Caca sedang duduk diteras rumah sambil menatap bintang yang bertebaran dilangit, malam ini memang sangat indah karena bulan dan bintang bersinar terang ditempatnya berada.
Namun tidak dengan hati Caca. Gelap. Mungkin kata itu yang tepat untuk mendeskripsikan suasana hatinya saat ini.
"Caca, kamu murung terus sih? Ada apa? Sini cerita sama bunda." Bunda menghampiri putri tunggalnya ini.
Caca mencoba tersenyum namun bunda tetap sadar bahwa anaknya sedang tidak baik-baik saja. "Caca enggak apa-apa kok bun."
Bunda mengelus puncak kepala Caca lembut. "Ada masalah sama Zein? Kenapa dia enggak pernah kesini lagi?" Tanya bunda beruntun.
"Caca juga bingung dengan kondisi sekarang bun." Resah nya.
"Zeindra jahatin kamu?"
"Caca juga enggak tau bun." Tanpa sadar air mata Caca mengalir, hatinya begitu sakit saat melihat kenyataan yang dialaminya.
Ttin.
Bunda dan Caca menoleh ke sumber suara, ternyata Zeindra yang datang.
"Bunda, Caca mau masuk ke ka-"Jangan. Kamu perlu dengarin penjelasannya." Tahan bunda.
Zeindra keluar dari mobil dan menatap gadis yang dicintainya ini. "Ca, saya ingin jelasin semuanya."
"Enggak ada yang perlu dijelasin pak." Caca melesat pergi tapi tangannya kembali ditahan. Bukan bunda namun Zeindra.
"Kalian selesaikan secara dewasa, bunda masuk dulu." Bunda tersenyum meyakinkan kearah Caca.
Zeindra menatap lekat wajah murung Caca, bahkan tangannya ingin bergerak untuk menghapus air mata sang gadisnya ini. "Saya minta maaf."
"Bapak enggak salah, saya yang salah karena dengan beraninya menaruh hati pada pak Zeindra." Ucap Caca datar.
"Enggak, kamu enggak salah. Saya cinta sama kamu."
"Jangan bahas cinta pak, saya sudah terlalu sakit."
Kini Zeindra menarik tangan Caca dan menggenggamnya. "Maafkan saya karena dengan beraninya menyakiti kamu. Saya memang pecundang."
"Saya mengerti bapak kesini untuk mengakhiri semuanya kan? Saya siap pak. Saya siap menanggung resiko dari jatuh cinta ini hiks..hiks... walau memang sangat sakit tapi InsyaAllah saya bisa melewatinya."
Glebb
"Tidak ada alasan bagi saya untuk mengakhiri semuanya dengan kamu."
Tidak seperti dahulu, pelukan dari Zeindra kini terasa menyakitkan. "Berhenti membuat harapan untuk saya kalau sebenarnya bapak masih ada rasa ke perempuan lain."
"Asabella, apa kamu tidak bisa percaya pada saya?"
"BAGAIMANA CARANYA SAYA PERCAYA DENGAN BAPAK SETELAH SEMUA YANG BAPAK LAKUKAN PADA SAYA?" Caca mendorong tubuh tegap Zeindra dan pelukan mereka terlepas.
"Percaya sama saya."
"Ini sudah malam, saya ingin istirahat. Permisi." Caca melesat masuk dan meninggalkan Zeindra.
Setelah kepergian Caca kini bunda dan ayah yang keluar menghampiri Zeindra. "Oom, tante." Sapanya.
"Saya kecewa dengan kamu Zein." Ucap ayah datar.
"Om saya bisa jelasin semuanya, semua hanya salah paham."
"Saya selalu menjaga perasaannya agar air mata berharganya tidak keluar, namun dengan seenaknya kamu malah membuatnya menangis." Ayah benar-benar kecewa dengan perlakuan Zeindra terhadap Caca.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA! (SUDAH TERBIT Di E-BOOK)
Romance'JADI SELAMA INI PAK ZEIN DUDA?' #. (22 Juni 2021) Rank 1 #Singledad #. (02 Agustus 2021) Rank 3 #hot #. (08 Februari 2022) Rank 1 #singledad #. (03 April 2024) Rank 1 #singledad