sembilan belas

21.4K 1.1K 28
                                    

"PAK ZEIN TOLONG SAYA!"






BRAKK!!








Pintu didobrak paksa. Zeindra ada disana.
"Pak Zein? Apa ini mimpi?" Gumam Caca tidak percaya.

"Menjauh dari wanita saya bajingan!"


Bruk!


Bruk!


Bruk!


Pukulan dan tendangan dihadiahi oleh Zeindra untuk pria yang berusaha menodai kekasihnya itu. "Bajingan sialan! Beraninya kalian menyentuh wanita saya!"

6 vs 1. Bukan Zeindra namanya kalau dia tidak bisa melindungi orang tersayangnya.
"Saya disini Asabella." Ucapnya disela-sela pukulan mematikannya.

"MATI KAU!"

"ENYAHLAH DARI DUNIA INI!"

Keenam pria itu babak belur, bahkan memungkinkan ada yang sudah tewas ditempat akibat serangan dari seorang Zeindra.

Segeralah Zeindra memeluk erat Caca yang terduduk lemas disana. "Saya disini untuk kamu sayang. Saya ada disini."

"Hiks..hiks.. saya takut."

Zeindra menatap lekat mata Caca saat ini, mencoba meyakinkan bahwa dia akan selalu ada untuknya. "Jangan takut. Saya sudah bersama kamu." Zeindra melepaskan ikatan yang ada ditubuh Caca lalu menggendongnya menuju mobil.

"Bapak sendirian?" Lirih Caca.

"Tidak. Saya bersama bodyguard."

"Dimana mereka? Kenapa hanya bapak yang menolong saya?"

"Karena kamu milik saya jadi hanya saya yang berhak menolong kamu."

Senyuman Caca mengembang saat ini, hatinya telah lega. Ia sudah bersama Zeindra sekarang. "Terima kasih."

Mereka sudah berada dimobil saat ini, Caca masih enggan melepaskan pelukannya pada Zeindra. "Kerumah saya pak." Ucap Zeindra pada supir.

"Apa kamu disentuh oleh pria-pria itu?"

"Mereka hanya menyentuh wajah saya. Untung bapak segera datang."

Tangan Zeindra menyentuh wajah Caca saat ini, mencoba menghilangkan noda yang dibuat oleh pria bajingan itu. "Maaf karena saya terlambat."

"Intinya sekarang bapak sudah bersama saya. Jangan pernah pergi jauh lagi."

Zeindra hanya membalas dengan senyuman manisnya.

-

-

Mereka sampai dirumah Zeindra. "Saya bisa jalan sendiri pak."

"Tidak. Saya tidak izinkan, kamu saya gendong."

"Astaga Caca. Kamu baik-baik saja kan nak? Kamu terluka?" Ucap mama khawatir.

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang