Sapu tangan.

345 55 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi, membuat para murid bersorak girang dan mengabaikam guru yg menatap datar mereka semua. Irene hanya tersenyum saja, ia merapikan buku dan memasukkannya kedalam tas.

Setelah itu melihat tangan yg sedikit basah karena keringat, tangan kanannya bergerak merogoh saku, mengambil sapu tangan, namun wajahnya tiba-tiba panik dan mengeluarkan tangan lalu kembali merogoh saku.

"Kok gak ada?" Gumamnya yg mana Minji mendengar gumaman tersebut, keadaan kelas rupanya hanya tinggal Minji yg memerhatikan Irene lalu Seulgi yg berdiri didekat pintu sambil memasukkan kedua tangan dalam saku.

"Ada apa?" Irene tersentak kecil mendengar suara dari belakang, ia menoleh dan terlihatlah Minji yg tersenyum kepadanya.

"Anu itu heum.. aku mencari sapu tanganku, kamu melihatnya?" Mendengar kata sapu tangan, entah kenapa Seulgi mengeluarkan tangan dari saku dan beranjak keluar kelas, meninggalkan Minji yg mengernyit bingung namun akhirnya menggeleng ke Irene yg langsung menghela nafas dan berwajah panik.

Namun lambat laun wajahnya berubah menjadi cerah, ia langsung berdiri dan berlari keluar kelas, membuat Minji cengo seketika namun langsung sadar dan ia menyusul Irene, tak lupa membawa tas murid baru tersebut.

Kantin yg dituju Irene, ia menelusuri seluruh kantin karena teringat kejadian waktu istirahat, cukup lama ia mencari namun sayangnya ia tidak menemukan sapu tangan tersebut.

Matanya memanas dan wajahnya kembali panik, Minji yg baru tiba hanya terdiam melihat raut wajah Irene.

"Tidak ketemu?" Irene menggelengkan kepala untuk jawaban Minji, ia menunduk dan setetes air mata jatuh ke pipinya.

"Heum.. sepertinya itu sangat penting ya?" Minji kembali bertanya dengan gelagat menggaruk tengkuk belakang sambil menggigit bibir bawah.

"Sangat.. itu pemberian terakhir dari ibuku."

Deg!

Minji terdiam untuk kedua kalinya, Irene menggigit bibir bawah setelah mengucapi kata tersebut, ia menghapus lembut air mata yg jatuh ke pipinya.

"Cengeng." Suara yg datar membuatnya langsung menengadah dan sudah melihat tangan yg terulur, ditangan tersebut terdapat sapu tangan putih yg memeliki motif bunga ditepinya.

Ia menatap tak percaya Seulgi yg menatapnya datar, kalian bisa melihat terdapat luka kecil disudut bibirnya.

"Ck." Seulgi berdecak kesal karena melihat Irene yg hanya diam, ia dengan malas meraih tangan kanan anak tersebut dan meletakkan sapu tangannya, setelah itu berbalik dan melangkah mendekati Minji.

"Woi woi tunggu." Minji melepas rangkulan Seulgi, ia meletakkan tas abu-abu Irene ke meja kantin dan tersenyum keanak tersebut.

Dan Irene ditinggal sendirian di kantin dengan pipi yg perlahan memerah. Ia sedikit tersentuh dengan perilaku Seulgi, padahal itu hanya hal kecil.

___♪___

Dengan langkah malas Seulgi kembali kekantin, setibanya disana ia menatap intens seluruh lantai, namun sayangnya ia tidak menemukan sapu tangan tersebut.

"Cih apa yg kau lakukan bodoh." Ia mengucapi dirinya yg entah mengapa melangkah kekantin, dengan tatapan datar ia berbalik dan melangkah kembali kekelas.

Selama perjalanan menuju kelas ia sesekali menguap dan melihat sekeliling.

Tap

Langkahnya terhenti seketika dan matanya menajam melihat sosok gadis yg tengah duduk dibawah pohon sambil menatap sesuatu yg dipegangnya.

"Bagus." Gadis itu bergumam dengan senyuman tipis, sejujurnya ia sangat menyukai sapu tangan, ditambah motif bunga mawar ditepinya.

"Punya orang, sini." Ia mendongak menatap Seulgi yg berdiri didepannya, sontak ia menyeringai kecil dan perlahan berdiri. Tangan yg memegang sapu tangan terangkat dan sengaja melambai-lambaikan ke Seulgi.

"Ini, tidak. Aku menemukannya jadi ini punyaku."

"Ck itu punya murid yg lu kasari tadi."

"Eoh si orange, ah dia tidak jadi membersihkan sepatuku." Ucapnya dengan nada sedih yg dibuat-buat dan menatap miris sepatunya, Seulgi menghela nafas dan merebut kasar sapu tangan di tangan Gadis itu.

"Yak!"

"Thanks."

"Woi kembalikan."

Bugh!

Seulgi termundur 1 langkah, ia memegang rahangnya sakit dan merasakan darah mengalir dari sudut bibirnya.

"Ups sorry hehehe, jadi kembalikan sapu tangan itu sebelum ada luka yg lain." Ucapnya dan merebut sapu tangan tersebut, namun Seulgi langsung mendorong gadis itu dengan kakinya.

"Hentikan Siyeon, sapu tangan ini miliknya dan kau tidak berhak mengambilnya begitu saja."

"Yaish, gara-gara dia bibirku luka." Ucap seulgi menatap datar pantulan dirinya di cermin.

Whistle (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang