Siang ini cuaca sangat terik, matahari bersinar terang ditempatnya. Seorang wanita yang usia kandungannya kini genap memasuki bulan ketujuh sedang berjalan menelusuri koridor rumah sakit.
USG, hari ini jadwal pengecekan janinnya yang mulai membesar. Ditemani oleh mertuanya kini mereka memasuki ruangan putih tersebut.
"Selamat siang nona Asabella Wijaya." Ucap dokter Prima.
"Ya selamat siang Dokter."
"Mari kita langsung melakukan pengecekan."
Caca berbaring dikasur rumah sakit dan menatap layar kecil disampingnya.
"Liat nona, itu bayi nya bergerak."
"Sayang, itu anak kamu." Mama terlihat haru saat melihat bayi dalam kandungan Caca bergerak.
Caca bahkan menitikan air matanya, ini anak pertama yang ia kandung. Namun, rasa sedih pasti ada karena suaminya belum mengingatnya selama berbulan-bulan lamanya.
"Dok, apa jenis kelamin anak saya?"
"Perempuan."
Mama menggenggam erat tangan menantunya itu. Meski dilanda masalah namun hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa mereka juga bahagia mendengar kabar baik seperti ini. Andai saja Zeindra bisa menemani disaat-saat seperti ini.
Setelah selesai melakukan USG Caca dan dokter sedikit berbincang masalah kandungan di taman belakang, kebetulan mama juga sedang mengurus administrasi.
"Saya turut berduka atas penyakit tuan Zeindra."
"Terima kasih dok."
Dokter Prima menatap prihatin wajah Caca yang kini kandungannya sudah membesar namun suaminya belum kunjung sembuh dari hilang ingatan sialan itu.
"Saya yakin nona pasti kuat menghadapi semua ini."
Caca tersenyum menatap Prima setelahnya menatap langit biru. "Ya saya harus kuat dok demi anak saya."
"Caca ayo kita pulang." Mama menghampiri mereka.
Megan terlihat sedang menyuapi Zeindra makan siang. Disana juga ada Lian yang bermain robot, Lian mulai terbiasa dengan semuanya. Meski dirinya tidak akan setuju jika papa nya menikah dengan Megan.
"Mama dari mana saja?" Tanya Lian.
Megan dan Zeindra pun menoleh kearah Caca yang wajahnya terlihat kelelahan. "Dari dokter kandungan sayang. Kamu sudah makan?"
Lian menggelengkan kepalanya. "Kenapa kamu tidak memberi Lian makan?" Tanya Caca ke Megan.
"Dia tidak bilang."
Caca menghela napasnya sabar, Megan hanya peduli dengan Zeindra. "Ayo sayang kita makan."
Lian menggenggam senang tangan mama nya. "Tante jahat!" Ketusnya pada Megan.
"Ma kenapa sih papa sama tante jahat terus?"
"Hmmmm.... udah jalannya gitu sayang. Kamu doakan aja ya semoga papa cepat sembuh dan bareng kita lagi."
"Pastinya ma hehe."
Mereka berdua makan dengan damai didapur. Lian juga sesekali mengelus perut besar mamanya. "Adek kapan lahir ya ma? Sebentar lagi kan?"
Caca mengangguk senang. "Nanti kamu jagain ya?"
"Siap ma."
"Asabella."
Caca menoleh saat mendengar suara khas itu. Zeindra, ia memanggilnya. "Iya mas ada apa?"
"Saya ingin bicara dengan kamu sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)
Romance'JADI SELAMA INI PAK ZEIN DUDA?' #. (22 Juni 2021) Rank 1 #Singledad #. (02 Agustus 2021) Rank 3 #hot #. (08 Februari 2022) Rank 1 #singledad #. (03 April 2024) Rank 1 #singledad