Siyeon menjilat pelan bibir bagian bawahnya dan memejamkan mata disaat merasakan rasa yg tersisa di bibir.
Ia tersenyum dan membuka matanya lalu menatap Sunmi yg duduk disebelahnya tengah menyantap makanan yg masih terlihat banyak.
Tangan kirinya bergerak meraih gelas, ia meminum jus mangga yg dibuatkan oleh Sunmi.
Hanya sebentar setelah itu meletakkan kembali ke meja dan ia bertopang dagu dengan tangan kanannya.
Pandangannya tidak pernah beralih menatap Sunmi, senyumannya tidak pernah luntur melihat betapa anggungnya cara Sunmi menyuapi makanan kemulut dan mengunyahnya pelan.
Sunmi sebenarnya menyadari kalau ia tengah ditatap, namun memilih diam dan mencoba biasa saja malah membuat kesalahan karena Siyeon makin menatapnya intens.
Sikap biasa itu berubah dalam sekejap menjadi gugup, ia menelan susah makanannya dan tangan kanan terangkat meraih gelas yg berada didekat Siyeon.
Tangan itu bergerak kaku dan gelas tiba-tiba sudah berada didekatnya. Ia mendongak dan mendapatkan senyuman manis serta tatapan serigala dari Siyeon.
Membuatnya terdiam dengan jantung yg berdegup kencang serta merasakan pipi yg memanas perlahan.
"Diminum kak, nanti kamu tersedak." Dan ucapan itu menyadari Sunmi seketika, ia menunduk sedikit dan merampas cepat gelas berisikan soda.
Meminumnya begitu saja dan ia langsung mengernyitkan dahi serta terbatuk kecil, mendengar itu Siyeon berhenti bertopang dagu dan tangan kirinya mengusap lembut tengkuk lalu ke punggung.
Membuat tubuh Sunmi menegang dan merasakan sesuatu.
"Kakak baik-baik saja kan?" Tanya Siyeon dengan wajah yg maju sedikit untuk mengintip wajah Sunmi, guru itu mengangguk kecil dan meletakkan gelas lalu menoleh.
Salah besar buatnya.
Karena..
Wajah mereka sangat dekat, hanya dibatasi oleh hidung dan nafas saling beradu membuat Siyeon tersenyum penuh arti sedangkan Sunmi terdiam tidak tau harus melakukan apa.
"Cantik." Ucap Siyeon berbisik di ujung bibir Sunmi dan mengecupnya tipis, setelah itu ia menarik wajah dan berdiri terlebih dahulu pergi meninggalkan area meja makan, serta Sunmi yg kini menutup bibir dengan kedua tangannya.
Ia seketika sadar dengan apa yg terjadi, menoleh cepat ke Siyeon yg sudah berbaring kembali dan menatapnya dengan senyuman hangat.
Membuat wajah guru itu makin memanas dan ia menoleh kedepan lalu menunduk dalam sambil menggigit bibir bawahnya.
"Dia lama-lama meresahkan ya?" Batin Sunmi bertanya sendiri.
___♪___
Jam sudah menunjukkan angka 4 namun Seulgi dan Irene belum pulang kerumah, membuat Sunmi mulai bosan menunggu dan melirik ke Siyeon yg kembali tertidur.
Terlihat imut dimata Sunmi, terlebih beberapa anakan rambut menutupi sedikit wajah Siyeon.
Membuat Sunmi perlahan mendekat dan berjongkok secara hati-hati di depan wajah Siyeon.
Senyumannya terbit dan perlahan tangan kanannya terangkat merapikan anakan rambut yg menghalangi wajah Siyeon.
"Nah begini lebih bagus." Gumamnya pelan dan bergerak pelan menyentuh lembut pipi kiri Siyeon, ia menghela nafas dan menarik lengannya, tetapi..
Tap!
Tangannya ditahan dengan tangan Siyeon lalu dibawa pelan ke dada dan matanya terbuka tepat memandang wajah Sunmi yg kini bersemu merah.
"Ingin menyentuhnya lagi?" Tanya Siyeon dengan suara khas bangun tidur, anak itu mengerjapkan matanya sebentar dan kembali membawa tangan Sunmi ke pipinya.
"Sentuhlah sepuasmu kak." Ucapnya dengan senyuman dan memposisikan badan menjadi miring menghadap Sunmi, kedua tangannya berpindah ke kepala kanan sebagai bantalan.
Netra Siyeon tidak pernah putus menatap wajah dan mata coklat Sunmi.
Perlahan tangan itu mengusap pelan pipi Siyeon dengan bibir bergetar gugup dan kepalanya menunduk sedikit.
Ia tidak berani menatap wajah Siyeon, terlebih anak itu masih menatap dalam matanya.
"Kamu sudah punya pacar kak?" Tanya Siyeon yg membuat Sunmi menengadah dan bertemu pandang serta senyuman yg tidak pernah luntur dari wajah Siyeon.
"Belum." Jawabnya menarik pelan tangan lalu berdiri dan berpindah duduk kesebelah Siyeon yg sudah merubah posisinya.
"Pembohong." Ucap Siyeon dengan kaki kiri diangkat ke sofa dan dilipat, tubuhnya kini menghadap ke Sunmi.
"Kakak tidak bohong Siyeon." Ucapnya lagi yg membuat Siyeon hanya mengangguk kecil dan membentuk huruf o dengan mulutnya, ia kini beralih bertopang pipi kiri dan tersenyum kembali ke Sunmi.
"Tidak capek?" Tanya Sunmi karena melihat Siyeon yg terus senyum, itu tidak salah, malah terlihat manis dan Sunmi tidak suka melihatnya karena..
Jantungnya berdetak kencang dan pipinya terasa memanas sekarang.
"Tidak, senyuman ini akan selalu dilihat olehmu, pagi, siang, dan malam." Ucap Siyeon memajukan wajahnya sedikit.
"Karena aku menyukaimu, sepertinya." Ucapnya lagi dan mengecup sekilas pipi kanan Sunmi, setelah itu berdiri karena terdengar suara pintu yg dibuka dari luar.
Cklek!
"Lama sekali!" Ia langsung berteriak ke 2 orang itu yg tersentak kaget dan terbengong seketika, terlebih anak itu langsung menyingkirkan salah satu dari mereka dari pintu dan melangkah cepat pergi dari sana.
Meninggalkan kedua orang itu yg saling tatap bingung serta Sunmi yg kini menunduk dan tersenyum malu dengan tangan menyentuh lembut pipi kanannya.
"Aku Menyukaimu juga, sepertinya."
Hoi hoi hoi, buat kapal SeulRene maaf kalau lama ya chap mereka heheheh.
Aku ingin membuat mereka bahagia dulu.. hehe.. hehehheh... bwuahahahahahahaha...
/ketawa iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whistle (✅)
RandomTerinpirasi dari salah satu lagu kpop. Yg suka monggo dibaca Yg gak suka ya monggo di baca jugaa😂😂