empat puluh empat

8.6K 506 22
                                    

Beberapa hari berlalu, kemarin Yogi dan Jihan sangat sibuk dengan pekerjaannya bahkan untuk mengobrol lama pun mereka tidak sempat. Kebetulan hari ini jam pulang sudah tiba, para karyawan berhamburan untuk pulang kerumah masing-masing.

"Jihan."

"Kenapa?"

"Temenin gue yuk ke toko perhiasan. Gue mau kasih suprise ulang tahun."

"Gue capek Gi, mau langsung pulang aja."

Yogi menarik tangan Jihan dan menatapnya dengan tatapan memohon. "Plis lah Han, gue enggak tau yang bagus gimana buat mama gue. Lo kan cewe pasti lo tau lah."

"Yaudah iya. Sekarang?"

"Tahun depan."

"Oh oke." Jihan beranjak dari tempatnya .

"He bercanda. Sensi amat sih lo beberapa hari ini. Sekarang iya sekarang." Yogi menggenggam tangan Jihan menuju mobilnya.

Mereka langsung menuju ke toko perhiasan untuk membeli kado mama nya Yogi.

"Mana yang bagus?"

"Muka gue bagus."

"Woi gue serius."

"Gue lebih serius."

"Mas mba nya jadi beli ga sih?" Tanya pekerja disitu.

"Eh iya maaf mba hehe."

Jihan melihat-lihat model cincin disana, ya jujur aja semua cantik banget sampai bingung Jihan milihnya.

"Eh tapi ini bagus kayaknya buat mama lo deh."

"Mba liat yang ini ya."

"Tuh kan bagus Gi, beli yang ini deh." Kata Jihan.

"Mba yang ini ya satu."

"Bentar ya mba mas."

Mba-mba itu mengemas pesanan mereka. Selagi menunggu Jihan dan Yogi masih melihat-lihat perhiasan disana.

"Bagus banget yang ini." Katanya sambil melihat cincin dengan permata, kelihatan simple namun sangat mewah.

"Tapi ini bagus dipake buat lamaran sih, kalau cuma sekedar beli aneh juga. Apalagi tangan gue gini amat bentuknya."

"Iya kasian cincin bagusnya jadi jelek karena ditangan lo." Bukan Yogi namanya kalau tidak usil dengan Jihan.

"Apasih lo!"

"Eh bentar ada telpon." Yogi keluar toko bentar buat angkat telpon dari mamanya.

"Mba ini udah selesai."

"Eh iya ntar ya mba, tuh yang bayar lagi nelpon."

Yogi kembali menghampiri Jihan. "Mama mau lo datang juga di dinner nanti malam."

"Iss gue malu lah Gi, stel gembel gini."

"Ya gue anter lo pulang dulu lah bambang buat dandan biar ketceh."

"Hehe ya gue kira langsung pergi kan."

Yogi memutar bola matanya kesal. "Ntar dikira emak gue, gue bawa babu dari mana."

"Ih Yogi! Sumpah ya lo ngeselin banget." Jihan langsung pergi masuk ke mobil sedangkan Yogi mengurus pembayaran.

Jihan menatap dari jendela mobil, ngedumel sendiri karena kesal sama ledekan Yogi dan juga lebih kesalnya tuh anak lama banget. Tinggal bayar aja lama banget sih? Apa godain mba-mba nya ya? Atau dia ngutang?

"Yogi cepetan ih!" Katanya dari jendela mobil.

"Sabar woi."





Zeindra menyuapi Caca makan siang ini, seperti biasa Zeindra belum mau masuk ke kantor karena harus menjaga istrinya. "Kamu harus makan yang banyak ya biar cepat sembuh."

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang