Happy Reading♡
***
"Hessa, Hessa, Poto dulu sini!"
Gadis dengan sweater putih kebesaran dengan topi hitam di kepala itu mendongak, sontak tersenyum meringis saat kamera teracung padanya. Giginya terlihat menggigit sendok es krim dengan mata terpejam.
"Aihh, cantik banget!" Mbak Nata memperlihatkan hasil fotonya pada Hessa.
"Ini cuma Mbak Nata yang nganter, ya?"
Hessa kembali memasukkan es krim ke dalam mulutnya dengan cuek, berbeda dengan Mbak Nata yang tertegun mendengar pernyataan itu.
"Emangnya kenapa, sih, kalau Mbak doang yang nganter?"
"Ya nggak papa, cuma masa Mbak Nata doang."
Mbak Nata tersenyum kecil, menepuk pundak Hessa. "Mama papa kamu sibuk, tolong ngertiin ya?"
"Memangnya kapan aku nggak ngertiin mereka?"
Sebisa mungkin Mbak Nata mempertahankan senyumnya. "Hm, kamu anak yang baik."
Lima menit lagi pesawat take off, mereka berdua kini sedang berada di boarding lounge, menunggu pesawat. Hanya ada Mbak Nata yang mengantarnya. Katanya, sih, mama papa Hessa pada sibuk. Tapi apa beneran tidak bisa meluangkan waktu sedikit pun untuk anaknya, ya?
"Sering-sering kabarin, ya, nanti. Sesibuk apa pun kamunya. Sama mama kamu, papa kamu, atau sama Mbak Nata seenggaknya."
"Hm."
"Jangan aneh-aneh juga di sana."
"Iya."
"Nanti sampai di sana, ada Tante Amira yang jemput kamu. Katanya, sih, gitu. Mama kamu juga udah kabarin Tante Amira."
"Hm."
"Mbak sayang kamu."
Hessa terkesiap saat Mbak Nata memeluknya erat, membuatnya tanpa sadar tersenyum kecil dan membalas pelukannya. "Makasih, Mbak."
Mbak Nata menguraikan pelukannya. "Kabarin Mbak juga, ya?"
"Siap." Hessa mengangkat jempolnya. "Hessa pergi dulu, jagain mama ya, Mbak."
Mbak Nata terlihat mengangguk kecil, dibalas dengan senyuman Hessa.
"Hessa!"
Keduanya terlonjak, sontak membalikkan badan. Tersentak saat Rian datang, diikuti mama dan papa kandung Hessa. Lalu disusul Tante Emily paling belakang.
"Kak Rian? Ngapain? Katanya nggak bisa datang?"
"Siapa bilang? Aku cuma nggak yakin aja, nggak bilang nggak datang juga, kan?"
Hessa tersenyum tulus.
"Oh, iya. Aku juga bujuk mama sama papa kamu buat datang, meski itu sudah, sih. Tapi mereka beneran datang, kok. Mereka datang buat kamu."
Mama Hessa maju lebih dulu, memeluk anak semata wayangnya itu. "Maafin Mama ya, Sayang."
Perasaannya menghangat begitu saja. Usapan lembut pada rambutnya, membuat matanya memanas seketika. Meski sekuat tenaga ia tetap tersenyum.
"Kamu harus tahu, Mama ... sayang sama kamu."
Keduanya melepas pelukan. "Hessa juga sayang mama."
Mama Hessa mundur selangkah, memberi ruang pada papa Hessa untuk maju lalu merengkuh anaknya, yang akhir-akhir ini jarang bertemu dengannya.
Ia sudah melewatkan banyak hal dari pertumbuhan anaknya. Sampai sekarang menjadi gadis cantik yang kuat, membuatnya merasa bersalah. Membuatnya tersadar, selama ini ia tidak bisa menjadi sosok ayah yang baik untuk anaknya.
"Papa nggak mau bilang kalau papa sayang sama Hessa?" Melihat papanya yang hanya diam itu, Hessa melemparkan pertanyaan.
"Nggak."
Jawaban itu membuat Hessa tersentak, tapi tetap tersenyum.
"Tapi papa sayang banget sama kamu."
Senyumnya mengembang mendengar itu.
"Maafin papa, Sayang. Papa udah jahat sama anak papa sendiri."
"Nggak. Papa adalah papa yang baik."
Hessa menatap kedua orangtuanya, meski mereka sudah berpisah, tapi mereka orang tua Hessa. Itu sudah pasti.
"Makasih, Kak Rian."
Rian melambaikan tangannya kecil. "Jaga diri baik-baik."
Sebuah ending yang sama sekali tidak pernah Hessa bayangkan.
Semua punya perannya masing-masing. Kita pun begitu, kita punya peran kita juga di buku orang lain. Namun begitu, kita adalah tokoh utama di buku kita sendiri.
Alga, dia tak menemani endingku. Dia membuat endingnya sendiri, versinya sendiri.
Lalu Kak Rian, dia pria paling tak bisa kutebak isi pikirannya.
Mama papa, bukan mereka yang membuat luka. Karena sebenarnya, luka itu tak pernah ada. Itu hanyalah tingkah usilnya semesta yang ingin main-main saja. Dia memang suka becanda.
Sekali lagi, kita punya peran masing-masing di cerita orang. Semua hanya membantumu menuju ending.
Lalu endingmu, kaulah yang menentukan sendiri.
–The End–
Ini 'endingku', bukan endingnya.
Masih ada epilog, jadi jgn dihapus dulu yaa:)
Jangan lupa jejaknya~
KAMU SEDANG MEMBACA
AlgaHessa [SELESAI]
Novela Juvenil"Yaudah, kita pacaran aja. Eh, atau langsung nikah? Biar orang tua kita nggak jadi nikah." [Completed - Konflik Ringan] Perjuangan dan rencana gila yang dilakukan semata hanya untuk menggagalkan rencana pernikahan orang tua mereka. ___________ Algar...