Tumpukan berkas-berkas tertata rapi dimeja pribadi Caca. Semalam mereka baru sampai di Indonesia dan paginya mereka sudah harus bekerja lagi.
"Ah gue lelah banget hari ini." Sembari menatap berkas-berkas itu. Semua pekerjaan sudah selesai, Caca hanya menunggu waktu istirahat saja.
Ttok ttok
Caca menatap ke arah pintu kaca dihadapannya. "Boleh masuk?"
Ternyata Asya dan Lian tentunya. Astaga Caca benar-benar merindukan Lian.
"Tante cantik. Ih Lian rindu banget sama tante, Lian rindu." Lian memeluk erat tubuh Caca.
"Padahal cuma 2 hari enggak ketemu tapi lebay banget dia Ca." Ledek Asya.
Lian langsung menatap sinis Asya. "Ih tante kenapa gitu sih? Kan Lian kesel banget." Ucapnya manja.
Mereka beranjak duduk disofa dan Lian tentu saja berada digendongan Caca. "Jadi gimana Ca? Udah ketemu sama Zein? Dia benar-benar tidak memberi kabar pada kami." Tanya Asya.
Caca tertunduk dan menatap Lian miris. Hatinya begitu sakit jika diingatkan oleh suasana Berlin. "Apa sesuatu hal buruk terjadi?"
Caca mencoba tersenyum. "Iya kak."
Asya sedikit kaget mendengarnya dan langsung meyakinkan Caca agar menceritakan keadaan disana. "Pak Zein akan menikahi Megan dan dia menyuruh saya pulang."
Asya menghela napas pasrah, ia tau betul kalau Jerman ada sangkut pautnya dengan Megan. "Anak satu itu. Aku akan ke Jerman besok untuk menemuinya."
Tangan Caca tergerak untuk menahan Asya. "Jangan kak. Mereka terlihat baik-baik saja. Bahkan orangtua Megan sangat senang dengan kehadiran pak Zein."
"Ca cukup buat khawatirin orang. Diri kamu juga perlu kamu khawatirin!"
Caca menangis saat mendengar penegasan itu. Hatinya terasa tertampar. "Ih tante Asya! Kenapa membuat tante cantik menangis." Lian panik melihat Caca menangis.
"Enggak sayang, tante enggak nangis kok nih lihat tante senyum." Caca memaksakan senyumannya.
"Udah ya kamu tenang aja, aku pasti bantuin kamu buat bersatu lagi sama Zein. Lihat, anaknya aja udah lengket banget sama kamu."
"Makasih ya kak."
Setelah jam kantor selesai Caca dan Lian langsung pulang kerumah, kebetulan Lian juga ingin nginap dirumah Caca. "Tante, kenapa papa enggak pulang-pulang ya? Padahal Lian rindu banget sama papa."
Caca menatap sedih anak kecil yang berada dihadapannya. "Papa lagi sibuk sayang, kamu bisa kan tungguin papa sampai nanti papa pulang?"
Lian mengangguk senang sembari memainkan robot yang ia pegang. "Tapi kalau papa pulang nanti tante dan papa menikah kan?"
Hati Caca tersentak saat mendengar pertanyaan itu dari Lian. Apa yang harus dikatakan sekarang?
"Kamu mengerti apa tentang menikah sayang? Udah hayuk main robot aja kita."
"Iya deh tante."
"Caca." Mereka bedua menoleh dan ternyata itu bunda.
"Eh ada oma. Lian lagi main robot sama tante cantik nih." Ujarnya.
"Lian kamu disini bentar ya main robot, oma sama tante mau ke bawah. Soalnya ada tamu."
"Siap oma! Lian enggak akan nakal disini, janji deh hehe." Anak ini pintar sekali.
Caca mengecup singkat kening Lian dengan penuh kasih sayang. "Tungguin tante ya sayang."
Caca dan oma turun kebawah. "Ada apa bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)
Romance'JADI SELAMA INI PAK ZEIN DUDA?' #. (22 Juni 2021) Rank 1 #Singledad #. (02 Agustus 2021) Rank 3 #hot #. (08 Februari 2022) Rank 1 #singledad #. (03 April 2024) Rank 1 #singledad