Twenty One - How Many Lizzie's Should I Know?

6.1K 1K 58
                                    

Update...




Update..




Update...




Ready??




Happy Reading

-------------------

"Bisa kau tolong jelaskan padaku apa yang terjadi di sini?" Clayton berbisik kepada lizzie ketika ia menghampiri Lizzie yang berada di dapur tengah mengatur makanan yang Isaac beli. Lizzie menoleh sedikit dan melihat Isaac tengah duduk di kursi yang ada di balkon Lizzie.

"Tidak ada yang terjadi di sini. Dia datang hanya untuk membantuku pada saat aku sakit." Lizzie mendesis kepada Clayton yang langsung bersedekap. Ia mengulurkan tangannya untuk memegang kening Lizzie yang langsung ditepisnya.

"Kau baik-baik saja bagiku." Pria itu mengerutkan kening.

"Ya, sekarang. Tadi pagi bahkan aku tidak bisa membuka mataku." Lizzie menjelaskan dengan lelah. Ia tahu bahwa ini tidak akan berakhir sebelum ia memuaskan rasa ingin tahu Clayton.

"Lalu kenapa kau tidak menghubungi kami? Malah menghubungi Rhys." Lizzie menggeram marah.

"Aku bahkan tidak menghubungi Isaac, dia yang tiba-tiba datang." Alis Clayton naik dengan sangat cepat.

"Isaac? Sekarang kau sudah bisa menyebutkan namanya? Kau ingat dulu kau menamparku cuma gara-gara aku menyebutkan nama pria itu tanpa sengaja?" Clayton bertanya kesal. Lizzie membanting piring yang ia pegang ke kitchen island.

"Aku minta maaf, ok. Tapi-"

"Apa kalian sudah selesai berdebat? Aku kelaparan." Ucapan Lizzie terputus lalu berpaling kearah Isaac yang tengah berdiri sembari bersedekap memandang mereka.

"Sure, ayo kita makan." Lizzie mengangkat piringnya dan Isaac membawa kotak makanan. Lizzie menoleh kearah Clayton.

"Tutup mulutmu atau aku akan memukulmu nanti." Ancam Lizzie galak lalu berjalan menyusul Isaac. Ia tersenyum lalu duduk disamping Isaac dan memberikan piring kepada pria itu.

"Terima kasih." Lizzie membalas senyum Isaac lalu dengan cepat menghapusnya ketika Clayton menarik kursi di hadapannya.

"Aku pikir kau sudah pulang ke Kopenhagen, Rhys." Clayon membuka pembicaraan dengan Isaac yang menggeleng.

"Masih ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan di London."  Clayton tersenyum jahil.

"Kita harus berkumpul kapan-kapan, aku tahu klub pria yang bagus di Soho-" Suara tersedak dari Lizzie membuat kedua pria itu berpaling. Isaac langsung menepuk punggung Lizzie yang terbatuk-batuk.

"Kau tidak apa-apa?" Lizzie melambaikan tangannya mencoba menenangkan Isaac yang langsung memberikan air minum untuk Lizzie. Sementara itu Clayton tersenyum puas, ia menutupinya dengan menyendok makanan kedalam mulutnya.

Lizzie memandang Clayton penuh peringatan secara sembunyi-sembunyi. Ini benar-benar kutukan. "Terima kasih." Lizzie berkata kepada Isaac sambil tersenyum.

Protected By The Prince ✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang