Palsu.

135 33 2
                                    

"IRENE!"

Deg!

Rasanya mau mati saja Irene karena teriakan orang itu, ia menarik kepalanya dan melepaskan pelukan cowok itu, menoleh kebelakang dan sudah melihat Seulgi yg ada dihadapannya sekarang.

Anak itu tengah menatap tajam Cowok didepannya, ia beralih melihat Irene dan tanpa seizinnya dia langsung memegang lengan dan membawanya pergi, meninggalkan Cowok itu yg menyeringai lebar dan rasa puas tersendiri.

"Seulgi lepas." Irene memberontak dipegangan anak itu, Ia melihat Seulgi yg hanya diam dengan wajah merah padam serta rahang yg terkatup keras.

Dia tidak tau bakal dibawa kemana dan hanya pasrah, memilih menunduk saat melewati beberapa siswi yg tengah menatap jijik dirinya.

Ah soal keadaannya, seharusnya Seulgi dan cowok itu jijik dengannya, tubuh yg kotor penuh bekas sampah makanan, rambut yg lengkat karena beberapa lemparan telur busuk yg dilempar kearahnya.

Brak!

Ah ternyata toilet, Seulgi membawa masuk begitu saja Irene dan menatap mereka yg kini juga menatapnya.

"Keluar!" Teriaknya marah, sontak mereka keluar semua dengan rasa penasaran, Seulgi melepas tangan Irene, dia melangkah mendekati pintu toilet dan menutup tanpa menguncinya.

"Bersihkan dirimu." Ucapnya tanpa menatap Irene, Seulgi tengah menatap tangan kanannya yg sudah kotor.

Tidak ada jawaban tapi Seulgi bisa mendengar suara air mengalir dari kran, Seulgi menghela nafas dan tangan kanannya terkepal dengan emosi yg memburu, di tangan kirinya terdapat foto. Ia mengangkatnya dan menatap sekali lagi foto itu.

Giginya bergemelutuk, nafasnya memburu dan memejamkan mata kuat tidak tahan melihat foto ditangan kirinya.

"Su-sudah." Ia membuka cepat matanya dan berbalik, helaan nafas terdengar melihat keadaan Irene.

Ia melangkah mendekati Irene yg mundur seketika, merasa takut dengan Seulgi sekarang.

"Ada yg harus kit-

Ucapannya terhenti, matanya melotot lebar disaat mendengar suara dari luar, ia dengan cepat membuka bilik pintu toilet dan menarik Irene masuk kedalamnya, pintu ditutup dan dikunci.

Deg!

Irene terdiam dengan degupan jantung yg sangat cepat, posisinya tengah terhimpit oleh tubuh Seulgi sekarang, kepalanya bergerak keatas menatap wajah Seulgi namun yg bisa dijangkau hanya rahang yg tegas dan leher putih Seulgi.

"Foto itu pasti palsu." Samar-samar mereka berdua mendengar suara orang itu, mungkin lebih dari 2 orang.

"Ya aku sependapat denganmu, Seulgi tidak mungkin mengkhianati Jisoo."

"Tapi dipikir-pikir Irene dan Seulgi cocok juga."

"Yha! Kau ingin mereka putus."

"Gak gak, gak gitu maksudku."

"Terus apa! Kalau saja Jisoo atau Seulgi yg mendengar ini. Kau pasti ha-

Brak!

Ucapan mereka terhenti gara-gara pintu didobrak dengan kasar, mereka tersentak kaget dan segera berlari keluar disaat mendapatkan tatapan tajam.

Seulgi dan Irene hanya diam didalam bilik toilet, mendengar percakapan mereka tadi malah membuat keadaan menjadi canggung.

___♪___

Foto, foto dan foto itu menjadi gosip hangat di kalangan para murid, guru-guru yg mendengar itu sontak bertindak cepat dan tidak menyangka dengan kedua murid mereka, termasuk Sunmi yg langsung berlari keluar dari ruangan guru mencari dimana Irene sekarang.

Kepala sekolah menatap geram foto yg terpampang di hpnya, ia menghempaskan kuat hp kemeja dan menyuruh seseorang untuk memanggil Seulgi dan Irene.

Orang itu mengangguk dan pergi ke penyiaran radio sekolah, disanalah ia akan memanggil kedua murid itu.

"Kang Seulgi dan Bae Joohyun diharapkan segera menghadap kepala sekolah. Sekali lagi, Kang Seulgi dan Bae Joohyun."

Mereka semua mendengarnya, mereka kembali shock dan tidak menyangka, awalnya mereka tidak percaya dengan foto itu namun dilihat sekali lagi dan berita pemanggilan tadi malah membuat gusar dan bimbang sekarang.

Sunmi khawatir dan panik, ia mencari kesegala sudut sekolah tapi tidak menemukan keberadaan Irene dan Seulgi.

Langkah kakinya membawa Sunmi menuju uks, setibanya disana ia langsung membuka pintu ruangan uks, berharap kalau Seulgi atau Irene berada disini.

Namun harapannya pupus seketika disaat melihat Siyeonlah yg malah sudah duduk dengan wajah menunduk. Perlahan kepala anak itu bergerak dan menoleh kearahnya. 

Wajah yg sangat pucat dan tatapan mata yg sangat sayu didapatkannya.

"Mencari adek heum?" Pertanyaan yg terdengar sangat lirih, Sunmi menarik tangan yg memegang kenop pintu ruangan uks, ia melangkah masuk sembari mengangguk kecil.

"Tidak ada, dia tidak ada disini shhh." Siyeon memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Tangannya bergerak menepis lembut tangan Sunmi yg menyentuh bahunya.

"Aku mendengarnya.. kamu percaya?" Dia bertanya dan Sunmi tidak tau harus menjawab apa, melihat itu Siyeon hanya tersenyum tipis dan beranjak turun dari kasurnya. Ia berdiri dengan kaki yg lemas dan menatap intens Sunmi.

"Tenang saja, kupastikan foto itu tidak benar."

"Kalau benar? Kalau benar mereka melakukan apa yg ada difoto-

"Itu tidak mungkin. Kau kakaknya dan harus percaya dengannya." Sunmi tertunduk dan matanya berkaca-kaca seketika, ucapan Siyeon malah mengingatkan kejadian 2 minggu yg lalu dirumah, spontan dia menyentuh lehernya sendiri.

"Dia bahkan tidak menganggapku kakak." Gumamnya sendiri karena Siyeon sudah beranjak keluar dari uks, pergi dari sana menuju sesuatu tempat. Sunmi menghela nafas kasar dan ia memutuskan kembali mencari keberadaan Irene dan Seulgi.

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang