32. Panah

345 28 0
                                    

Happy Reading♡

***

"Ini yang dikata deket, ya? Gini caranya kaki gue bisa keriting!"

Alga sontak menghentikan langkahnya, tepat saat Hessa menempatkan diri duduk di kursi teras depan rumah bercat putih abu-abu.

"Kriting ... kek gimana, tuh? Mau lihat, dong!"

Hessa melemparkan tatapan tajamnya pada Alga, hingga membuat Alga menarik diri menjauh lalu menatap pintu depannya.

Alga mengetuk pelan pintu tersebut. "Assalamualaikum, Ma."

"Wa'alaikumsalam. Sebentar!" Teriakan dari dalam rumah terdengar, yang tak lama pintu terbuka. Menampilkan sosok wanita cantik paruh baya yang langsung tersenyum lebar melihat anaknya.

Tanpa kata mama Alga langsung memeluk anak semata wayangnya itu, menepuk-nepuk punggungnya penuh sayang.

"Kamu kenapa jarang sekali ke sini? Mama kangen, tahu!"

Mengurai pelukannya, Alga tersenyum. "Sibuk, Ma," ujarnya.

"Sibuk rebahan, maksudnya," lanjut Alga lalu terkekeh.

Alga melongokkan kepala, mengintip rumah. "Eum ... A–ayah? Ada di rumah?"

Mama Alga menggeleng. "Ayah ada kerjaan di luar kota, besok baru pulang. Sayang banget kamu datangnya nggak tepat gini," kata mama Alga sembari tertawa, tapi pandangannya langsung teralih menatap Hessa yang duduk di kursi.

Hessa langsung bangkit dari duduknya, mendekat lalu menyalami  mama Alga.

"Waah, siapa ini?" tanya mama Alga, memperhatikan Hessa sembari tersenyum.

"Nama saya Hessa, Tante."

"Hessa? Pacarnya Alga, ya?" Mama Alga mengerling menggoda keduanya.

"Ngg—"

"Biasalah, Ma." Alga memotong ucapan Hessa, lalu mengalungkan lengannya ke pundak Hessa, tak lupa senyum tengilnya.

Seketika mama Alga melotot, memukul kecil perut Alga. "Kamu ini ada-ada aja!"

Hessa juga diam-diam mencubit perut Alga, membuatnya terjingkat dan mengaduh sakit. Ia juga menepis kasar lengan Alga saat mama Alga masuk lebih dulu baru kemudian mempersilahkan keduanya masuk.

"Apa lo?!" Hessa melotot, mengancam dengan mengepalkan tangannya berbentuk tinjuan ke arah Alga.

Alga membalas melotot, lalu membusungkan dada menantang. "Apa?!"

Berikutnya, mereka saling tendang, bahkan saat sudah duduk di sofa. Beruntung mama Alga sedang ke dapur mengambilkan minuman untuk mereka, hingga membuat keduanya tak ada yang melerai jika tak ada yang mau mengalah seperti ini.

"Ini minumnya, diminum dul—"

Bruuk!

"Aww!" Hessa terjatuh dari sofa akibat dorongan dari Alga, mampu  menghentikan ucapan Mama Alga yang langsung menaruh minuman di meja lalu membantu Hessa bangkit.

"Alga, jangan kayak gitu!"

Alga meringis, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Minta maaf sama Hessa!" perintah mama Alga dan Alga tahu itu perintah tak terbantahkan, membuatnya mau tak mau mengulurkan tangan pada Hessa.

"Maaf, Sa."

Hessa membalas uluran tangan. Senyum paksa mengembang, tangannya sengaja meremat tangan Alga keras hingga membuat Alga melotot dalam diamnya.

AlgaHessa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang