satu

103K 3.3K 46
                                    

Gadis yang baru saja memasuki usia 24 tahun sekitar 2 hari lalu bergegas mengambil tas kerjanya.

Asabella Cyntia Ileeqya atau yang lebih akrab dipanggil Caca ini langsung menunggu ojek onlinenya.

Tepat seminggu lalu ia diterima di perusahaan ternama dikotanya. "Astaga abang ojeknya lama banget sih, bisa telat gue nya." Celotehnya saat ojek pesanannya tak kunjung datang.

"Nona Asabella?" Akhirnya abang ojek yang dinanti-nantikan tiba.

"Iya bang, ngebut ya."

30 menit berlalu.

Caca baru saja tiba didepan kantornya dan langsung berlari ke dalam. "Astaga Ca, tumben banget sih lo telat?" Jihan selaku teman kantornya pun heran kenapa Caca bisa telat.

"Salahin abang ojeknya sana jangan gue." Caca langsung membuka laptopnya dan memulai pekerjaannya.

"Eh Ca, lo belum pernah ketemu sama pak bos ya?" Tanya Jihan lagi.

Caca pun menoleh ke arah temannya itu. "Belum, soalnya waktu gue pertama kali ngelamar dan keterima yang urus gue itu wakilnya, karena pak Zeindra sedang diluar negeri. Emang kenapa? Enggak penting juga bagi gue, yang penting di gaji aja gue udah syukur." Jawab Caca tidak peduli.

Pletak!

Satu jitakan indah mendarat indah dikepala Caca. "Sakit tau Han!"

"Pak bos kita itu ganteng banget lo Ca, sumpah gue enggak bohong dia beneran ganteng Ca."

Caca menatap kesal Jihan. "Ya terus hubungannya sama gue apa bego?"

Jihan akhirnya tertawa sambil garuk-garuk kepalanya yang mungkin tidak gatal. "Ya enggak ada Ca, kan sekedar informasi aja karena lo karyawan baru."

Caca hanya ngangguk-ngangguk dan Jihan kembali ke ruangannya.

Dengan modal lulusan S2 Caca mendapatkan posisi Manager di perusahaan ini sehingga dia mempunyai ruangan khusus. "Astaga tugas gue banyak banget." Keluhnya.

Caca masih fokus dengan layar laptopnya, mengetik surat ini dan itu bahkan menghitung keuntungan dan kerugian di perusahaan ini.

Setelah cukup lama fokus pada layar laptop, Caca beranjak dari tempat duduknya menuju dapur. "Pengen kopi." Ucapnya.

"Hiks..hikss..."

"Lian benci kalian semua!"

"Lian tidak suka tante jahat."

"Hiks..hiks"

"Lian, kami bukan tante jahat."

Caca menoleh ke sumber suara, disana seperti ada kerumunan gitu dan ia pun mendekati kerumunannya. "Ada apa ini?" Tanya Caca pada karyawan lainnya.

Jihan salah satu karyawan disana pun langsung menatap kehadiran Caca.
"Ini Ca anaknya pak bos nangis terus, pak bosnya lagi meeting." Jelas Jihan.

Caca berlutut menatap bocah lelaki yang kini menangis itu. "Kamu kenapa nangis?" Tanya Caca namun bocah itu masih enggan menjawab.

"Kalian balik kerja aja, ini biar urusan saya." Kata Caca ke karyawan lainnya.

Caca kembali menatap bocah itu yang masih menangis. "Hiks..hiks.. papa." Lirihnya.

Tangan Caca mencoba mengelus rambut bocah lelaki yang sangat menggemaskan ini. "Kamu mau coklat?" Tanya Caca.

Bocah itu langsung berhenti menangis dan menatap Caca. "Tante enggak jahat?"

Senyuman Caca mengembang setelah mendengar pertanyaan darinya. "Tentu saja tidak, tante adalah tante baik. Semua tante dan paman disini sangat baik." Caca menunjuk ke arah karyawan yang sedang bekerja.

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang