delapan belas

20.6K 1.1K 15
                                    

07:30 WIB

Caca sudah rapi dengan setelan kerjanya. Ia berjalan menuju ruang makan dengan Lian yang berada digendongannya.

Dimana Zeindra? Bahkan Caca pun tidak melihatnya ketika bangun.

Mama sudah duduk rapi dikursi. "Loh pak Zeindra mana ma? Caca kira dia sudah disini soalnya sejak Caca bangun enggak ngelihat."

"Dia lagi ke Singapore ada kerjaan mendadak Ca jadi dia harus berangkat jam 5 pagi."

"Sepagi itu?"

"Iya Ca. Kemungkinan lusa baru dia balik. Ayo sarapan." Ajak mama.

Caca mendudukan Lian disampingnya, namun pikirannya tidak tenang.

Mendadak. Semuanya terasa mendadak sekali dan itu membuat Caca tidak nyaman.

"Tante kenapa melamun?" Tanya Lian.

"Enggak kok sayang."

"Lusa Zeindra bakalan balik kok." Ucap mama memastikan.

"Iya ma."







Caca sudah dikantor dan mengerjakan beberapa kerjaannya. "Ada apa ya? Kenapa mendadak sekali?"

"Caca lagi ngapain?" Suara yang tidak asing itu terdengar sangat lantang.

"Kok lo disini Han, emang kerjaan lo udah selesai semua?"

"Belum sih cuma gue gabut aja lagian pak bos lagi ada perjalanan bisnis juga."

Tepat. Caca kepo soal Zeindra.

"Kok mendadak sih pak Zein perginya?"

Jihan duduk disofa sembari menatap sahabatnya yang khawatir ini. "Lo itu calon istrinya masa lo enggak tau sih?"

"Yakan enggak selamanya gue harus tau."

"Hm dasar. Di sana cabang perusahaan lagi krisis karena managernya korupsi, jadi pak bos kesanalah."

Kali ini Caca tenang mendengar penjelasannya. "Oh begitu."

"Jihan! Lo kemana aja sih gue carikin, gue rindu banget sama lo." Lagi-lagi suara bariton yang tidak asing terdengar diruangan Caca. Kali ini Yogi.

"Apaan sih lo, sana jauh-jauh." Usir Jihan.

"Jangan gitu dong hmm."

Caca terkekeh melihat tingkah dua orang dihadapannya. "Hai Caca, jangan rindu sama abang gue ya." Ledek Yogi.

"Udah ayok balik ke ruangan." Jihan menarik tangan Yogi pergi.

Caca kembali mengerjakan beberapa pekerjaannya yang belum selesai. Kepalanya pusing.

17:15 WIB

Jam pulang tiba maka seluruh karyawan maupun Caca bergegas pulang. Tapi dengan siapa Caca akan pulang? Bukanhkah Zeindra sedang diluar negeri?

Ttin ttin

Caca menoleh ke sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berhenti tepat didepannya. Sosok pria bertubuh tegap keluar dari mobil itu. "Nona Asabella? Saya ditugaskan oleh pak Zeindra untuk menjemput anda."

"Benarkah? Baik lah."

"CACA!"

"Lo mau pulang ya? Dijemput siapa?" Tanya Jihan yang menghampirinya.

"Sama orang suruhan pak Zein."

"Cie sweet banget, walaupun pak bos enggak disini tapi tetap dijemput." Ledek Jihan.

"Udah ah. Gue pulang dulu." Caca memasuki mobil hitam itu.

Hatinya kini berbunga-bunga. Perlakuan Zeindra mampu membuatnya luluh dalam sekejap. "Kapan pak Zeindra menyuruhmu?" Tanyanya.

DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang