Nineteen - Wonderfull Afternoon

5.9K 1K 52
                                    

Update...





Update...




Update...




Ready??




Happy Reading

-------------------------

Teriakan Lizzie ketika kilat menyambar batang pohon yang tak jauh dari pondok membuat Isaac merangkul Lizzie dan menariknya untuk masuk ke pondok. Isaac melepaskan mantelnya yang sudah basah kuyup dan mengibaskannya, lalu ia melihat Lizzie yang benar-benar basah dari ujung kepala hingga kaki.

"Kau seperti tikus kejebur got." Ledek Isaac sambil tertawa membuat Lizzie merengut.

"Terima kasih atas pujiannya, Sir." sungut Lizzie.

"Apa pondok ini dikunci?" Isaac bertanya, Lizzie menggeleng lalu membuka pintu pondok dan berjalan masuk bertepatan dengan kilat yang kembali menyambar.

"Cari sesuatu yang bisa mengeringkan rambutmu dan lepaskan pakaianmu. Aku akan menyalakan perapian." Isaac memberi perintah kepada Lizzie dan langsung berbalik sehingga tidak melihat wajah kaget Lizzie.

Melepaskan pakaiannya?

"Lizzie, ayo tunggu apa lagi? Kau bisa terkena pneumomia jika tidak melepaskan bajumu." Isaac berjongkok di perapian untuk memeriksa kayu yang ada.

"Shit." Cicit Lizzie sambil berjalan menuju kamar mandi. Ia tidak berpikir panjang ketika menuruti hatinya untuk bermain hujan dan sekarang ia harus menggunakan apa? Lizzie membuka lemari yang ada di kamar mandi, ia hanya menemukan handuk kecil.

Double Shit!

Ia mengeluarkan handuk itu dan melihat handuk itu hanya muat di kepalanya.

"Tidak ada yang bisa aku pakai di sini." Lizzie berjalan keluar dari kamar mandi sembari memegang handuk, Isaac baru saja selesai menyalakan perapian.

Isaac menggeleng lalu berjalan menuju lemari yang ada disamping kasur dan melihat ada beberapa selimut yang ditumpuk, Ia mengambil beberapa selimut dan memberikannya kepada Lizzie yang sekarang sudah berdiri gemetar.

"Lain kali ini yang harus kau ingat jika ingin bermain hujan." Gerutu Isaac membuat Lizzie cemberut, ia merampas selimut yang dipegang Isaac lalu membawanya ke kamar mandi.

"Ini benar-benar memalukan, Lizzie." guman Lizzie memarahi dirinya sendiri dan sekarang ia terjebak di sini bersama Isaac. Ketika ia sudah terbungkus selimut dan keluar dari kamar mandi, ia melihat Isaac tengah berkutat di meja dapur kecil, pria itu menoleh ketika merasakan Lizzie berada di belakangnya.

"Gantung bajumu di kursi dekat perapian agar kering." Lizzie melakukan perintah Isaac lalu duduk di sofa, ia menarik napas panjang ketika hangatnya api menembus dingin kulitnya. Lizzie menutup bahunya dengan selimut dan berusaha duduk seanggun mungkin.

Protected By The Prince ✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang