empat puluh lima

7.9K 432 28
                                    

Beberapa bulan berlalu semuanya masih terpantau baik-baik saja. Apalagi untuk pasangan baru yang hari ini sedang menjalani resepsi pernikahan. Yogi dan Jihan, setelah melalui friendzone akhirnya mereka sampai ke pelaminan.

Lihat saja mereka lagi duduk manis dipelaminan sambil beberapa kali melirik ke handphone masing-masing. Kalau kata Jihan sih bosen ya duduk doang disini.

"Han, lo nyangka ga kita bakalan nikah?" Tanya Yogi.

"Hmm enggak sih. Secara gue kece masa nikah sama lo sih."

"Sialan. Minta di cium bibirnya."

"He! Bukan muhrim enak aja."

"Kita udah nikah bego."

Astagfirullah bahkan Jihan lupa kalau mereka udah nikah dan hari ini resepsinya. Heran banget.

Jihan melihat-lihat ke arah tamu yang hadir, mencari sosok Caca dan bosnya. "Pak bos sama Caca kemana sih?"

"Mungkin aja dijalanan macet."

"Andai dia belum punya anak pasti gue suruh jadi bridgemade."

Yogi tuh suka gemes sama Jihan kalau lagi ngedumel. Pengen aja rasanya ngejambak rambut Jihan.

"Hari ini kan pernikahan kita, lo bisa gak sehari aja kalem?"

"Oh jadi lo gak suka sama gue yang sekarang?"

Sialan. Yogi salah ngomong.

"Enggak gitu han. Maksud gue ya lo jangan ngedumel gitu lah, cantiknya nanti hilang."

Baru digituin Jihan udah mleyot, speechless lagi dia udah.

"Tante berisik." Suara nyaring itu terdengar dari ujung kiri.

Caca dan Zeindra udah senyum-senyum sendiri melihat pengantin yang lagi dimabuk asmara itu. "Akhirnya nikah juga. Yogi kamu jangan ngegas ya nanti malam." Ucap Zeindra.

"Idih sialan. Urusan gue itu bang haha."

Dede bayi yang berada digendongan Caca pun kini mendapat kecupan singkat dari sang pengantin wanita. "Bismillah semoga nular cepat dapat momongan."

"Berarti udah enggak sabar kan buat nanti malam?" Ledek Yogi.

"Ya gak gitulah maksudnya."

"Sstt! Udah nikah jangan berantem mulu."

"Tante dan om berisik." Ketus Lian.

Gemes banget rasanya sama Lian sampai ingin cubit pipinya.

"Ma laper." Ucap Lian.

Caca pun mengambil alih gendongan dede bayi dan mendekat ke arah prasmanan. Mereka mencicipi prasmanan di resepsi pernikahan Jihan dan Yogi.

"Sini dede bayinya mas gendong kalau kamu kesusahan." Ucap Zeindra.

"Enggak kok mas. Aku masih bisa nih, aku kan strong hehe."

Lian melirik ke arah tante berisik, kalau kata dia sih. 'Tante berisik bisa cantik juga ya.'

"Kamu kenapa lihatin tante Jihan mulu sih Lian?" Tanya Zeindra.

Lian tersenyum malu. "Tante berisik bisa cantik juga ya pa haha."

Caca pun yang mendengar itu terkekeh, ya bagaimana pun juga Jihan adalah teman berantemnya sih Lian kan. "Tuhkan, makannya jangan ngambekan sama tante Jihan ya sayang."

"Hehe iya ma enggak kok."

















Setelah acara selesai, Jihan dan Yogi langsung pergi kerumah mereka. "Ma, Pa Yogi pergi dulu ya."

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang