Happy Reading♡
***
"Apa, sih, kok jadi ngambek. Kan gue kelupaan, yang namanya lupa kan nggak ingat. Nggak ingat kan nggak sengaja. Ya mana gue tahu, Ga. Apalagi gue manusia, ada aja yang namanya salah. Ya, meskipun gue seindah bidadari."
Hessa tak langsung naik ke boncengan motor Alga, malah nerocos sendiri.
Alga mencibir kecil. "Kita musuhan!" ujarnya mencebikkan bibir, yang entah kenapa malah terlihat lucu.
Hessa mengedikkan bahu tak peduli.
Sampai motor Alga berlalu membelah jalanan sepi di malam ini, tak ada percakapan antara keduanya.
Hessa mengerutkan kening. "Lho? Lho? Kenapa?"
Begitu pula dengan Alga yang sama terkejutnya, motornya tiba-tiba berhenti.
"Kok lagi-lagi gue de javu ya?" celetuk Hessa, lalu turun dari motor.
"Mogok lagi?"
"Iya, karena lo tahu nggak!?" jawab Alga sewot membuat Hessa langsung termundur saking kagetnya.
"Halah, emang motor lo aja yang lemah. Dikit-dikit mogok," cibir Hessa.
Alga tak terima langsung melotot. "He kurang ajar ya lo ngatain motor gue!"
Kini gantian Hessa yang mencibir. "Amit-amit masalah gue nggak jadi nraktir aja udah kayak mau PMS lo," gumamnya memerotes.
"Udah, jangan banyak omong, bantu dorong!"
Hessa mengedarkan pandangan, untung saja sudah agak dekat dengan rumahnya karena Hessa tahu ini tepat berada di komplek perumahannya.
"Berat banget motor lo, pasti kebanyakan dosa nih," cerocos Hessa tak selesai-selesai.
"Hm, sama kayak lo, kan?"
"Dih, apaan? Yang punya motor kan lo," balasnya tak mau terima.
"Lagian sia-sia dong balasan ongkos bus tadi, motornya sekarang mogok," lanjut Hessa masih tak puas.
"Halah, bacot banget! Itung-itung olahraga malam ini."
Beberapa langkah lagi sampai di depan rumah Hessa, tapi kini Hessa sudah melepaskan tangannya tak mau ikut mendorong. Meski begitu, Alga pun tak tahu.
"Ah, capek banget," keluh Hessa.
"Dah, sono pulang," usirnya pada Alga, lalu membalikkan badan hendak masuk rumah, tapi ditahan oleh Alga.
"Gue juga capek, mau minum dulu," ujarnya lalu tanpa dosa memasukkan motornya melewati Hessa di gerbang rumah.
Mau tak mau Hessa mengiyakan, sementara Alga sudah masuk dan duduk di sofa rumah Hessa. "Masuk, Sa. Anggap aja rumah sendiri," ujarnya tanpa dosa, sudah seperti tuan rumah.
"Bu Yem, minumnya satu ya. Yang dingin." Alga berujar pada Hessa yang baru masuk, belagak jika Hessa adalah si pembantunya.
Hessa hendak membalas, namun matanya tak sengaja melirik melihat sang mama datang dari arah kamar sambil membawa laptopnya, kini berjalan mendekat.
Alga menolehkan kepala mengikuti arah pandang Hessa, lalu berdiri dan menyalami Dewi dengan sopan. "Malam, Tante."
"Lho? Alga? Kalian dari mana?" Dewi duduk di sofa single dengan memangku laptopnya.
"Hehe, maaf, Tante. Kita pergi makan tadi, maaf nggak ngabarin lebih dulu."
Hessa pergi mengambilkan Alga minum, lalu tak lama kembali lagi dengan dua gelas air putih dingin lalu satu gelas lagi teh hangat untuk mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlgaHessa [SELESAI]
Teen Fiction"Yaudah, kita pacaran aja. Eh, atau langsung nikah? Biar orang tua kita nggak jadi nikah." [Completed - Konflik Ringan] Perjuangan dan rencana gila yang dilakukan semata hanya untuk menggagalkan rencana pernikahan orang tua mereka. ___________ Algar...