Apa yang akan kau lakukan ketika pria dari masa lalu yang menjadi cinta pertamamu sekaligus pria yang membuat tawa di keluargamu menghilang datang kembali dan bertekad untuk menebus kesalahannya?
Pertanyaan itu yang ditanyakan Elizabeth Gabriella Ru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Present..
Dering ponsel membangunkan Lizzie dari tidur nyenyaknya, ia berguling dan melihat jam dimeja nakasnya masih menunjukkan pukul enam pagi. Lizzie mengambil ponselnya untuk memeriksa siapa yang menganggu tidurnya dan langsung bangun dengan cepat ketika ia melihat nama yang menghubunginya di caller id.
"Halo Mrs. Sabha." Sapa Lizzie sambil duduk tegak, ia menyugar rambutnya yang berantakan.
"Ms. Rushtood, bisakah Anda kemari? " Lizzie langsung membuka selimutnya dan turun dari tempat tidur.
"Apakah ada masalah di sana?" Ia bertanya, Mrs. Sabha tidak pernah menghubunginya jika tidak benar-benar membutuhkan.
"Tidak ada masalah, ibu Anda hanya sedang mogok makan." Lizzie manrik napas panjang, sudah sering seperti ini.
"Aku akan mengusahakan pulang dalam beberapa hari ini jika pekerjaanku tidak banyak." Lizzie memberitahu Mrs. Sabha.
"Apakah obat-obatnya masih ada atau aku harus membelinya?" Ia bertanya yang langsung mendapat jawaban dari wanita yang membantu dirinya menjaga ibunya selama ia berada di London.
Setelah bertukar berita Lizzie mengakhiri pembicaraan dengan Mrs. Sabha lalu melempar ponselnya ke tempat tidur besarnya. Lizzie mengambil jubah kamarnya dan memakainya lalu berjalan menuju jendela besar yang menampilkan suasana London Barat di pagi hari.
Matahari baru saja muncul di ufuk, Lizzie bersedekap sembari berdiri memandang keluar jendela. Ia baru pulang dari klub jam tiga pagi dan hanya tidur dua jam, tapi ia tidak bisa melewatkan pemandangan pagi hari.
London!
Akhirnya ia menginjakkan kakinya di kota London beberapa tahun setelah kematian Anne, Butuh perjuangan dan kekerasan hati agar ia bisa sampai di kota ini, kota yang selalu diagung-agungkan oleh Anne, akhirnya Lizzie bisa merasakan bagaimana gemerlapnya kota London dan seberapa high classnya kota ini.
