tiga puluh tiga

15.8K 862 31
                                    

"Happy birthday Lian, Happy birthday Lian, Happy birthday Happy birthday Happy birthday Lian~"

"Whoaa selamat ulang tahun Lian." Teriak Asya.

Akhirnya acara ulang tahun Lian terlaksana, sejak dulu Lian enggan ulang tahunnya dirayakan karena tidak adanya sosok ibu yang akan berdiri disampingnya nanti.

Namun semua sudah berubah, ending yang bahagia. Lian berdiri dihadapan semua tamu undangannya didampingi oleh papa dan mama kesayangannya. "Terima kasih semuanya. Lian bahagia sekali hari ini, apalagi Lian sudah punya mama baru hihi." Ucapnya.

Zeindra dan Caca memeluk Lian dengan kasih sayang, keluarga kecil ini adalah keluarga bahagia. Sangat sempurna.

"Halo Lian, nama aku Alesya." Seorang gadis kecil datang menghampiri Lian.

Alesya? Bukankah itu nama ibu Lian?

Zeindra berlutut melihat gadis kecil yang sangat cantik itu. "Hai cantik, kamu temannya Lian ya?"

Gadis kecil bernama Alesya itu mengangguk sembari tersenyum. "Iya om, Alesya tinggal di komplek depan. Selamat ulang tahun Lian." Alesya mencoba meraih tangan Lian namun Lian malah menepisnya.

"Mama, dia mencoba menyentuh Lian."

"Sayang kamu enggak boleh gitu sama Alesya. Kenalan dong kalian."

"Enggak! Lian enggak mau."

Alesya merunduk sedih saat Lian tidak mau menjadi temannya. Namun Zeindra memeluk gadis kecil itu. "Alesya jangan sedih, Lian pasti bakalan jadi teman kamu kok."

"Permisi. Maafkan saya tuan, maafkan saya yang lalai menjaga anak saya." Seorang wanita dengan pakaian sederhana memasuki pesta itu.

"Ibu?" Ucap Alesya.

"Ini ibu kamu?" Caca menghampiri wanita itu.

"Maaf nona, Alesya memaksa untuk pergi kesini walaupun tidak di undang."

"Tidak apa-apa. Alesya sangat manis, dia akan jadi teman Lian." Jawab Caca.

Senyum Alesya mengembang mendengar hal itu. Alesya kecil sering menatap Lian dari depan rumahnya. Hmm sebenarnya itu bukan rumahnya, ibu Alesya seorang asisten rumah tangga disana jadi mereka berdua tinggal disana.

"Lian sekali lagi selamat ulang tahun. Aku pulang dulu, ayo ibu." Alesya menggandeng tangan ibunya dengan senang hati karena bisa melihat lelaki kecil itu dari jarak yang dekat.

"Kamu enggak boleh jahat sama Alesya ya? Dia jadi teman kamu." Ujar Zeindra.

"Lian hanya butuh mama dan papa. Tidak butuh teman."

Caca terlihat ingin menasehati Lian namun dilarang oleh Zeindra. "Sudahlah, dia masih anak-anak."

Pesta itu berjalan cukup lancar, banyak sekali kado yang didapat oleh Lian. Namun Lian tidak antusias dengan itu, ia hanya bersyukur karena diulang tahunnya kali ini ada seorang ibu yang menemaninya.



















Caca menatap langit dari balkon rumahnya, ini tempat favorite baginya. Menatap langit malam membuat suasana hatinya membaik, Caca bersyukur telah menemukan pria baik seperti Zeindra saat ini. "Terima kasih telah memberi pak Zein ke kehidupan ku." Gumamnya.

"Sayang." Zeindra memeluknya dari belakang.

"Kamu kenapa? Banyak pikiran ya?"

Caca tersenyum sembari tetap menatap langit malam yang indah. "Enggak mas. Aku cuma bersyukur karena menemukan sosok suami seperti kamu mas."

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang