sebelas

29.1K 1.6K 7
                                    

Asabella POV.

Pagi ini gue harus berangkat sama pak Zein soalnya kan semalam dia sama Lian nginep dirumah. Nah sekarang gue lagi buatin susu dan sarapan buat keluarga sekaligus bapak duda itu.

Lian bakalan dijaga sama bunda, Lian belum mau diajak pulang. Lagian gue senang banget kalau tiap hari ada Lian jadinya rumah kita ramai. Cuma ya bapaknya jangan ikutan nginep disini, bikin jantung copot aja.

Bunda lagi nyiram tanaman sedangkan ayah mandi, jadi cuma ada Lian dan pak Zein yang dimeja makan. Gue juga meletakan 2 gelas susu putih disana.

"Kamu senang enggak kalau tiap hari tante Caca yang siapin sarapan begini?" Gue menoleh saat pak Zein bertanya pada anaknya.

Lian malah senyum ke arah gue, astaga imut banget padahal dia belum mandi loh.
"Mau banget pa."

Terus bapaknya juga nyengir lagi, astaga. "Jadi maksud bapak, saya mau dijadiin babu nih?" Gue mah pura-pura enggak peka. Sialnya malah tangan gue ditarik pula sama pak duda ini.

"Jadi istri saya dong, mana ada babu secantik kamu."

GOMBAL TEROS.

"Ih bapak mah ngegombal mulu padahal masih pagi." Kesel dong gue nya.

"Hehe."

"Eh udah pada sarapan ya?" Untung ayah udah selesai mandi jadi pak duda ini enggak ngegombal mulu.

"Iya om ayo sarapan bareng."

Berhubung masuk kantor masih ada 1 jam lagi jadi bisa bersantai sedikit. Gue menghampiri bunda yang lagi nyiram bunga didepan. "Bunda sayang."

"Ada apa Ca?"

"Mau ikut siram bunga juga." Gue ambil alih selang air dari tangan bunda.

"Eh Ca, kamu sama Zein udah kayak suami istri ya? Cocok banget."

Gue langsung natap bunda sinis, lagi-lagi begitu. Pasti bunda pengen gue nikah sama pak Zein nih. "Enggak ah."

"Iya tau Ca cocok banget. Dia ada ngelamar kamu enggak? Kalau ada terima ya Ca? Soalnya bunda sayang sama Lian."

"Caca tolak."

Pletak!

Dijitak gue sama bunda, jahat banget.
"Sakit bun."

"Emang dia udah ngelamar?"

Gue ngangguk terus ngusap-ngusapin kepala gue yang dijitak sama bunda.
"Caca tolak karena belum siap nikah."

"Kamu tuh selalu aja jawabannya be-

"Ca ayo sarapan habis itu kita berangkat." Kita berdua noleh dan ternyata itu pak Zein. Terus bunda langsung dorong-dorong badan gue buat menghampiri doi.

"Ih bunda mah."











Pak Zein baru saja memarkirkan mobilnya. Awalnya gue pengen jalan duluan tapi malah ditahan katanya biar semua orang tau kalau gue miliknya.
"Bapak jangan dipegang tangan saya ih!"

"Kan kamu milik saya."

"Belum saya terima."

"Yaudah iya, tapi jalannya deketan."

Banyak banget permintaan pak CEO satu ini hmm.

"Cie pak bos jalan bareng calon istrinya." Sialan! Kenapa harus ketemu sama Jihan coba?

Gue langsung masuk keruangan, mampus gue tinggalin aja 2 orang itu.

Author POV.

Zeindra sedang sibuk menandatangani beberapa berkas penting bahkan suara ketukan pintu pun tidak terdengar olehnya.

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang