimpiade, dijamin kepala sekolah laknat itu panik seketika." Seulgi berujar dengan benar, dia sebelumnya sudah didaftarkan dalam olimpiade bersama Jisoo, dan kalau Seulgi benar-benar membatali ikut olimpiade, kepala sekolah bakal panik dan frustasi karena Seulgi sangat diandalkan.

Mendengar umpatan yg terlontar dari Seulgi, Yoohyeon mendengus kasar dan geleng-geleng kepala.

"Kenapa semua orang senang mengumpat?"

"Karena itu seru."

"Tidak ada sejarahnya mengumpat itu seru, kalian malah membuat orang menjadi tidak suka dengan kalian, termasuk kamu." Ucapnya panjang lebar sambil menunjuk dada Minji, ia melangkah keluar dari uks, menyisakan Seulgi dan Minji yg saling tatap sekarang.

"Jadi tinggalkan anak itu, lu masih belum bilang penyebab lu pingsan apa?" Ucap Seulgi sambil menatap Minji.

"Gua Mimpi, dah cuman itu." Minji berucap dengan santai dan melangkah keluar uks,meninggalkan Seulgi yg cengo seketika.

___♪___

"Mana sapu tanganku?"

Siyeon menatap kesal Irene, mereka berdua berada dikantin sekarang, duduk dalam satu meja dan saling berhadapan, Siyeon dengan malas merogoh saku dan mengembalikan sapu tangan Irene.

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang